PART 20

94 4 0
                                    

#CINTA_DALAM_ISTIKHARAH.

#PART 20

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu langsung membuyarkan Naisya yang telah menikmati pelukan hangat sang suami, begitupun sebaliknya.
Dengan sigap Naisya turun dari tempat tidur setelah mengenakan seluruh pakaian serta hijabnya.

Cklek.

"Itu temen-temen Teteh mau pamit kembali ke pondok, mereka menunggu di teras," ucap sang Mama. Naisya melihat ke arah luar yang memang pintunya tidak di tutup. Nampak teman-teman kobong Nais tengah menunggu.

----

"Teh kami pamit kembali ke pondok," ucap Anna mengulurkan tangan tanda berpamitan. Mereka bertiga juga ikut melakukan hal yang sama.
Risa, Rina dan Latifah.

"Iya, hati-hati, semoga selamat sampai tujuan, Risa gak menunggu lama di rumah?"

"Enggak Bi, sekalian aja bareng mereka," jawab Risa, membalas uluran tangan yang kini sudah menjadi bibi iparnya. Naisya menghampiri Teh Maesa dan bersalaman, hari ini mereka akan kembali ke pondok dengan menaiki mobil menuju cianjur.

"Teh, Nais wajahnya agak pucat ya?" bisik Latifah ketika mereka sudah di luar gerbang dan hendak menaiki mobil. Sedangkan Nais melihat dari teras saja. Aditya juga keluar dan bersalaman dengan Kakaknya yang hanya berdiri di dekat gerbang menunggu para penumpang masuk semuanya.

"Maklum Fah, pengantin baru," jawab Teh Maesa yang tidak sengaja mendengar pertanyaan Latifah. Kini mereka sudah masuk ke mobil sepenuhnya kemudian melambaikan tangan bersamaan ke arah Naisya.

Setelah mobil tak terlihat lagi, Naisya dan Aditya kembali masuk ke rumah, sesekali pandangan mereka bertemu dan saling balas senyum seribu arti, mereka masih di luar dan Mamanya juga masih ada. Untungnya Mamanya Nais tidak melihat.

Cklek.

Naisya langsung kembali merebahkan diri di kasur, tubuhnya terasa lelah dan juga berat apalagi ia harus menahan sakit mati-matian di area tertentu.

Seharusnya ia memasak untuk suami di hari pertama, tapi mengingat dirinya yang lelah tidak bisa di hindarkan akhirnya Naisya tertidur, di susul dengan Aditya. Mereka tidur hingga jam 11 siang.

Tok Tok Tok

Pintu kembali di ketuk, dari pagi hingga siang Naisya jadi anteng di kamar, Mamanya sedikit khawatir mengingat putrinya dan menantunya  itu belum makan.

"Iya Ma, Nais ketiduran."

"Cepat bangun makan dulu, udah siang, tidurnya harus ingat makan donk." Mamanya kemudian pergi dari depan pintu kamar putrinya, Naisya hanya tersenyum.

------

"A? Aa bangun!"

"Hmm, iya Dek?" Aditya bangkit dari tidurnya, sesekali membenarkan letak sarung yang ternyata masih menggunakan sarung milik Awan.

"Bangun, kita makan. Aku udah lapar." Naisya malah beringsut naik kembali ke tempat tidur.

"Katanya ngajak makan kok malah tidur lagi?" tanya Aditya. Ia sadar akan kondisi istrinya yang tidak memungkinkan. Jika saja Aditya sedang di rumah Abahnya ia akan mengambilkan makanan untuk istrinya yang sedari tadi menahan sakit, Aditya paham meski Naisya tidak mengatakannya juga.

"Lapar tapi malas," tutur Naisya dengan suara yang pelan.

"Sakit ya?"

Mendengar pertanyaan Aditya bukannya menjawab, Naisya malah tersipu malu.

CINTA DALAM ISTIKHARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang