Belajar Intensif
.
.
.
.
.Ini hari kedua Beomgyu menjalani les dadakan oleh guru les panggilan Jeno. Kang Taehyun.
Bahkan Minggu begini, Taehyung tiba-tiba datang ke rumah pukul 3 sore. Jam dimana Beomgyu masih tidur siang dikamar Mark setelah puas bermain game online dengan kakaknya.
Lalu sekarang Beomgyu berada di ruang tamu. Wajah mengantuk dan badan yang ia senderkan ke tubuh Kakaknya.
Buku-buku tebal itu mulai masuk ke indra penglihatan Beomgyu. Berakhir sebuah respon menguap yang panjang.
"Ini beneran belajar lagi? Maksudnya tuh, haish! Ujianku tuh masih beberapa minggu lagi loh"
Kan. Kalau begini, Beomgyu akan terus merengek. Siapa juga sih yang betah belajar di hari libur begini? Apalagi dikondisi kalian masih nyaman dengan lelap.
"Lah lesu begini Beomgyu nya. Padahal kata Jeno, dia sendiri yang minta belajar sekarang"
Kalimat tersebut mengundang keterkejutan Beomgyu. Bisa-bisa nya kakak kedua nya itu berkata dusta. Jelas-jelas ia tadi tahu jika Beomgyu asik tidur setelah puas bermain.
"Udah adek belajar aja, nih kakak temenin"
Dengan lesu, Beomgyu membuka salah satu buku disana. Dan sialnya, buku yang dia pilih adalah buku matematika. Makin rewel lah si bungsu.
Namun tetap dengan sisa semangat, ia mendengarkan penjelasan Taehyun yang berada didepannya. Dirinya sendiri asik dengan tangan Mark yang ia genggam untuk di mainkan. Sampai Taehyun menjulurkan sebuah buku dengan rentetan angka.
"Bisa kerjain dulu kan? Tadi udah kak Tae jelasin"
Beomgyu balas dengan mengangguk dan mulai mencoba mengerjakan. Perlahan Beomgyu mulai mengisi beberapa soal yang Taehyun berikan.
Dan di soal terakhir, Beomgyu mulai kesulitan. Ia menoleh kearah Mark yang terlihat sibuk bermain ponsel. Lalu bergantian kearah Taehyun yang juga sibuk membalikkan lembar-lembar buku.
Beomgyu mulai mencoba mengingat salah satu rumus. Tangan kanan yang semula memegang pensil ia ganti dengan menggenggam tangan Mark yang terjuntai. Ia goyangkan ke kanan kiri untuk menstimulun ingatannya. Dan kini tangan kiri Beomgyu ikut meremat apa saja yang ia pegang. Dari kotak pensil, kertas, penghapus, dan terakhir tangan Taehyun.
"Ayo dong otak kecil.... Ayo inget inget! Tinggal satu doang ini loh astaga"
"Apasih rumusnya? Kok lupa sih? Perasaan kemaren sempet di jelasin Kak Teyun, tapi kok adek lupa? Gara-gara ayah nih pasti!"
Gerutuan mulai diluncurkan mulut Beomgyu. Meskipun lirih namun tetap terasa berisik. Mark tak ambil pusing, tapi Taehyun cukup di buat gugup akan rematan tangan Beomgyu.
"M-mana yang susah Gyu? Sini Kak—"
"Akhirnya! Inget juga rumusnya!"
Tangan kanan Beomgyu mulai melepas genggaman Mark. Dengan lihai mengisi soal terakhir tanpa melepas genggaman kiri nya pada Taehyun.
"Nah! Udah Kak Teyun! Pasti bener semua ini mah. Karna udah bener, belajar nya sampe sini aja ya? Mau lanjut tidur soalnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Daisy
SonstigesSeperti Bunga Daisy yang memiliki makna kesetiaan, kelembutan, kesederhanaan. Cerita ini berisi keseharian suatu keluarga. Ayah, Bunda, Kakak, Abang, dan Adek yang mengalami banyak hal. . . . . . bxb Typo dimana mana Enjoy with this story!