Kekesalan

598 98 4
                                    

Don't forget to vote & comment
Happy reading :)







***

Rose POV

"Sampai kapan lo gak jujur soal identitas lo ke Jisoo" ucap Lisa yang sedang duduk disampingku.

Saat ini kami sedang bersantai diruangan pribadi yang khusus dibuatkan oleh Papa untukku di sekolah ini. Dengan ruangan yang terletak ditingkat paling atas sekolah dan berdinding kaca yang tebal serta menghadap kelapangan sehingga dapat melihat taman-taman dan aktivitas murid lewat ruangan ini.

"Kamu kan tau Li, identitas asli ku gak boleh bocor ke siapapun selain kamu disekolah ini"

"Hmm, gue cuman gak mau lo dipandang rendah sama murid yang lain"

"Tenang aja, aku bisa atasin itu"

Tak lama setelah itu, aku pun berjalan mendekat kearah dinding kaca sambil melipat kedua tangan didada melihat indahnya pemandangan dari bawah. Saat tengah fokus, mataku tak sengaja melihat sosok yang ku kenal. Dia berjalan beriringan dengan seseorang. Akupun semakin memicingkan penglihatanku dan secara perlahan kedua tanganku mengepal.

Rasa marah, kesal, tak rela menjadi satu!

Aku tak tahu mengapa tak bisa mengontrol emosiku saat melihat mereka, Jisoo dan Bobby. Marah pun aku tak berhak karna kita tidak memiliki hubungan lebih. Aku sadar Jisoo menaruh rasa padaku lewat tatapan mata serta cara dia berbicara padaku. Bukannya ingin mengggantungkan rasanya, tapi aku hanya ingin memastikan apakah ini benar-benar cinta dan bukan hanya sekedar rasa nyaman semata. Apalagi hubungan seperti ini lebih berat untuk kedepannya.

Dengan tanpa sadar aku menendang kursi yang ada didekatku kemudian berjalan kebelakang dan duduk disofa yang bersebrangan dengan Lisa.

"Lah, lo kenapa Rose" tanya Lisa yang kupastikan heran dengan tingkahku.

"Gak apa-apa"

Kemudian aku memejamkan mata untuk meredam emosi yang kurasa.

"Sial! Ini menyesakkan" batinku

"Lo cemburu liat Jisoo jalan bareng Bobby ya?" tanya Lisa setelah melihat keluar dan tau penyebab amarah Rose.

"Enggak"

"Gak usah ngelak deh, dari tingkah dan perlakuan lo aja ke Jisoo udah ngebuktiin kalo lo ada rasa ama dia"

"Sok tau"

"Hadeh, lo pikir kita sahabatan dari kapan? Kita sama-sama tumbuh ya, dan gue udah hafal betul dengan sikap lo yang kaku, dingin dan acuh ke orang lain tapi enggak ke Jisoo"

SKAKMAT!

Aku tak bisa mengelak lagi dari ucapan Lisa yang memang benar. Hanya Jisoo yang mampu meruntuhkan sifat kaku dan dinginku. Tapi aku hanya ingin waktu sebentar saja untuk lebih mempersiapkan diri menjalani hubungan yang seperti ini.
Tak bisakah Jisoo menungguku untuk sebentar saja?

"Mending lo jujur ke Jisoo tentang perasaan lo. Sebelum dia bareng yang lain"

Deg...

Ucapan Lisa langsung membuatku cemas dan menjadi bomerang pada diriku sendiri. Bingung, aku bingung harus melakukan langkah yang seperti apa.

"Aku butuh waktu sedikit lagi, hubungan kayak gini butuh pemikiran yang matang buat ngambil langkah selanjutnya" ucapku akhirnya.

"Gue dukung lo Rose"

Aku pun mengelah nafas dengan sesak, seakan-akan memiliki beban yang berat.

"Jisoo, kamu lelah menungguku?" batinku gelisah.

Stuck On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang