Chapter 16.1

815 94 11
                                    

Masih Hari Berat Si Sulung
.
.
.
.
.

Jika Mark menjadi bucin dari si bungsu Beomgyu. Maka akan ada ekor yang sama dibucini nya, yaitu Bundanya. Namun bedanya, jika Bundanya ingin A dan dikeadaan yang sama Adik bungsunya ingin B maka Mark akan menuruti kemauan Bundanya meskipun harus melewati rewelnya Beomgyu.

Seperti sekarang, tepat pukul 10. Taeyong turun dengan pakaian santainya mendatangi ruang tamu. Disana masih ada Beomgyu dan Mark yang bermain ps.

"Loh kak, gajadi tidur kamu?"

Mark menoleh sebentar kearah suara untuk melihat orang yang bicara. Lalu lanjut menatap layar tv sembari menjawab.

"Gajadi bun, adek minta ditemenin main ps. Kebetulan Kakak juga lagi pengen main"

"Kalo gitu mending ikut bunda aja yuk Kak. Adek juga ikut sekalian, bantuin bunda bawain belanjaan nanti"

Game dilayar memunculkan tanda jeda. Bukan dari stick milik Mark tapi dari Beomgyu. Mark sudah berfirasat akan terjadi sesuatu. Yaitu Beomgyu yang rewel.

"Bunda ih! Adek kan lagi asik main PS! Kakak juga lagi nemenin adek loh"

Mark sudah menduga hal ini terjadi. Ia sempatkan melirik kearah Bundanya. Disana terlihat bundanya tengah membenarkan lengan outernya sambil menatap Beomgyu sekilas.

"Kak..."

Kalau sudah begini, Mark harus turun tangan. Apalagi melihat raut serius Bundanya dan wajah merengut adiknya.

"Dek... Mainnya dilanjut abis nemenin bunda ya"

"Tau ah!"

Tiba-tiba saja Beomgyu menaruh stick PS nya dengan sedikit melempar. Lalu berlari kearah atas dan bunyi pintu ditutup keras terdengar. Mark menghela nafas melihatnya. Ini pekerjaan baru namanya. Padahal Mark hari ini hanya ingin tidur.

"Bunda minta tolong ya Kak"

Dengan anggukan, Mark bergegas ke kamar si bungsu. Didepan pintu bertempelkan banyak stiker dan nama pemilik, Mark mengetuk pelan.

"Adek... Kakak masuk ya?"

Mark mendekatkan telinganya kearah pintu. Tak ada suara yang terdengar. Ia yakin Beomgyu tengah bergelung selimut sambil menggerutu.

Ia buka pintu kamar Beomgyu perlahan. Dan benar saja, disana terlihat buntalan besar ditengah kasur. Sudah dipastikan itu Beomgyu. Dengan perlahan ia duduk disamping Beomgyu yang berselimut. Mark tarik sedikit selimut itu hingga memperlihatkan mata Beomgyu yang tertutup helaian rambut hitam legamnya.

"Adek... Sini dengerin Kakak bentar ya"

"Gamau! Adek gamau ikut belanja! Kalo adek gaikut, kakak juga gaboleh ikut!"

Mark sebenarnya sedikit bingung. Ini bukan Beomgyu sekali. Maksudnya, jika diajak belanja, justru Beomgyu akan dengan senang hati ikut. Tapi ini, Beomgyu menolak begitu saja.

"Kalo kakak tetep ikut gimana?"

"Ya gaboleh! Masa adek disini sendiri?! Nanti kalo ada tamu pencet bel gimana?"

Like a DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang