Dikira Miskin oleh Keluarga Suami 33
Part 33 (ending)
"Sin, bangun! Jangan tinggalin Abang!" ucap Galih mengguncangkan tubuh Sinta yang sudah terbujur kaku.
"Jadi ini yang semalam kamu bilang jika kamu mau pulang dan ingin istirahat?" Galih berbicara sendiri.
"Maafin Abang Sin, maaf," ucap Galih menyesali perkataannya yang membentak Sinta.
"Sekarang kamu sudah tenang ya, istirahat yang tenang disana." Galih membelai pipi Sinta.
Galih menggerakkan kursi rodanya untuk meminta pertolongan.
"Tolong!! Tolong!" teriak Galih.
"Apa Mas? Ada apa?" ucap Mas Opik dan Mbak Selly, pasutri yang tinggal disamping kontrakan Galih.
"Mas, Mbak, tolong adik saya," ucap Galih sambil berderaian air mata.
"Ada apa Mas?" tanya Mas Opik dan Mbak Selly panik.
Mendengar suara orang meminta tolong, akhirnya banyak warga yang mengerumuni Galih untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Tolong adik saya, Sin-Sinta meninggal," ucap Galih berderaian air mata.
"Saya mohon, tolong Sinta," ucap Galih memohon.
Para warga yang ada disana hanya saling pandang. Sudah menjadi rahasia umum jika Sinta mengidap penyakit yang menjijikkan.
Tak ada satupun warga yang mau membantu Galih untuk mengurus Sinta.
"Maaf Mas, kami nggak bisa. Kami takut tertular oleh penyakit yang diderita Sinta," ucap salah seorang warga.
Mendengar ucapan warga, Galih hanya bisa menangis, memang sejak diketahui Sinta mengidap HIV/AIDS, tak ada satupun warga yang mau berdekatan dengan Sinta.
"Mas, gimana kalau saya panggilkan ambulan. Biar mereka yang mengurus jenazah Sinta," usul Mbak Selly.
"Bener itu Mas. Daripada nggak ada yang ngurus," celetuk seorang warga.
Tak ada pilihan lain, akhirnya Galih menyetujui usulan warga untuk memanggil ambulan dan menyerahkan jenazah Sinta agar diurus.
******
Satu minggu kemudian
"Bang, besok aku mau berangkat ke India," ucap Tari kepada Galih.
"Loh Tar, kenapa mendadak? Sinta juga baru seminggu lalu meninggal, kenapa kamu malah pergi? Kalau kamu pergi, Abang sama siapa?" tanya Galih.
"Kan aku udah pernah bilang Bang kalau aku mau ke India. Kalau urusan Abang ya itu bukan urusan aku dong," jawab Tari ketus.
"Tar, Abang mohon kamu jangan pergi, kamu kan nggak tau gimana keadaan diluaran sana. Udah kamu disini aja ya nemenin Abang. Abang nggak punya siapa-siapa lagi selain kamu, adik Abang," ucap Galih memohon.
"Nggak bisa Bang, Tari udah daftar jadi TKW, dan besok harus berangkat."
****************************
8 bulan kemudian.
Oekkk oekkk oekkk
"Alhamdulillah, bayinya laki-laki. Sehat dan tak kurang suatu apapun," ucap dokter yang menangani proses kelahiran Amira. Setelah itu, dokter membaringkan bayi Amira di dada Amira.
"Alhamdulillah," ucap syukur Amira dan Reyhan karena Allah memberikan kelancaran untuk persalinan Amira.
Lalu Reyhan mengadzani putra nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikira Miskin oleh Keluarga Suami (TAMAT)
RandomBagaimana jadinya jika pengorbanan kita sebagai seorang istri tak pernah dihargai hanya karena status pekerjaan?