Hai Readers 👋👋
see you again with the author
.
.
.
.
SKUY BACA 😗Terhitung 3 hari Kelvino tidak masuk sekolah bahkan dia tidak mengabari para sahabatnya karena nomornya selalu tidak aktif dan para sahabatnya pun juga memaklumi karena pasti dia masih berduka dan membiarkan pikirannya tenang.
Billa yang selalu disapa 'Selamat Pagi, Billa!' oleh Kelvino juga rindu karena sudah 3 hari tidak mendengar suaranya, bisa dikatakan Billa setiap hari selalu memikirkan Kelvino.
"Bill, lo tadi udah sarapan apa belum sih?" Tanya Siska.
Billa terbuyarkan lamunannya karena pertanyaan Siska.
"Udah kok, emang kenapa?" Tanya balik Billa.
"Semenjak Kelvino nggak masuk lo kok jadi tambah pendiem gini sih? Lo kangen ya sama si Kelvino?" Goda Siska.
"Nah, pasti Billa udah tumbuh cinta nih sama Kelvino," lanjut Naya.
"Apasih kalian," Billa malu-malu.
"Kalo kata Syifa nih ya, kejar pujaan hatimu sampai dapat karena sekali dia jauh mungkin tidak akan kembali," ucap Syifa dengan gaya sok puitis.
"Hilih gaya lo sok-sok an kayak Mario Teguh banget," ejek Naya.
Syifa geram dan ingin melempar pensil pada Naya, namun niatnya ia urungkan karena mendengar suara seseorang yang tak asing.
"Selamat pagi, Billa!"
Mereka pun menoleh ke sumber suara, dan ternyata itu Kelvino.
Kelvino tepat berada di samping Billa dengan senyum manisnya.
"Lo udah masuk?" tanya Billa ambigu.
"Kalo belum masuk terus gue siapa?" ucap Kelvino.
Billa tersenyum kikuk, "Lo udah baikan?"
"Emang siapa yang musuhan?" tanya Kelvino.
"Ishhh Kelvino!" kesal Billa.
"Hehehe iya-iya, sebenernya masih sedih tapi gue gak boleh sedih lama-lama. Mama pasti gak suka liat jagoan nya nangis terus," ucap Kelvino tegar.
"Jagoan apa?" tanya Billa sedikit menggoda Kelvino.
"Jagoan neon," jawab Kelvino dengan menoel pipi Billa.
Billa tersipu malu dengan perlakuan Kelvino apalagi dihadapan para sahabatnya, tapi Billa bersyukur karena Kelvino telah masuk sekolah dan mencoba menerima takdir yang di berikan Tuhan.
Memang takdir tidak ada yang tahu kita sebagai manusia hanya mampu menerima dengan ikhlas dan lapang dada tidak mungkin juga menentang takdir hidup yang Tuhan beri.
"Yaudah gue mau ke kelas dulu, kangen sama temen ogeb," pamit Kelvino yang dibalas anggukan oleh Billa.
"Kelvino!" panggil Billa.
Kelvino membalikkan badannya, "Ada apa? Kangen ya?"
"Apa sih Vin, nanti pulang sekolah gue ke rumah lo boleh nggak?" Tanya Billa.
Deg!!
Sepertinya jantung Kelvino berhenti berdetak sekian detik, tumben Billa ingin ke rumah Kelvino. Bahkan para sahabatnya pun melongo dengan ucapan Billa.
Naya menempelkan telapak tangannya pada kening Billa, takut apa yang diucapkannya tadi Billa sedang tidak sadar.
"Lo baik-baik aja kan Bill?" tanya Naya mengintrogasi.
"Bill, sumpah kalo lo punya masalah sini cerita!" Siska semakin mengada-ngada.
"Ihhh kalian apasih, ya bagus dong berarti Billa udah suka sama Kelvino dan bentar lagi jadian deh," ucap Syifa dengan girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Pagi, Billa!
Teen FictionREVISI SETELAH TAMAT. Antara bimbang dan suka yang masih melekat dalam pikiran seorang Billa, gadis SMA Candrawinata yang pemalu dan pendiam yang mempunyai masa kelam yang baginya begitu pilu bersama orang yang dia sayang dulu. Dia trauma dan perca...