Senam Jantung

591 92 2
                                    

Don't forget to vote & comment
Abaikan typo
Happy reading :')







***

"Huft hampir aja"

Rosé POV

"Astagaa, ternyata Papa Jisoo itu rekan kerja Daddy" Gumamku dengan jantung yang masih berdebar.


Cemas?

Sudah pasti, hampir saja rahasiaku terbongkar.

Bukannya aku tak ingin jujur tentang identitasku yang sebenarnya kepada Jisoo, tapi aku rasa waktunya belum tepat. Terlebih lagi aku terikat janji dengan daddy kalau aku tak akan membocorkan identitasku kepada siapapun, demi keselamatan ku sendiri.

Untungnya aku melihat Jisoo saat turun dari mobil, jika tidak tamatlah riwayatku.

Flashback on

"Hmm, udaranya menyegarkan" ucapku.

Saat ini aku sedang berada di balkon kamar menikmati pemandangan langit. Hal ini sudah menjadi rutinitas malamku jika aku telah belajar atau menyelesaikan tugas sekolah.

Aku tau bahwa malam ini akan ada tamu dari beberapa kolega kerja kepercayaan Daddy yang diundang ke mansion ini untuk makan malam. Beberapa dari mereka membawa anaknya yang salah satunya teman sekolahku, Jennie.

Saat asik melihat pemandangan sekitar dengan secangkir susu coklat hangat, aku melihat ada mobil jenis Maybach yang memasuki kawasan mansion.

"Kok gak asing ya" ucapku mencoba mengingat dimana aku pernah melihat mobil itu.

Mobil itu terpangkir tepat di depan Mansion, tak lama setelah itu turunlah sosok tinggi tegap yang sudah cukup berumur, kemudian disusul oleh seorang wanita yang umurnya kuperkirakan umurnya tak jauh dari Mommy.

Deg...

"L-loh, bukannya itu tante....... C-celine?!"
Ucapku kaget.

Berarti......

Kemudian seseorang yang sangat aku kenal menyusul turun dari mobil itu.


Mampus!

JISOO?!

Gawat, ternyata Papa Jisoo rekan kerja Daddy! Dunia sempit sekali.

"Aish, bagaimana ini?!" ucapku panik, aku yakin Mommy akan memyuruhku bergabung di acara makan malam ini seperti sebelum-sebelumnya.

"Berpikir lah otak, ayo cari alasan yang logis"

Sambil bermondar-mandir, aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku.

Tok..tok...tok..

"Non.."

HELP MEEE!!

Rasa cemas langsung menyerangku. bagaimana tidak, Bi Ira datang! Ku pastikan itu perintah Mommy atau Daddy yang menyuruhnya untuk memanggilku.

Tanpa berniat melangkah sejengkal pun agar Bi Ira tak curiga, aku tetap diam di posisiku, menunggu Bi Ira pergi.

Mungkin karna tak mendapat jawaban dariku, tak lama setelah itu Bi Ira pun pergi dari depan kamarku.

"Huft, untung aja pintunya aku kunci tadi. Haahh, aku selamat dari bencana"

Ucapku dengan menyenderkan badan di dinding kamar sambil menghela nafas lega. Aku mengusap dada, beruntung jantungku tak pindah tempat karna panik :v

Stuck On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang