Dikira Miskin oleh Keluarga Suami
Part 6 (informasi)
Tuuuttt tuuuuttt
"Halo Mir, kenapa nih tumben banget kamu nelfon," ucap Silvi saat panggilanku sudah diangkat."Halo, Sil. Aku mau minta tolong nih sama kamu," ujarku.
"Minta tolong apa?" tanyanya.
"Aku minta tolong buat nyelidikin orang. Bisa nggak?"
"Bisa banget dong asal bayarannya cukup," ucap Silvi.
'Dasar matre,' gerutuku dalam hati.
"Yaudah ntar foto orangnya aku kirim ke kamu ya," ucapku, lalu kuakhiri panggilan telfon itu.
*********
Silvi adalah temanku sejak jaman SMP sampe kuliah. Bukan aku tak tahu bahwa dia adalah seorang penjaja sel*kang*n demi untuk memenuhi gaya hidupnya yang diatas rata-rata.
Walau begitu, Silvi merupakan perempuan yang sangat cerdas. Baik di akademi maupun non akademi. Bahkan, dia bisa sampai kuliah karena mendapatkan beasiswa dari sekolah.
Silvi merupakan anak yang tumbuh di keluarga broken home. Ayahnya selingkuh dan menikah lagi. Ibunya pun tak lama menikah lagi meninggalkan Silvi seorang diri.
Untung saja ada bibinya yang mau menampungnya. Namun, pada kenyataannya, suami dari bibinya hampir memperk*sanya. Hingga akhirnya Silvi pergi dari rumah bibinya dan tinggal di kos-kosan.
***
Aku akan menyuruh Silvi untuk mencari tau tentang keluarga Mas Galih satu persatu. Mulai dari kedua adiknya, ibunya dan terutama Mas Galih, lalu akanku permainkan mereka.
"Akan ku buat hidupmu hancur Mas," ucapku menyeringai.
*************
Tiga hari berlalu sejak kejadian pagi hari itu, Mas Galih tak pernah menampakkan batang hidungnya di rumahku lagi. Aku pun tak mau tau tentangnya.
Kriiinng
Kulihat ada yang menelfonku, ternyata Silvi.
"Halo Sil," sapaku saat panggilannya sudah kuangkat.
"Halo Mir. Aku udah dapet informasi tentang orang-orang yang kamu suruh," ucapnya.
"Iya, gimana?" tanyaku tak sabaran.
"Sabar dong, tapi jangan lupa nanti bayarannya ditransfer ya."
'Dasar matre,' batinku.
"Oke. Nanti aku transfer," ucapku.
"Gini Mir, dari informasi yang aku dapet, yang cowo itu namanya Galih, dia baru aja nikah 'kan sama kamu?" tanyanya sambil diiringi dengan tertawa.
"Sial*n lo! Udah buruan! Aku ada meeting habis ini," ucapku kesal.
"Jangan marah dong, Sayang. Hehehe. Oke aku serius."
Silvi mulai menceritakan tentang asal usul Mas Galih dan keluarganya.
Ah memang Silvi temenku yang paling top markotop untuk urusan menjadi mata-mata.
Dari info yang kudapat, ternyata Mas Galih merupakan mantan narapidana karena membawa kabur uang perusahaan yang awalnya dia pinjam tapi tidak pernah di kembalikan. Nominalnya mencapai 500juta.
Kini Mas Galih sedang dekat dengan seorang wanita yang ternyata adalah karyawanku di kantor. Pantas saja waktu di restoran aku seperti mengenali wanita yang bersama Mas Galih. Tetapi aku tidak ingat.
Bapak Mas Galih, Almarhum Pak Rido, dulunya merupakan juragan tanah, namun, pada akhirnya harus bangkrut karena ulah istri dan anak-anaknya yang mempunyai gaya hidup tinggi.
Tanah yang dipunyai Almarhum Bapak Mas Galih habis untuk membayar hutang di perusahaan yang Mas Galih pinjami dan untuk menebus Mas Galih dari penjara.
Ibu Mas Galih, Bu Sofiatun, merupakan seorang wanita yang BPJS ( Bugdet Pas-pasan Jiwa Sosialita). Harta suaminya habis hanya untuk foya-foya dengan teman-teman sosialitanya.
Hingga akhirnya, Bapak Mas Galih meninggal karena terkena serangan jantung 7 tahun lalu. Dan meninggalkan hutang sebesar 300 juta kepada rentenir yang sampai saat ini hanya terbayarkan 50 juta.
Saat ini Ibu Mas Galih bekerja sebagai buruh cuci di salah satu rumah tetangganya untuk membayar hutang, dan hasil dari Mas Galih ngojek untuk makan sehari-hari.
Sinta, adik pertama Mas Galih kini berusia 20 tahun dan bekerja sebagai waiters di sebuah restoran pun mempunyai jiwa yang sama dengan ibu nya. Kerja hanya untuk membeli barang-barang yang tak penting dan dipamerkan disosial medianya.
Yang terakhir adalah Tari, adik bungsu Mas Galih yang kini usianya 16 tahun. Sekolah di SMA ternama di daerahnya. Memilih sekolah favorit agar bisa terlihat seperti anak orang kaya. Mengaku bahwa orangtuanya adalah pemilik restoran bernama AMSAL GROUP.
Aku hanya bisa tersenyum miris dengan keadaan mereka, apalagi Tari, adik Mas Galih yang mengaku anak dari pemilik restoran AMSAL GROUP. Padahal itu ada restoran milik orang tuaku yang diwariskan kepadaku, AMIRA SALSABILA.
"Makasih ya Sil, atas informasinya," ucapku berterimakasih kepada Silvi.
"Jangan cuma terimakasih, tapi transferannya jangan lupa," ucapnya.
"Oke oke, aku transfer sekarang," ucapku.
"Oh iya Sil, kamu awasin terus mereka berempat itu ya," ucapku sebelum mengakhiri panggilan.
"Gampang itu mah," jawab Silvi.
"Kamu harus kasih info penting tentang mereka berempat ke aku," ucapku lalu mematikan sambungan telfon dengan Silvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikira Miskin oleh Keluarga Suami (TAMAT)
RandomBagaimana jadinya jika pengorbanan kita sebagai seorang istri tak pernah dihargai hanya karena status pekerjaan?