"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti babi huh?" Tanya Jimin yang duduk lalu merangkul pundak Taehyung.
"Kau babinya sial! Aku sedang tidak mood jadi jangan menggodaku." Jawab Taehyung ketus namun justru membuat Jimin tertawa.
"Baiklah-baiklah. Bagaimana kita mabar?"
Taehyung menggeleng lalu menyamankan kepalanya pada dada bidang milik Jimin.
"Mau cuddle saja.""Baiklah. Tapi kau tau kan ini tidak gratis?"
"Tutup mulutmu dan biarkan aku begini dulu."
Jimin tersenyum dan memilih tak lagi bertanya pada Taehyung. Mungkin Taehyung belum siap membahas dan hanya membutuhkan sebuah pelukan hangat.
"Aigoo mesra sekali kalian." Ujar Seokjin yang baru saja datang dan disambut senyuman Jimin.
"Taehyung tertidur. Sepertinya dia punya masalah." Jawab Jimin yang mengeratkan pelukannya.
"Kupikir kalian sangat intim. Kenapa tidak berpacaran?" Tanya Seokjin asal lalu duduk disofa seberang Jimin dan Taehyung.
"Hyung tau? Dulu aku pernah naksir dengan Taehyung. Kupikir dia itu dominan ternyata sama saja." Jawab Jimin sambil tertawa kecil. Konyol memang, dulu Jimin pernah menyukai Taehyung karena sebelumnya Jimin tak pernah melihat orang setampan Taehyung. Tapi karena Jimin mengetahui jika Taehyung sama bottomnya dengan dirinya, maka Jimin memilih hanya berteman saja.
Seokjin tertawa kecil lalu menyandarkan punggungnya kesandaran sofa.
"Padahal jelas-jelas dia cantik. Aku sudah bisa menebaknya sejak pertama melihatnya. Bahkan rasanya aku ingin menjadi top untuknya."Jimin ikut tertawa lalu menepuk-nepuk pelan punggung Taehyung saat Taehyung menggeliat pelan namun tak bangun dari tidurnya.
"Bagaimana hubungan Taehyung dan Jungkook?" Tanya Seokjin lagi.
"Entahlah. Taehyung selalu tak menjawab jika aku bertanya soal Jungkook. Kurasa merasa mereka sedang ada masalah."
"Begitukah? Apa masalah yang serius?"
"Kenapa Hyung? Tidak biasanya Hyung menanyakan orang yang tidak Hyung kenal."
Seokjin terdiam sesat namun segera tertawa pelan meskipun canggung namun Seokjin cukup pandai menutupinya.
"Kurasa aku menyukai Jungkook. Kupikir dia orang baik dari cerita yang kau sampaikan."Jimin hanya mengangguk-angguk. Lagipula memang Jimin menceritakan sisi baik Jungkook pada Seokjin waktu itu.
🌿🌿🌿
Jungkook menghela nafasnya kasar, terdengar seperti seorang frustasi. Sejak kejadian di toilet siang tadi pikiran Jungkook selalu diliputi rasa takut. Takut Taehyung semakin menjauh. Jungkook menyesal karena tidak mengiyakan secara tegas pertanyaan Taehyung.
"Sial! Aku tidak bisa bekerja. Pikiranku dipenuhi Taehyung." Geram Jungkook sambil menutup kasar leptopnya.
Jungkook beranjak dari kursi kerjanya menuju pantry untuk mengambil sebuah kaleng beer lalu meneguknya kasar.
"Aku harus bicara dengan Taehyung besok."Jungkook merogoh saku celananya mengambil ponsel dan membuka chat roomnya dengan Seokjin.
"Apa aku harus memberitahu Hyung dulu?"Sepertinya tidak salahnya jika Jungkook meminta ijin dulu pada Seokjin. Anggap saja semacam meminta doa restu.
Me
Hyung besok aku akan bicara dengan Taehyung. Aku akan kembali berjuang.Jin Hyung
Hwaiting!Jungkook tersenyum senang lalu berlari kecil menuju ruang kerjanya dan kembali duduk di kursi kerjanya.
"Baiklah aku akan berusaha lebih keras lagi." Ujarnya sambil membuka kembali laptopnya karena banyak pekerjaan yang harus segera dikerjakan.Tbc