Bölüm 1

3.4K 285 18
                                    

Warning GXG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning GXG

WALAUPUN SUDAH TAMAT JANGAN LUPA DI VOTE YAA, MAKASIH :)
______

Terlihat seorang gadis berambut panjang sedang terduduk dikursi dengan tatapan mata yang kosong. Beberapa namanya dipanggil namun tak ia dihiraukan sama sekali, beberapa ada yang mencoba mengajaknya berbicara tapi lagi-lagi tak ia jawab. Tatapan mata yang kosong, wajahnya terlihat sangat datar, penampilannya juga benar-benar sangat lusuh.

“Chika, makan dulu ya? Kamu belum makan dari kemarin.”

Ia mendengar jelas suara itu tapi tak ia jawab, Aya—berstatus ibunya terus-menerus berbicara dengan putri sulungnya bernama Chika.

“Mami suapin ya? Ayok buka mulutnya.” ucap Aya menyuapkan bubur ayam kearah putrinya.

“Kenapa? Kamu suka banget loh sama bubur ayam, kenapa sekarang enggak mau buka mulutnya? Chika, mami mohon makan ya, Nak.” ucap Aya hatinya sakit melihat putri kesayangannya ini terus saja diam tak mau berbicara ataupun makan.

“Makan dulu ya, kamu be—”

Prang!

“ARRGHHH!” Teriak Chika yang sekaligus melempar makanan ditangan Aya, membuat Aya sangat kaget dengan apa yang Chika lakukan barusan.

“Mas! Mas Putra!” Panggil Aya kepada suaminya.

Laki-laki paruh baya datang dengan terkejut melihat pecahan kaca dan makanan berserakan dilantai.

“Astaga, ini kenapa?” Tanya Putra suami Aya.

Putra langsung memeluk istrinya yang menangis, ia sedih melihat putrinya benar-benar layaknya seperti orang yang mengalami sakit mental.

“Biar aku yang coba nenangin, Chika.” ucap Putra berjalan perlahan menuju putri sulungnya itu.

Beberapa kali melihat putrinya tertawa tidak jelas lalu bersenandung kecil dengan posisi memeluk lutut.

“Chika sayang. Ini papah, Nak.” ucap Putra.

Mata Putra memanas, hatinya tersayat melihat kondisi Chika yang begitu kacau balau. Ia sudah semampu mungkin membawa Chika ke psikiater bahkan membawanya ke rumah sakit terbaik dan termahal, agar putrinya ini dapat sembuh namun ia tidak mendapatkan hasil apapun.

Chika menatap tajam benar-benar sangat tajam kearah Putra.

“Papah?” Putra mengangguk.

“Papah? Hahahaha papah. Kamu bohong! Kamu bukan papah! PAPAH!” ucap Chika yang kembali berteriak tidak jelas.

Putra menggeleng, “Ini beneran papah. Chika suka makan Pasta kan? Papah sering bikinin kamu Pasta kesukaan kamu, setiap ulang tahun pasti kamu selalu minta itu ke papah. Ini beneran papah, Nak.”

WITH YOU - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang