#CINTA_DALAM_ISTIKHARAH.
#PART 13
Malam pun tiba, setelah selesai shalat isya Naisya berniat untuk langsung tidur, hari ini tubuhnya terasa lelah karena habis menempuh perjalanan jauh.
Samar-samar terdengar ada yang uluk salam dari luar rumah, dan Ayahnya Nais membukanya, dari suaranya terdengar seorang pria paruh baya, ternyata Abahnya Aditya beserta Kakak ipar laki-lakinya datang, minus Aditya. Sepertinya ada hal yang penting yang akan di bicarakan, Naisya pun mendengar pembicaraan ketiga orang dewasa dari balik pintu kamarnya.
"Hasil dari Istikharah saya semalam, alhamdulillah memperlihatkan tanda putih hasilnya benar-benar baik, jadi akadnya bisa segera di percepat." Kakak Aditya menjelaskan.
Iya, hasil Istikharah menandakan baik, jadi Naisya dan Aditya di takdirkan berjodoh dengan syari'at istikharah. Meski awal-awal saling menolak jika nasibnya bagus, kedua orang tersebut akan cocok. Seiring berjalannya waktu rasa Cinta akan tumbuh.
Ini adalah istikharah kedua mereka, yang pertama Kakanya Adit yang di cianjur yang melakukannya hingga tersematlah ide jika Naisya harus mondok dulu di sana, sebagai pengawasan juga dan perkembangan perubahan pada Gadis belia itu, agar bisa memastikan jika Naisya siap atau tidaknya serta ilmu-ilmu agama yang di ajarkan pada Naiss secara ketat, dan istikharah kedua menandakan jika Naisya sudah siap di nikahkan meski usianya masih sangat muda.
Naisya hanya diam setelah mendengar pembicaraan itu, ya ia diam saja karena ia sedang sendiri.
Tiba-tiba tersirat dalam idenya untuk menghubungi Aditya, meski gugup, setidaknya Naisya harus tahu lebih banyak tentang calon suaminya itu.Naisya meraih hanphonenya, sekarang sim cardnya juga sudah aktif, gadis itu menggeser-geser benda persegi panjang itu dan mencari nomer yang pernah menghubunginya 6 bulan yang lalu, setelah mengecek di aktifitas panggilan nampaklah nomer yang tidak ada namanya, tidak salah lagi ini adalah nomernya Aditya. Untuk nama Naisya bingung harus menamainya apa?
Setelah panggilannya tersambung tinggal menunggu penerima, Naisya sedikit was-was, pasalnya ia bingung harus berbicara apa.
Akhirnya sang empunya pun menerima panggilannya, terdengar suara baritone dari sebrang sana.
"Halo? Assalamualaiku?" ucapnya dengan nada bertanya-tanya.
"Waalaikumsalam," jawab Naisya dengan suara sekecil mungkin.
"Siapa ini?"
"Ini aku, masa tidak kenal suaranya?"
Tut- apa? Sambungan terputus secara tiba-tiba, Naisya sontak langsung mengerucutkan bibirnya, apakah Aditya memang seperti itu jika ada penelpon yang tak di kenalnya, Naisya juga sengaja untuk menyamarkan suaranya gadis itu hanya ingin menguji Aditya saja, biasanya seorang pria akan penasaran jika sang penelpon asing apalagi jika penelponnya adalah seorang gadis.
Naisya pun menaruh hapenya sembarang arah di atas kasur, ia memilih melanjutkan niat tidurnya, biarkan saja Ia tidak akan berbicara sampai waktunya tiba. Naisya sedikit kesal.Drrt... Drrt... suara ponsel berbunyi, Naisya langsung menoleh kesumber suara, siapakah yang menelpon, baru saja ia terlelap dan sekarang terganggu dengan suara ponsel pertanda ada panggilan masuk.
Dengan malas Naisya meraih ponsel itu dan menerima panggilannya. Matanya sedikit membulat ketika ia melihat deretan nomer yang tak asing baginya."Hallo," sapa Naisya ragu-ragu.
"Assalmulaikum?"
"Waalaikumsalam," balas Naisya.
"Ini kamu ya, Dek?" tanyanya.
"Iya, kok tahu?"
"Nebak aja, ternyata emang benar kalau ini kamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM ISTIKHARAH
RomanceNamaku Naissya Nabillatifah, usiaku 15 tahun, tepat di hari kelulusan aku di jodohkan dan langsung di lamar, aku bahkan harus mondok di pesantren yang sudah di pilih Ayah tunanganku. Aku yang tidak tahu apa-apa, tidak tahu Dia siapa, tiba-tiba harus...