22

5.5K 601 8
                                    


"Apa kau sudah gila huh?" Tanya Jennie tak percaya saat dia dan Taehyung telah masuk ke ruangan mereka.




Taehyung menghela nafas lalu duduk di kursi kerjanya.
"Tidak. Aku serius dengan ucapanku." Jawabnya sambil menyalakan laptop dimejanya.





"Ya! Kau pikir bocah ingusan seperti Jungkook bisa memberikannya? Terlebih dia hanya seorang office boy." Ujar Jennie kemudian ikut duduk di kursi kerjanya.





Taehyung mengusap wajahnya kasar. Memang itulah yang Taehyung inginkan. Dia ingin agar Jungkook menyerah dengan permintaan konyolnya karena dia tidak suka mendengar omongan orang tentangnya dan Jungkook yang seakan semua orang menyayangkan Jungkook jika bersamanya. Seakan dirinya begitu tidak pantas untuk dicintai.




"Lagi pula jika serius denganku, dia pasti akan berusaha. Tidak peduli dia siapa." Gumam Taehyung menatap kosong pada layar laptopnya.












🌿🌿🌿





Malam harinya Jungkook mendatangi rumah Seokjin. Dia merasa membutuhkan teman bicara dan Seokjin adalah satu-satunya tujuan.


"Bukannya Hyung pernah bilang jika Taehyung bukan orang sebaik itu? Dia memang memanfaatkan mantan-mantan pacarnya. Kecuali Hoseok." Ucap Seokjin setelah Jungkook menceritakan kejadian pagi tadi sambil menaruh secangkir teh hijau dihadapan Jungkook.



"Tapi aku benar-benar mencintainya Hyung." Ucap Jungkook lirih.



"Yasudah belikan saja dia rumah. Atau tinggal rubah saja setifikat mansionmu dengan namanya. Mudah kan?"



Jungkook terdiam. Memainkan camgkir yang diberikan Seokjin.




"Aku tidak tau alasan Taehyung meminta hal seperti itu. Mungkin dia hanya mencari seseorang yang bisa menjamin hidupnya kelak karena aku juga tidak tau bagaimana kehidupannya di Daegu dulu. Dia hanya bilang keluarganya adalah petani dan dia ingin merubah nasib di Seoul." Ucap Seokjin sambil mengingat awal Taehyung datang untuk menyewa kost miliknya.




"Mau menemui orang-orang yang dekat dengan Taehyung untuk mencari info?" Tawar Seokjin yang duduk disamping Jungkook.




"Siapa?" Jungkook menatap Seokjin penuh tanya.




"Park Jihoon dan Park Jimin. Hanya mereka yang dekat dengan Taehyung. Kurasa kau bisa bertanya pada Jimin karena kalian sudah saling mengenal." Jawab Seokjin.






Beberapa saat mereka saling terdiam sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing hingga tak sadar seseorang mendekat. Namjoon yang baru saja pulang dari kantor menatap heran pada kakak adik yang sedang asik melamun lalu menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.






"Selamat malam Hyung, Mr. Jeon." Sapa Namjoon membuyarkan lamunan keduanya lalu mengecup pucuk kepala Seokjin.






"Malam Hyungie." Jawab Jungkook tampak tak bersemangat seperti biasanya membuat Namjoon menyengritkan dahinya.





"Ada apa ini hm? Aku sibuk menemui klien-klien penting sedangkan Bos kami sibuk melamun disini?" Sindir Namjoon main-main lalu duduk disofa seberang Soekjin dan Jungkook.





"Galau karena pacarnya minta rumah dan mobil." Jawab Seokjin lalu terkikik membuat Namjoon ikut tertawa pelan.





"Lalu apa susahnya? Bahkan kau bisa membelikannya sebuah mansion. Atau berikan saja mansionmu itu padanya. Bukankah kau tak pernah memakainya dan lebih suka tinggal di apartemen?"





Lagi-lagi Seokjin terkikik karena jawaban Namjoon yang sama dengannya. Terlebih wajah Jungkook semakin terlihat bingung. Itu nampak menggemaskan bagi Seokjin.




"Tapi Hyung bagaimana jika Taehyung memang hanya menyukai hartaku bukan karena aku?" Tanya Jungkook menyuarakan kegelisahannya.





Namjoon dan Seokjin saling menatap seakan berkomunikasi, Seokjin mengangkat dagunya yang bertanda dia meminta Namjoon yang menjawabnya.





Namjoon berdehem sambil menyamankan posisi duduknya. Jujur saja dia juga tidak tahu harus menjawab apa karena Namjoon pun tak tahu bagaimana perasaan Taehyung terhadap Jungkook.





"Kook-ah, jika kau menyukai Taehyung dan ingin berjuang maka berikan apa yang dia mau. Dengan begitu dia akan jadi milikmu. Soal cinta kan bisa datang dengan seiring waktu dan karena terbiasa." Ucap Namjoon yang sebenarnya tak yakin dengan apa yang diucapkannya.





Jungkook menghela nafas nampak kacau.
"Aku pulang dulu, Hyungdeul." Ucap Jungkook lalu pergi begitu saja sedangkan Namjoon dan Seokjin hanya bisa menatap kepergian Jungkook hingga keluar dari rumah mereka.






"Apa aku salah bicara Hyung?" Tanya Namjoon.





"Entahlah. Aku pun tidak bisa menjawab pertanyaannya." Jawab Seokjin.












Tbc

Big thanks to readernim for your vomments 💜

MATRE (KOOKV/KOOKTAE) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang