Bagian 19❤

278 192 1.2K
                                    

Bukan kamu kok yang salah
Tapi aku yang terlalu banyak berharap

HAPPY READING

❤❤❤❤


Bugh! Bugh! Bugh!

Mungkin itulah suara yang bisa menggambarkan tempat ini sekarang, mulai dari pukulan dan bantingan orang yang sedang melakukan latihan taekondow bercampur menjadi satu. Kebetulan hari ini Raza memiliki jadwal untuk latihan. Bisa kita lihat di pinggir lapangan sudah ada Nadya yang berdiri sendiri dengan ditemani rasa gugup dan keringat yang mengucur dari sekitar pelipisnya.

Jujur ini pertama kalinya Nadya melakukan hal konyol seperti ini. Salahkan saja Salsa yang memberikan ide gila ini ke Nadya.

Melihat latihan ini telah selesai dan semua telah berkemas, Nadya pun menghampiri Raza. "Siang, Raza," sapa Nadya sedikit kaku.

"Gak pulang?" tanya Raza dingin sambil tetap memasukkan barang-barangnya seperti tumbler minum ke dalam tas.

Di tanya seperti itu dengan spontan Nadya malah menjawab, "belum, kan nunggu kamu. Eh ... gak. Gak gitu maksud aku tuh lagi nunggu jemputan. Iya lagi nunggu jemputan," ucap Nadya gelagapan ingin rasanya ia menjahit mulutnya yang gak bisa ke kontrol itu sekarang.

"Oh."

"Raza," panggilnya sekali lagi.

"Apa?" tanya Raza sembari menatap Nadya.

Nadya yang ditatap seperti itu serasa mau pingsan saja di tempat. Belum lagi jantungnya yang serasa sudah mau melompat keluar.

Nadya memberikan sebuah kotak yang berisikan burger. "Anu ... ini ada titipan dari Kalana. Katanya, jangan lupa makan!" ucapnya berbohong, karena kotak makan itu sebenarnya dari dirinya.

Raza lalu mengambil kotak makan itu. "Bilangin makasih, gue cabut dulu," ucapnya begitu saja dan berlalu tanpa menawarkan Nadya tumpangan untuk pulang.

Nadya pun harus menghela nafas panjang karena lagi-lagi ia gagal untuk mendekati Raza, dia juga heran kenapa dirinya harus merasa gugup berbicara dengan Raza. Suaranya seperti tertahan di tenggorokan tidak mau keluar.

*****


Saat jam istirahat tiba Salsa, Nadya, Kalana ngumpul di taman belakang sekolah. Oh iya ada Maudy juga, soalnya Kalana yang ngajakin, kan mereka satu kelas.

"Gimana? Gimana? Lo nya diantar pulang gak kemarin?" tanya Salsa antusias, kebetulan kemarin Raza mengendarai mobil ke sekolah, jadi cukup amanlah jika pria itu mengantar Nadya pulang.

Bukannya menjawab Nadya malah menutup wajahnya pakai ke dua telapak tangannya.

Melihat tingkah laku Nadya seperti itu membuat yang lain saling bertatapan. "Nad, cerita dong!"

Nadya lalu menghela nafas lagi, rasanya malu menceritakan ini ke sahabat-sahabatnya. "Boro-boro diantar pulang, ditawarin pun juga enggak," cicitnya dengan suara kecil.

"Kok bisa sih?!" geram Maudy.

"Gak tau makasih emang itu orang udah di kasih makanan juga. Cowok yang kayak gitu tuh yang pantes buat di babi-babiin," umpat Salsa.

"Bukan salah dia juga kok."

"Ck! Belain aja terus," decak Salsa begitu kesal.

"Gak gitu, Sal. kemarin gue yang salah soalnya bilang di jemput padahal gak. Lagian lo tau sendiri kalau gue suka gugup deket-deket dia."

MY GANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang