Part 13 (Bertemu Nenek Sum)

1.6K 124 1
                                    

Dikira Miskin oleh Keluarga Suami 13

Part 13 (bertemu Nenek Sum)

"Kalian ...," ucapku tak percaya.

Ternyata pelaku pembakaran rumahku adalah Mas Galih dan Winda.

Aku nggak menyangka ternyata Winda terlibat dalam rencana busuk Mas Galih, padahal aku sudah mewanti-wanti Winda agar menjauhi Mas Galih, tetapi ternyata dia malah ingin menghancurkanku.

"Kalian kenapa tega sama saya!" bentakku.

"Kamu Winda, padahal saya sudah memperingatkan kamu untuk menjauhi Mas Galih karena dia bukan laki-laki yang baik, tetapi kenapa kamu tega sama saya!" bentakku kepada Winda sambil mengarahkan telunjukku kewajahnya.

"Ma--maafkan saya, Bu. Saya terpaksa melakukan ini. Saya dipaksa sama Mas Galih," ucap Winda sambil menunduk.

"Dan kamu Mas? Kenapa kamu tega sama aku! Kenapa!" ucapku menggebu-gebu menahan emosi.

"Kamu masih tanya kenapa? Kamu nggak mikir! Kamu itu udah bikin keluarga aku menderita, bikin keluargaku hancur, jadi aku mau kamu merasakan apa yang aku dan keluargaku rasakan," ucap Mas Galih santai.

Haahhh! Ingin aku tampar dan kuinjak-injak muka mereka berdua jika tak ingat kalau aku sedang berada di kantor polisi.

Mbok Jumi mengelus-elus punggungku, mengisyaratkan bahwa aku harus sabar.

"Sabar, Neng, istigfar," bisik Mbok Jumi disampingku.

Nafasku memburu, dadaku naik turun melihat wajah Mas Galih seperti orang tak berdosa, padahal dia hampir saja membunuhku jika saja kebakaran itu tak segera diketahui.

"Huufffh." Aku menghela nafas panjang agar emosiku sedikit mereda.

"Baik, Pak, saya minta mereka berdua di beri hukuman yang setimpal dengan perbuatannya," ucapku kepada Pak Polisi.

"Huhuhu, Bu, saya mohon jangan penjarakan saya Bu. Kasian nenek saya kalau saya dipenjara," ucap Winda dengan bersujud dikaki ku.

Dengan sedikit risih, kusingkirkan Winda dari kakiku.

"Saya nggak peduli," ucapku dingin.

Sebenarnya aku tipe orang yang tidak tegaan apalagi terhadap orangtua, tapi bukankah itu semua akibat dari kesalahan Winda sendiri yang ikut mencelakaiku.

"Bu, saya mohon bu, tolong jangan penjarakan saya. Sa saya hanya di paksa oleh Mas Galih," ucap Winda.

"Heh! Apa-apaan kamu segala bilang kalau dipaksa sama saya! Lupa kamu kalau kamu sendiri yang menawarkan diri untuk menghancurkan Amira karena dia menyuruh kamu untuk jauhin saya. Lupa kamu!" bentak Mas Galih kepada Winda.

Wow, ternyata Winda memang selama ini dendam kepadaku. Aku kira dirinya paham dengan maksudku yang menceritakan bagaimana perihnya diriku hidup bersama dengan Mas Galih dan keluarganya.

"Ck, ternyata kaliang berdua memang serasi, satunya parasit tak tau diri dan satunya benalu tak tau malu," ucapku sambil tersenyum mengejek.

"Terserah kamu mau bilang apa, yang terpenting aku udah puas bikin kamu menderita," ucap Mas Galih tanpa rasa malu.

Aku sudah tidak betah lagi berlama-lama menghadapi dua makhluk tak tau malu seperti mereka, jadi aku memutuskan untuk pergi dan menyerahkan kasus ini kepada pihak yang berwajib.

"Neng? Simbok mau bicara, tapi sebelumnya maaf ya," ucap Mbok Jumi ketika kami sudah berada di dalam mobil menuju ke hotel.

"Kenapa Mbok?" tanyaku sambil memainkan ponsel.

Dikira Miskin oleh Keluarga Suami (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang