Bölüm 5 | Yessica Karacay

1.4K 222 24
                                    

Jadi di part kali ini, nanti kalian bakal diceritakan sisi masa lalu dari Chika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi di part kali ini, nanti kalian bakal
diceritakan sisi masa lalu dari Chika.
.
.
.
.
.

Warning GXG
_____

Chika POV Onn.

Hai.

Salam kenal semuanya, namaku Yessica Tamara Karacay kerab dipanggil Chika. Ini kisah ku sebelum trauma berat menghampiriku saat itu, semoga kalian mau membaca kisah masa laluku yang—menurutku sedikit kelam ini.

Sebenarnya, aku masih duduk di bangku SMA saat ini tapi karena lain hal yang membuat aku tak bisa bersekolah. Ya, selama ini aku homeschooling soalnya Papah tidak pernah mengizinkan ku bersekolah umum, katanya “Buat apa sekolah umum? Kalau trauma mu kumat lagi, siapa yang bakal nolongin kamu? Enggak akan ada, justru teman-temanmu bakal anggap kamu anak aneh.”

Aku nggak marah saat papah ngomong gitu karena omongan papah ada benarnya juga, orang-orang disana hanya akan mempertontonkan diriku bukan menolongku.

Tepat pada 5 tahun yang lalu. Hari dimana banyak kehancuran yang datang ke dalam kehidupanku, ketika malam hari disaat aku baru saja pulang dari acara makan bersama dan bercanda dengan papah dan mami. Justru berubah menjadi malam yang menyeramkan buatku, malam yang merusak kebahagiaanku, kesenanganku, dan malam yang menghancurkan banyak impianku saat itu. Mau tahu? Iya, malam itu aku diperkosa oleh kakekku sendiri dan menjadikanku budak seksnya saat itu.

Aku benci si tua bangka sialan itu, aku marah besar dengannya bahkan rasanya aku ingin sekali membunuhnya. Aku tidak peduli walaupun dia eyang ku dan ayah kandung dari papah ku, aku tidak memperdulikan itu. Kalau kalian bilang aku begitu tega, apa bedanya dengan dia? Dia bahkan tidak memberikan ku bernafas sedikit pun, dia tidak membiarkan aku untuk merasakan kebebasan sehari saja, dia bahkan sangat tega memperlakukan layaknya budak. Apa aku nggak boleh melakukan hal sama seperti dia memperlakukan ku saat itu?!

2 tahun lebih diperlakukan seperti itu tanpa papah, mami dan keluarga besar ku tahu. Anak usia 14 tahun yang masih belum mengerti banyak hal, bisa apa saat itu?! Dia cuma bisa mengangguk nurut, dia cuma anak kecil yang hanya pasrah, anak kecil yang bahkan—enggak bisa berbuat apa-apa.

Makin kesini mami semakin curiga karena selalu memergoki eyang sering keluar masuk kamarku saat malam hari, sampai akhirnya papah pasang CCTV diam-diam tanpa sepengetahuan ku serta eyang dan disitulah perlakuan bejatnya ketahuan oleh papah dan mami. Papah marah besar hingga terjadi perkelahian yang membuat para warga komplek mulai berkerumun di depan rumah ku, saat itu aku hanya diam sambil menangis memeluk tubuhku.

Papah langsung membawa kasus ini ke pengadilan saat itu aku masih syok sehingga beberapa kali tak hadir di pengadilan untuk bersaksi. Tapi, mami terus menyakinkan aku untuk terus terang atas perlakuan eyang sampai aku menceritakan semuanya ke hakim dan eyang diputuskan mendapatkan hukuman 20 tahun dipenjara, papah marah karena hakim tak memberi hukuman mati kepada eyang.

Posisiku saat ini sedang terduduk di atas kursi roda, aku bisa melihat papah bersimpuh di hadapanku. Tatapan matanya menyiratkan kesedihan dan kehancuran.

“Maafin papah ya? Maaf, papah benar-benar bodoh, papah enggak layak disebut sebagai seorang ayah karna sejauh ini papah nggak tahu kalau kamu diperlakukan seperti itu sama ayah papah sendiri. Maafin papah ya, Nak?” ucap Papah sambil menggenggam erat tanganku.

“Papah benar-benar minta maaf atas perlakuan ayah papah.” Lirihnya.

Air mata ku terjatuh saat papah menangis sambil terus meminta maaf, rasanya aku ingin memeluknya tapi tubuhku seakan berat untuk digerakkan, bahkan mulutku rasanya sangat kelu sampai susah untuk berbicara.

“Kenapa kamu diam, Nak? Ayo bicara, kamu marah sama papah ya? Maaf ya.” ucap Papah sambil mencium punggung tanganku.

Aku cuma bisa menggelengkan kepalaku.

“Sebenernya aku udah maafin papah, tapi mulut aku susah buat digerakkin.” Batinku.

“Kamu maafin papah kan?” Aku mengangguk.

Papah memelukku dengan erat setelah itu menatap mataku.

“Kita pulang ya?” Aku menggelengkan kepalaku.

Aku tak ingin pulang ke rumah itu lagi, aku juga tidak ingin tidur dikamar yang penuh dengan kejadian-kejadian menyeramkan itu.

“Pulang ke rumah mami ya?” Bujuk mami.

Aku hanya diam tak mengangguk ataupun menggeleng.

“Nggak akan ada yang jahatin kamu lagi, mulai hari ini kamu tidur mami temenin. Mau ya, pulang ke rumah mami?” Bujuk Mami lagi.

Aku ingin sekali ke makam adik bungsu ku, aku ingin mengucapkan kata itu tapi rasanya sangat sulit.

“Chris—ty.” ucapku dengan sebisaku.

“Mau ke makam, Christy?” Aku mengangguk.

“Besok aja ya? Kamu harus banyak istirahat.” Aku menggeleng cepat.

“Besok aja ya sayang, sepulang dari rumah sakit pas selesai pemeriksaan kesehatan kamu baru kita makam.” Bujuk Papah.

Lagi-lagi aku menggeleng, “Chris—ty.”

Aku terus mengucapkan kata ‘Christy’ dengan terbata-bata sambil sesekali meronta-ronta di atas kursi roda.

“Oke, kita makam adek tapi harus janji jangan kayak gitu lagi? Papah sama mami enggak suka lihat kamu nyakitin diri kamu sendiri.” ucap Papah yang langsung aku anggukin.

Setelah menempuh perjalanan 20 menit dari pengadilan ke makam akhirnya sampai juga. Disini, ditempat ini menjadi saksi atas kepergian adik kesayanganku. Angelina Christy diusia 12 tahunnya ini dia sudah lebih cepat pergi dari dunia akibat tabrak lari, sampai saat ini pelakunya belum ditemukan dan aku pastikan aku nggak akan tinggal diam kalau sampai tahu siapa pelakunya. Aku menjadi kesepian tidak punya teman cerita lagi saat dia pergi meninggalkan aku, papah dan mami. Aku rindu setiap ucapan yang keluar dari mulutnya yang super bawel itu, misalnya seperti.

“Kak Chika, ayok main.”

“Kak Chika, tolong bantu aku kerjain pr.”

“Kak Chika, tolong ambil ini.”

“Kak Chika, tolong ambil itu.

“Kak Chika.”

“Kak Chika.”

Dia tak pernah lelah membuatku kesusahan karena harus mengerjakan tugas sekolahnya. Dirasa sudah cukup aku langsung pulang ke rumah mami untuk mengistirahatkan tubuhku.

Yasudah, aku sudah lelah ingin tidur. Segini dulu ya untuk cerita masa laluku, maaf bawel hehe.

Bye bye, see you

Chika POV Off.

……

TBC

Kali ini update lagi, kok saya rajin banget ya update cerita alias salahin author satunya dia otaknya ngalir mulu jadi update lagi.

Maaf kalau ngebosenin, jadi gimana buat Part versi masa lalu Chika? Greget nggak gais sama eyangnya? Lebih kasian sama Chika atau dedek Kiti nih?

Terima kasih sudah membaca dan ayo vote cerita biar terus berkembang 🙏😊

By Nopnop23 x RynAsbly

WITH YOU - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang