Bagian 26❤

160 113 1.1K
                                    

Kalau ada typo, tandain yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau ada typo, tandain yah

_____________________________________


Hampir sudah seharian ini Kalana tidak menemukan Gantara di sepanjang sudut sekolah, karena rada khawatir ia pun berniat menghampiri pria itu ke kelasnya . Di depan koridor kelas terlihat Chiko duduk selonjoran dengan gaya santainya sambil bersandar di dinding. Kalana kemudian menghampiri Chiko yang juga terlihat dengan siswa lainnya. "Chik, Tara gak masuk yah?" tanya Kalana.

"Iya, telat bangun, Lan," jawabnya.

Mendengar hal itu Kalana lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Oh gitu, pantas aja, gue gak liat seharian. Kalau gitu gue balik ke kelas ."

"Sip."

*****

Hingga tak terasa bel pulang sekolah pun mulai berbunyi, menandakan pelajaran kelas untuk hari ini telah berakhir, semua siswa bergegas mengemaskan barang-barangnya tak terkecuali Kalana.

Kalana berjalan beriringan dengan Salsa ke parkiran mobil, ia berniat buat ikut pulang dengan Salsa. Namun saat mobil melewati halte dengan tiba-tiba Kalana meminta Salsa untuk memberhentikan mobilnya.

"Sal! Sal! Stop dulu! Itu motornya Tara, kan?" tanya Kalana.

Salsa lalu mencoba melihat motor yang tengah dibicarakan Kalana. "Mirip sih, tapi bukannya doi lo gak masuk?" tanyanya heran.

"Gue mau turun, lo balik duluan aja," ujar Kalana.

"Ya udah deh, lagian gue buru-buru juga. Bye, Lana."

"Bye bye."

Kalana kemudian menghubungi Gantara, namun dia baru sadar kalau kuotanya sudah habis kemarin malam. Akhirnya ia pun memilih untuk menunggu Gantara di kursi halte yang tersedia. Tak perlu menunggu lama, Kalana sudah bisa melihat Gantara yang tengah berjalan menuju dirinya.

"Hoi! Kok kamu di sini?" tanya Gantara.

"Aku liat ada motor kamu, lagian dari mana?" tanyanya balik.

"Toilet, kebelet tadi. Terus mampir ke kelas kamu, tapi yang ada cuman siswa piket," ungkap Gantara.

Kalana pun kembali bertanya, "Lagian ngapain ke sekolah?"

"Jemput kamu lah," jawabnya tanpa ragu.

"Aku bisa pulang sendiri, Ta. Aku bisa mesen gojek. Gak usah dijemput."

"Terus gunanya aku apa? Mending uang gojeknya kamu simpan buat besok."

Kalana lalu tersenyum tipis mendengarnya. "Aku ngerepotin kamu, kalau gitu," ucapnya.

"Gak papa, udah biasa direpotin."

Mendengar ucapan itu lantas membuat Kalana merasa tidak enak, karena dia memang sadar diri kalau akhir-akhir ini ia sering merepotkan Gantara.

Di tengah perjalanan, Kalana mengajak Gantara ke suatu tempat. "Nanti kita mampir beli ice cream yah, mau banget makan ice cream," teriaknya.

"Iya, Lan."

Mereka pun mampir di salah satu minimarket di pinggir jalan. Tak butuh waktu lama buat mereka berdua memilih es krim yang ingin dibeli.

"Jangan makan berdiri!" tegur Gantara. "Duduk di sini!" lanjutnya sembari menunjuk kursi hitam yang  terbuat dari plastik dan sepertinya memang disiapkan oleh minimarket ini khusus untuk para pengunjungnya.

Saat sedang menikmati es krim tersebut, Gantara merasa aneh dengan apa yang dilakukan Kalana. "Kok ditiup?" tanyanya.

Kalana menoleh sejenak ke Gantara yang duduk tepat dihadapannya, dengan santainya gadis itu mengatakan, "dingin, takut gigiku ngilu."

Gantara mengernyitkan alisnya mendengar penuturan Kalana. "Gak sekalian dijemur dulu?"

"TARAAAAA!!" rengeknya.

Gantara hanya terkekeh mendengar rengekan Kalana yang seperti anak kecil. "Lagian ice cream kok ditiup, aneh banget," tuturnya.

"Ice cream punya siapa?"

"Punya kamu," jawab Gantara.

"Jadi, suka-suka aku lah."

"Yang beli siapa?" tanya Gantara kemudian.

Kalana yang mendengar pertanyaan itu menghentikan pergerakan tangannya yang akan menyodorkan ice cream masuk ke mulutnya. "Kamu."

"Jadi itu punya siapa?" tanya Gantara.

Dengan lirikan sinis Kalana mengatakan, "punya aku lah, orang kamu udah ngasih."

"Masa?"

Karena sudah lelah beradu argumen Kalana lebih memilih diam dan tak menghiraukan lagi Gantara yang mengoceh di sampingnya.

*****

"Bentar malam sibuk gak?" tanya Gantara. Namun kembali tak kunjung mendapat jawaban dari Kalana.

Gantara pun mendengus kesal karena merasa tak dihiraukan kehadirannya. "Dari tadi aku kok kayak bicara sama angin doang."

"Lanaaa...." panggilnya.

"Aku sibuk," ujarnya singkat.

Gantara pun menghela nafasnya pelan, "ya udah kalau gitu. Masuk gih udah malam, jangan begadang nonton Drakor lagi."

"Terus jalannya gimana?"tanya Kalana.

Gantara menatap Kalana beberapa detik. "Nanti aja kalau kamu ada waktu lagi. Gih masuk istirahat!" titahnya.

"Ta, kamu hati-hati di jalan, perasaan aku gak enak."

Lantas Gantara mengernyitkan kedua alisnya mendengar penuturan Kalana. "Kok gitu?"

"Aku mau BAB, aku masuk dulu yah. Dadah." Kalana melambaikan tangannya sejenak sebagai ucapan perpisahan. Sebelum akhirnya ia masuk ke kost dan menutup pintu dari dalam.

Sedangkan Gantara hanya tersenyum melihat tingkah laku Kalana yang absrud, karena sangat jarang ia bisa melihat Kalana melakukan hal konyol seperti ini.

~BERSAMBUNG~

MAKASIH BUAT YANG UDAH MAMPIR

JANGAN BOSEN-BOSEN

TUNGGU PART-PART BERIKUTNYA

😁😁😁

Follow juga ig: @gantaralvis

LOVE YOU

❤❤❤❤❤

Kalau commentnya 500+ auto up lagi

MY GANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang