Part 10 (Kebakaran)

1.7K 146 2
                                    

Dikira Miskin oleh Keluarga Suami 10

Part 10 (kebakaran)

PoV Amira

Uhuk uhuk uhuk 

Aku merasakan dadaku terasa sesak. Aku membuka mata dan ternyata kamarku sudah dipenuhi oleh asap tebal. 

Aku mendengar banyak orang-orang berteriak kebakaran dari luar rumah.

Tok tok tok

"Neng! Neng Amira! Bangun Neng! Rumahnya kebakaran!" ucap Mbok Jumi sambil terus menggedor pintu kamarku.

Aku yang masih berusaha mengatur nafas berusaha untuk bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu.

"Ya Allah, Neng. Ayo cepet kita keluar. Di belakang kebakaran," ucap Mbok Jumi panik.

"Ayo Mbok," ucapku, lalu kami berlari keluar rumah karena asap mulai memenuhi seluruh rumah.

Di luar rumah sudah banyak orang yang masih berusaha memadamkan api.

Tak lama kemudian datang 2 unit mobil pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan api. Beruntung api bisa di padamkan dengan cepat sebelum menyambar seluruh rumahku.

"Mbok, kok bisa sih rumah kebakaran?" tanyaku pada Mbok Jumi setelah api padam.

"Mbok juga nggak tau Neng. Tiba-tiba aja kamar Simbok penuh asep. Terus Simbok keluar, ternyata apinya udah sampe dapur," jelas Mbok Jumi.

"Kok bisa sih, Mbok. Apa Mbok lupa matiin kompor?" tanyaku.

"Ya enggak atuh, Neng. Mbok nggak lupa buat matiin kompor." 

Setelah situasi aman, aku, Pak Kosim dan Mbok Jumi dibantu warga membereskan sisa-sisa kebakaran. Terlihat jelas jika gudang belakang dan dapurku sudah hangus bahkan sudah sampai di kamar Mbok Jumi dan Pak Kosim yang berada tak jauh dari dapur. 

'Sepertinya ada yang tidak beres. Aku harus laporin ini ke polisi,' batinku.

"Neng! Neng Amira." Salah seorang warga berteriak memanggilku.

"Neng, saya nemuin jerigen bensin di samping gudang," ucapnya.

"Hah?" tanyaku tak percaya.

"Saya rasa rumah Neng Amira sengaja di bakar sama orang Neng. Ini buktinya," ucapnya sambil menyodorkan jerigen bensin ke arahku.

"Makasih ya, Pak udah bantu," ucapku.

Setelahnya semua warga dan 2 unit pemadam kebakaran pun pergi. Sekarang sisa aku, Mbok Jumi dan Pak Kosim yang masih syok dengan kebakaran tadi.

"Neng? Neng Amira nggak papa?" tanya Pak Kosim padaku.

"Nggak papa kok Pak. Yang penting kita semua selamat," ucapku.

"Neng, maaf. Simbok rasa ada yang nggak suka sama Neng Amira, makanya mau nyelakain Eneng. Mbok takut kalau sampai Neng Amira kenapa-kenapa," ucap Mbok Jumi mengkhawatirkanku.

"Mbok tenang aja ya, untuk sekarang sepertinya kita jangan tinggal di rumah dulu. Kita ke hotel Papa aja ya. Biar rumah direnovasi dulu," ucapku.

Setelah itu kami beberes barang-barang kami yang akan kami bawa ke hotel.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Aku masih punya sedikit waktu sebelum ke kantor polisi untuk melaporkan kasus kebakaran yang terjadi di rumahku.

Dikira Miskin oleh Keluarga Suami (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang