Bagian 5❤

315 278 378
                                    

Terkadang orang yang paling periang
Adalah orang yang memiliki segudang masalah

Jangan lupa vote dan comment ❤❤

______________________________________

Siapa kira-kira yang tidak kesal saat lagi sibuknya berleha-leha, tetapi harus mendapat telefon dari orang yang tidak diharapkan. Terlebih lagi itu adalah orang yang sangat dihindari yaitu Gantara si ketua gibah.

"Woi Kalana!" ujar Gantara lewat sambungan telepon dengan suara nyaring mirip kaleng rombengan.

"Iya ini gue, ngapain sih lo nelfon?"

"Lo ke rumah sakit sekarang! Nanti alamatnya gue kirim."

"Ini udah sore, gue mager sumpah. Besok aja yah, pas pulang sekolah."

"Gue gak terima bantahan! Lo gak lupa, kan punya hutang nyawa ke gue?"

"Ishh nyebelin lo! Iya gue siap-siap dulu."

Kalana lalu memutuskan sambungan telefon secara sepihak. Ia bergegas mengganti baju dengan menggunakan sweater coklat dengan bawahan celana panjang hitam. Dengan rambut di cepol asal. Sederhana namun tetap cantik.

"Mau kemana kamu?" tanya sang Mama, lebih tepatnya Mama tiri dari Kalana. "Kamu tidak lihat pakaian kotor menumpuk di belakang? Kamu cuci dulu!" ujar Mamanya kembali namun dengan nada membentak.

Kalana tidak ingin membantah dan lebih memilih untuk mencuci pakaian lebih dulu, butuh waktu 1 jam hingga pekerjaannya selesai. Kalana kemudian memesan ojek online untuk ke rumah sakit. Sesampainya di sana ia melihat sudah ada chat Gantara yang masuk lagi dan memberikan informasi nomor kamar sang Bunda.

Kalana pun menuju ke ruangan tersebut dengan ditemani oleh seorang perawat rumah sakit.

"Assalamualaikum," ucapnya mengetuk pintu kemudian membukanya perlahan. Ia bisa melihat ada Gantara yang duduk di samping brankar rumah sakit.

"Wa'alaikumsalam. Masuk Nak!" ucap wanita paruh baya itu dengan suara lemah mempersilahkan Kalana

"Dia siapa, Ta?" tanya Bunda ke Gantara.

"Teman aku Bun."

"Lama banget sih! Lo darimana aja?" ucapnya penuh penekanan tetapi dengan suara berbisik.

"Masih mending yah, gue mau datang!" jawab Kalana berbisik juga.

"Bunda kira calon mantu," ucap Bunda seketika membuat mata Kalana membelalak.

"Bukan kok, Tante. Saya Kalana temennya Gantara."

"Kalana, panggil Bunda aja," ucap sang Bunda.

"Oh iya Bunda," ujarnya  sopan dengan melirik ke arah Gantara.

"Lo jagain Bunda gue dulu, gue ada urusan mendadak. INGAT!!! Jangan sampai lecet sedikitpun , kalau lecet lo berurusan sama gue," ucapnya memperingati dan terdengar menakutkan. Namun bukannya takut Kalana malah  terlihat tambah jengkel.

Gantara pun mengambil jaketnya yang berada di sofa.

"Bund, Gantara pergi dulu."

"Hati-hati! Jangan ngebut!" ujar sang Bunda pada anak semata wayangnya.

*****

Keesokan harinya Gantara mengajak Kalana untuk nongkrong di cafe bersama sahabat-sahabatnya. Alasan Gantara mengajak Kalana apalagi kalau bukan buat disuruh-suruh

MY GANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang