Hari ini Jungkook berangkat kerja dengan penuh semangat. Sejak semalam dia sudah bertekad untuk tidak menyerah begitu saja pada Hoseok. Dia akan membuat Taehyung jatuh cinta padanya dengan cara yang berbeda.
"Wah kau bawa apa? Kenapa kau nampak sangat bersemangat?" Tanya Jeno, dia adalah teman satu profesi dengan Jungkook dan mereka seumuran.
"Ini? Ini coklat yang ku beli dari gaji pertamaku." Ucap Jungkook sambil mengayunkan sebatang coklat di tangannya.
"Woah! Apa kau akan memberikannya pada pacarmu?"
"Calon pacar lebih tepatnya."
Jeno menatap heran pada Jungkook membuat Jungkook tersenyum lebar.
"Taehyung Hyung. Aku menyukainya."Jeno terbahak mendengar penjelasan dari Jungkook. Memang tidak salah jika Jungkook menyukai Taehyung terlebih Jeno pun mengakui jika Taehyung sangatlah cantik dan menawan. Tapi Jeno cukup tau posisi terlebih Taehyung itu terkenal matre.
"Kenapa? Kau meremehkanku? Lihat saja akan kubuktikan jika aku bisa menaklukkan dia. Dia akan jadi suamiku."
Jeno menghela nafas pelan lalu menepuk-nepuk pundak Jungkook pelan.
"Semoga berhasil tapi kau harus tau resikonya." Ucap Jeno setelah itu.Setelah Jeno pergi mengerjakan pekerjaannya, Jungkook segera menyiapkan beberapa gelas dan membuatkan minuman seperti biasanya. Namun hari ini Jungkook sengaja menambahkan hiasan buah strawberry digelas Taehyung.
"Hai tampan. Kau semakin hari semakin tampan saja. Apa yang dimakan ibumu saat mengandungmu huh?" Goda Jennie saat Jungkook masuk membawa nampan berisi beberapa gelas.
"Selamat pagi Nona." Sapa balik Jungkook sedikit menunduk.
"Uh lihatlah, Tae! Kenapa sih Tuhan tidak adil padanya. Dia sangat tampan tapi sayang sekali dia hanya office boy. Andai saja dia seorang direktur pasti sudah ku ajak menikah." Pekik Jennie sambil meremas tangan Taehyung yang tadinya sedang asik mengetik.
"Yak! Ini sakit sialan! Kau justru terlihat seperti pedofil. Kookie itu masih anak-anak jadi hilangkan pikiran bodohmu itu." Sahut Taehyung lalu mengusap tangannya yang sedikit terasa sakit karena ulah Jennie.
"Kookie? Wah kau punya panggilan sayang untuknya? Luar biasa! Kalau begitu mulai saat ini aku akan memanggilmu Kookie juga." Ucap Jennie lalu bertepuk tangan membuat Yuta menggelengkan kepalanya.
"Sudah kasihan Jungkook. Kau boleh keluar setelah menaruh cangkirnya Jungkook." Sambung Yuta yang di angguki Jungkook.
"Hei kenapa gelas kami berbeda?" Protes Jennie saat Jungkook meletakkan gelas milik Taehyung.
"Um? Apa Nona juga ingin susu strawberry seperti Taehyung Hyung?" Tanya Jungkook dengan polosnya.
"Tidak. Tapi seharusnya kau juga harus menghiasan gelas milikku. Ini tidak adil asal kau tau. Aku kecewa Jungkook." Jawab Jennie layaknya anak kecil yang protes kepada ayahnya.
"Berentilah bersikap menjijikkan. Kau membuatku geli." Sambung Taehyung yang tak habis pikir dengan sikap Jennie.
"Maafkan aku Nona. Besok aku akan menghias gelas milikmu juga."
Jungkook merogoh saku bajunya untuk mengambil sebatang coklat yang telah disiapkannya lalu meletakkannya di meja Taehyung.
"Apa ini?" Tanya Taehyung yang terlihat bingung.
"Untuk Hyung. Ini kubeli dengan gaji pertamaku." Jawab Jungkook pelan sedikt malu apalagi jantungnya berdebar begitu cepat.
"Ah. Oke terima kasih."
"Semoga Hyung meyukainya."
Jennie menatap tak suka pada Taehyung yang nampak acuh saat Jungkook keluar dari ruangan mereka.
"Hei kau keterlaluan. Seharusnya kau bersikap lebih baik. Kurasa kau membuat Kookie-ku sedih.""Kenapa? Ini hanya sebuah coklat. Kau bisa memakannya jika kau mau." Sahut Taehyung yang masih asik dengan laptopnya.
"Kau tau? Ini coklat mahal untuk ukuran seorang office boy. Bahkan ini termasuk coklat limited di Seoul."
"Lalu apa peduliku? Aku tak pernah meminta itu darinya."
Jennie berdecih lalu merampas coklat yang tergeletak di meja Taehyung.
"Aku akan memakannya.""Terserah."
Tbc