Yang Udah Ujian Mah Beda!
.
.
.
.
.Pagi ini Beomgyu sudah siap dengan pakaian kerennya. Jangan terlalu berekspektasi untuk Beomgyu. Ia hanya menggunakan setelan seragam sekolahnya. Hanya saja kini ia tambahkam sweater hitam untuk menutupi seragamnya. Biasa saja memang, tapi ini Beomgyu... Mau bagaimana lagi.
Ia turun dari tangga dengan bergaya. Tas sekolah besar yang biasa ia pakai untuk membawa peralatan sekolah kini berganti dengan ransel kain kelabu berukuran kecil (bisa diperkirakan hanya berisi dompet, ponsel, dan charger). Jangan lupakan sebuah kacamata hitam bertengger di tulang hidungnya.
"Morning guys!"
Ctak!
"Salamnya yang sopan sama Ayah Bunda. Emang bunda temenmu?! Kamu guys guys in?!"
Sentilan kasih sayang dari jemari lentik Taeyong mendarat tepat di dahi Beomgyu. Menimbulkan bunyi keras dan ringisan pedih para anggota keluarga lain yang ada di meja makan.
Beomgyu sendiri masih mengusap kasar dahinya agar menghilangkan rasa sakit dari sentilan bundanya. Ia merengut sampai kacamata hitamnya melorot ke pangkal hidungnya.
"Minta maaf bun, janji ga begitu lagi"
"Yauda sana duduk trus sarapan"
Beomgyu mengangguk dan segera duduk disamping Mark. Ia mengambil nasi goreng buatan Bundanya beserta telor mata sapinya. Ia makan dalam diam, namun tetap tak mengubah raut wajah memelasnya.
"Sakit dek?"
Mark iseng bertanya. Ia merasa iba melihat Beomgyu yang memelas. Lalu anggukan dari Beomgyu makin membuat Mark iba. Ia coba lihat dahi Beomgyu yang tertutupi oleh poni rambutnya, makin meringislah ia melihat bekas berwarna merah disana. Diusapnya dahi Beomgyu sayang sambil sesekali tertawa kecil.
"Sembuh! Sembuh! Sembuh!"
Kepala Beomgyu yang begoyang karena usapan tak merasa risih. Ia tetap menikmati makannya dengan kondisi begitu. Yang lain melihat pun jadi ikut tertawa melihat Beomgyu pagi ini.
"Adek tumben sih pake begini?"
"Hm? Oh! Adek kan abis ujian, jadi sekarang ke sekolah gaada pelajaran sama sekali. Adek yang mau lulus harus bergaya dong didepan adek kelasnya adek yah! Keren kan adek yah?"
"Iyaa, anak ayah emang keren. Kan nurun aura nya ayah. Jadi gaada tuh produk gagal"
"Kalo ini gue setuju sih. Masalah nurunin genetik muka bagus tuh satu-satunya kelebihan Ayah. Sisanya mah ampas doang"
Memang ya, Jeno tuh paling suka bikin ricuh. Ga salah kalau satu keluarga paling suka bongkar aib dia. Orang modelannya suka mengundang ricuh begini.
"Tadi ada yang ngomong ga sih? Apa ayah salah denger ya? Soalnya gaada wujudnya"
Muka Jaehyun yang menyebalkan dengan gestur tangan meraba angin mengundang tawa. Bahkan Beomgyu yang semula merengut kini tertawa. Hanya Jeno yang tersenyum tabah mendengar celotehan Ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Daisy
De TodoSeperti Bunga Daisy yang memiliki makna kesetiaan, kelembutan, kesederhanaan. Cerita ini berisi keseharian suatu keluarga. Ayah, Bunda, Kakak, Abang, dan Adek yang mengalami banyak hal. . . . . . bxb Typo dimana mana Enjoy with this story!