Bagian 17❤

285 204 1.2K
                                    

Terlalu naif kalau aku mengatakan

semua baik-baik saja,

Setelah ada dia ...

Bolehkah aku memohon

Tolong kembalikan waktu

Aku merindukan Ayah

yang dulu

HAPPY READING
______________________________

Malam ini, suasana agak canggung, sebab Pak Wirawan, ayah dari Gantara  datang menjenguk istrinya yang masih terbaring lemah di rumah sakit. Gantara yang duduk di pojokan sofa hanya melirik malas kehadiran Ayah dan istri barunya itu.

"Gimana keadaan Bunda kamu?" tanya Ayahnya.

Namun, bukannya menjawab Gantara malah menghiraukan ucapnya, dan lebih memilih untuk melanjutkan permainan gamenya di ponsel.

"Gantara, kamu dengar Ayah?!" katanya dengan suara yang terdengar emosi, ia merasa lelah dengan tingkah laku anak di depannya ini.

Semakin menjadi-jadi Gantara bahkan berteriak dengan nyaring saat berhasil memenangkan game tersebut. "Yes!"

"Ganta! Kamu gak pernah diajarin sopan santun sama Bundamu? Ayah lagi bicara!" ujarnya membentak.

Mendengar pria paruh baya itu menyinggung sang Bunda. Ganta menghentikan aktivitasnya bermain game.

Gantara menghembuskan nafas kasar. "Ha! Lucu yah, pertanyaan Ayah." ungkap Gantara dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Kalau Ganta yang balik nanya, pernah gak sih Ayah ajarin sopan santun ke Ganta?" tanyanya membuat sang Ayah terdiam kikuk karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Kenapa diam? Ayah Gak bisa jawab?" tanya Gantara dengan senyum sinis.

Suasana semakin tegang, tak tinggal diam perempuan yang berdiri di sebelah Ayah Gantara mencoba untuk meredamkan suasana tegang ini, "mas udah, dia masih anak-anak loh," ucap perempuan itu sembari mengelus-elus pundak sang suami.

"Diem lo pelakor!" bentak Gantara blak-blakan yang tak kalah emosi dengan adegan drama di hadapannya itu.

"Tuh kamu liat kan, anak ini gak bisa dibilangin," katanya sambil menunjuk Gantara dengan murka, buktinya urat-urat di sekitar pelipisnya bisa terlihat sedikit jelas.

"Bela saja istri Anda."

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat ke pipi kanan Gantara. Merah? Sudah pasti pipi Gantara memerah, bukan hanya merah. Bahkan tamparan itu membuat nyut-nyutan di hampir setengah wajahnya.

"Kamu ini benar-benar kurang ajar! Saya Ayah ka——"

Tak ingin terjadi hal-hal yang diharapkan kedepannya, Gantara lebih memilih untuk menyuruh sang Ayah keluar dari ruangan ini, "mending Anda balik, saya tidak mau Bunda saya kebangun karena mendengar drama tidak jelas Anda dan perempuan ini."

Mendengar hal itu membuat Ayahnya bertambah marah dan mengambil ancang-ancang untuk mendaratkan tamparan kembali. Namun masih ditahan oleh istri keduanya.

"Mas udah, mungkin Gantara capek. Kita pulang yah!" ujarnya dengan suara  lembut, namun sangat menjijikan bagi indera pendengaran Gantara.

MY GANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang