Setelah bersiap-siap mereka berdua keluar dari kamar dengan tangan kanan jisoo menggenggam tangan kiri seokjin. Merek menuruni tangga dengan sangat anggun dan sudah di sambut oleh seluruh maid di bawah.
"Mobilnya sudah siap tuan." Ucap jungwoo,supir pribadi seokjin.
"Baiklah."
Mereka berdua keluar rumah dengan jisoo yang senantiasa selalu menampilkan senyumnya. Selama di dalam mobil mereka lebih memilih diam dan hanya melihat pemandangan jalanan seoul dimalam hari. Sampai seokjin membuka mulut untuk memulai pembicaraan malam ini.
"Kau gugup?" Tanya seokjin.
"Uh,a-akku,tidak,maksudku hanya sedikit saja." Ucap jisoo.
"Bersikap netrallah layaknya kita sepasang suami istri."
"Maksudmu? Bukankah kita memang suami istri?" Ucap jisoo
"Ya kau benar."
Mereka berdua sudah sampai di hotel bintang lima du seoul,yaitu signiel seoul. Tampak mobil-mobil mewah berlalu lalang memasuki pintu masuk hotel ini. Menandakan bahwa pesta malam ini hanya akan di hadiri oleh orang-orang penting di seoul.
Jungwoo membukakan pintu untuk seokjin terlebih dahulu. Lalu seokjin membukakan pintu untuk jisoo dan meraih tangan jisoo untuk membantunya keluar dari mobil. Mereka berjalan menuju aula dengan seokjin yang terus merangkul pinggang jisoo,menunjukkan bahwa memang dia sudah menikah.
"Selamat datang tuan kim." Sapa direktur lee,orang yang mengadakan pesta ini.
"Terima kasih direktur nim,perkenalkan dia adalah istriku."
"Halo nyonya kim,oh apakah kita sudah pernah bertemu?" Tanya direktur lee karena merasa tidak asing dengan wajah jisoo.
"Benar,kita pernah bertemu sebelumnya." Ucap jisoo.
"Ahh kau jisoo bukan,putra dari kim yeosok."
"Benar,senang bertemu denganmu direktur nim." Ucap jisoo dan di balas senyuman oleh direktur nim.
Pestanya sangat meriah,namun cukup membosankan karena jisoo tidak mengenal siapapun di sini kecuali direktur dan suaminya. Dia selalu menolak datang untuk pergi ke acara pesta karena memang dia tidak pernah tertarik dengan pesta semacam ini.
Selama pesta berlangsung jisoo hanya terus berdiri di samping seokjin,memperhatikan bagaimana suaminya berbicara dengan rekan bisnisnya. Jisoo paham karena jisoo juga seorang bisnis women bukan?
"Kau bosan?" Tanya seokjin kepada istrinya.
"Sedikit." Jawab jisoo.
"Baiklah mari kita pulang." Ajak seokjin.
"Benarkah? Jika kau ingin tetap di sini tak apa." Ucap jisoo.
"Tidak,kita pulang sekarang,ini sudah sangat malam."
"Baiklah."
Seokjin keluar dengan jisoo yang mengikutinya dari belakang. Jungwoo yang sedang bediri di dekat pintu keluar langsung menghampiri tuannya.
"Tuan ingin pulang sekarang,tunggu sebentar tuan akan saya siapkan mobilnya." Ucap jungwoo dan langsung pergi mengambil mobil. Tidak lama setelah itu,mobil mereka berdua sudah sampai dan mereka masuk dan langsung pergi meninggalkan hotel.
Jalanan seoul menjadi lebih sepi dari pada tadi. Tentu saja ini sudah sangat malam,siapa yang ingin berkeliaran di malam hari? Bukankah lebih enak istirahat di rumah.
"Jisoo kau bilang ingin pergi ke kantor besok pagi?" Tanya seokjin.
"Tentu saja,apa kau keberatan?"
"Ahh tentu saja tidak,hanya saja aku khawatir jika kau kelelahan."
"Tidak,aku membangun perusahanku selama 10 tahun dengan tanganku sendiri,aku sudah terbiasa."
"Mm begitu,maksudku kau sudah menikah dan apa kau tidak lelah mengurus pekerjaan dan rumah sekaligus."
"Apa maksudmu? Kau ingin mengatakan sesuatu? Jika iya katakanlah."
"Mm beginii,bagaimana jika pilihan sooya aku yang mengelola dan kau hanya di rumah saja mengurus rumah dan diriku."
"Apa maksudmu,apa kau benar-benar berfikir ingin memiliki pilihan sooya? Yaa asal kau tahu,kau memang suamiku tapi aku tidak bisa memberikan pilihan sooya begitu saja." Ucap jisoo sambil sedikit berteriak.
"Tidak,tidak begitu,bagaimana jika nanti kita punya anak,aku tidak ingin kau terlalu sibuk."
"Punya anak? Ohh apakah kau bercanda? Apakah selama ini kita pernah melakukan hubungan layaknya suami istri? Kita bahkan tidak tidur satu ranjang dan kau berkata kita akan punya anak?" Ucap jisoo dengan amarah yang sudah di puncak,ia kecewa dengan perkataan seokjin.
Mobil mereka sudah sampai di pekarangan rumah,jisoo segera membuka pintu dengan cepat dan menutupnya dengan kasar seraya berlali menuju dalam rumah dengan menangis. Maid dan penjaga hanya bisa menundukkan kepala dan menatap satu sama lain dengan wajah bingung.
Seokjin segera keluar dari mobil dan mengejar istrinya dengan cepat,namun jisoo sudah sampai di dalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"Jisoo maafkan aku,aku tidak bermaksud seperti itu,kau salah paham." Ucap seokjin dari luar.
"Salah paham,bagaimana kau bisa mengatakan bahwa ini salah paham seokjin."
"Bukalah pintunya terlebib dahulu dan mari bicarakan bersama-sama."
"Tidak ada yang akan kita bicarakan,kembalilah ke kamarmu dan tidurlah ini sudah sangat malam." Ucap jisoo,jisoo segera meninggalkan pintu dan berjalan ke arah kamar mandi. Menghidupkan kran air di bethup dan membiarkannya terisi penuh. Membuka satu persatu kain yang melekat pada dirinya dan jisoo segera berendam di dalam bethup.
Sungguh malam yang sama sekali tidak bisa di tebak bukan?
Haloo aku update
Bagaiman kabar kalian? Semoga sehat selalu ya!
Aku bosen guys,ngapain ya enaknya? Berikan aku taehyung supaya bosenku ilang,wkwkwk canda.
Kabar kembira untuk kita semua,apa itu? Tunggu saja di chapter selanjutnya
So jangan lupa untuk vote dan komennya guys
See you in nect chapter,bye
KAMU SEDANG MEMBACA
tonight; Jinsoo
FanfictionKisah tentang dua insan yang awalnya saling tidak mengenal,dipertemukan lewat urusan bisnis dari company masing-masing. Sampai akhirnya salah satu dari mereka menaruh hati pada lawan bisnisnya. Kisah mereka dimulai malam ini juga.