"kenapa kau menyuruhku ke sini jin,jika jimin tau dia akan marah kepadaku." ucap rose kepada jin.
Memang saat ini jin menyuruh rose untuk menemuinya di kantor. Jin ingin bertanya kepada rose tentang jisoo.
"kau tau bunga apa yang di sukai jisoo? Aku ingin memberikan dia hadiah setiap hari tapi tidak atas namaku."
"kenapa,bukankah kau ingin menikah dengan irine."
"tenanglah rose,belakangan ini aku melihat jisoo selalu murung,aku sudah tidak pernah melihat senyum ceria di wajahnya lagi. Jadi aku ingin memberikan dia hadiah agar dia bisa tertawa lagi."
"jisoo tidak menyukai hadiah,dia menyukai sikap yang manis dan hangat kepadanya. Dia bisa tersenyum jika ada orang yang bersikap seperti itu kepadanya."jelas rose dan diangguki seokjin."
Saat ingin berbicara lagi,tiba-tiba pintu ruangan jin terbuka dan muncullah jimin dengan wajah datarnya.
"yak,apa yang kalian berdua lakukan disini eoh?"
"tenanglah jimin,aku hanya meminta pendapat dari rose."
"nona park jika sudah selesai kau bisa pergi denganku." ucap jimin sambil melipat tangannya.
"baiklah jin aku pergi dulu,kau lihat sendiri bukan bahwa jimin sangat manja sekali."
Rose dan jimin pergi meninggalkan kantor jin begitu saja. Jin hanya bisa tertawa geli melihat tingkah sahabatnya itu.
Pintu ruangan jin kembali terbuka dan muncullah irine di sana.
"jin maaf menggangumu,ibumu menyuruhku untuk memberikan ini kepadamu. Makanlah"
"terima kasih,kau sudah makan."
"belum,aku akan pergi menemui jisoo terlebih dahulu. Semenjak aku berhenti menjadi sekretarisnya,dia bekerja sendiri dan pasti melelahkan."
"baiklah,mau aku antar?"
"tidak usah,kau makanlah dulu."
Kantor jisoo.
"aku ingin meminta maaf."ucap irine dengan menundukkan wajahnya.
"tidak apa,aku yang seharusnya minta maaf,aku terlalu terbawa emosi karena terlalu lelah mengurusi pekerjaanku."
"bagaimana jika makan siang bersama."tawar irine kepada jisoo.
"baiklah,aku akan membereskan pekerjaanku dulu,kau turunlah terlebih dahulu lalu aku kan menyusul."
"baiklah."
Irine pergi keluar terlebih dahulu,aku memang sengaja menyuruhnya keluar terlebih dahulu.
⌛
"permisi,apa aku bisa bertemu dengan jisoo. Kau sekretarisnya kan." baru saja irine ingin keluar dari lobby namun langkahnya terhenti saat seorang pria berkata seperti itu.
"maaf aku sudah tidak lagi sek..s-suhoo?" belum sempat menyelesaikan bicaranya irine di buat terkejut dengan keberadaan suho di belakangnya. Sudah lama irine tidak melihat wajah suho,wajah yang dulu selalu tersenyum saat melihatnya.
"iya ini aku."
"ada apa kau bertemu jisoo,ah aku lupa kau kan kakaknya jisoo."
"benar,omong-omong kau akan menikah ya."
Deg
Bak tertusuk seribu jarum,hati irine merasa sakit saat suho mengatakan hal tersebut.
"k-kau tau dari mana." tanya irine terkejut.
"dari jisoo,kau pikir kau masih mau menungguku dan membangun keluarga bersamaku."
"tapi kau bilang kau tidak akan pernah kembali."
"lalu,apa kau tidak ada niatan untuk menemuiku ke singapura,apa segitu saja bentuk rasa cintamu kepadaku. Tapi sekarang sudah terlambat,kau sudah ingin menikah bukan. Pergilah aku tidak akan menghalangimu menikah dengan pria pilihanmu."
"ini tidak seperti yang kau kira,pernikahan ini terjadi begitu saja." belum sempat irine menjelaskan semuanya,suho sudah terlebih dahulu meninggalkannya.
Ada sepasang mata yang melihat mereka berdua dari kejahuan. Jisoo sudah merencanakan ini semua,dia memang benar-benar ingin menyadarkan irine akan cinta kakalnya.
Setelah di rasa irine mulai tenang,jisoo menghampiri irine dan pura-pura tidak melihat kejadian tadi.
"kau baik-baik saja." tanya jisoo dengan wajah polos.
"a-ah iy-iyaa aku baik-baik saja,ayo kita makan siang bersama."
Setelah melewati lobby dan perjalanan yang cukup panjang,yaitu 45 menit. Mereka berdua sampai di cafe yang berada di pusat kota seoul.
Mereka menikmati makan siang yang tenang ini,mungkin sedikit canggung untuk jisoo.
Aku update😊
Ada yang nge ship surene?
Jangan lupa baca sama vote yaa💖💜
Makasii💜💖
KAMU SEDANG MEMBACA
tonight; Jinsoo
FanfictionKisah tentang dua insan yang awalnya saling tidak mengenal,dipertemukan lewat urusan bisnis dari company masing-masing. Sampai akhirnya salah satu dari mereka menaruh hati pada lawan bisnisnya. Kisah mereka dimulai malam ini juga.