Chapter 05

1.4K 133 9
                                    

Kisah Si Pangeran, Asisten, dan Monyet Gila
.
.
.

Pukul 2 pagi Beomgyu terbangun. Diliatnya ruangan kamarnya. Lampu remang, jendela tertutup rapat, ac dingin, dan boneka ryan disampingnya.

Semua terlihat nampak normal. Beomgyu menoleh kearah kanan dan kiri. Tetap, tak ada yang aneh. Tapi Beomgyu merasa ada yang lain disekitarnya.

"ASTAGFIRULLAH ITU VALAK NYA ALLAHUMAAAA"

"BANG LUCAS KAKI GUE LO TINDIH"

"DIH VALAK NYA ANJIM BANGET!"

"AAAAAAAAAAAAAAA"

Beomgyu sudah duga. Rumahnya terasa aneh memang. Terdengar teriakan samar dari bawah. Beomgyu yakin itu teman teman kakak abangnya.

Dengan perlahan Beomgyu turun dari ranjangnya. Lantai kamar yang dingin membuat Beomgyu menoleh kearah laci disamping kasurnya. Menariknya keluar untuk mengambil sepasang kaus kaki tebal.

Setelah terpasang apik, Beomgyu berjalan keluar kamarnya dengan boneka ditangannya.

Beomgyu menuruni tangga dengan perlahan. Mata nya yang masih berat membuatnya sedikit berhati hati untuk turun. Yang Beomgyu butuhkan saat ini adalah pelukan kakak atau abang nya untuk membuatnya kembali tidur.

...

"Eh anterin gue kencing dong"

"Aelah jun janganlah kau ganggu konsentrasi ku"

"Ayo dong njin, gue kebelet"

"Berangkat sendiri sono ah"

"Gue takut bego, ntar kalo ada valak gimana? Gue gamau di grepe grepe valak"

"Yang lampunya mati cuman disini doang ya njing, valak juga ogah grepe grepe lo. Ga napsu dia"

Penolakan dari Hyunjin tak membuat Dejun untuk pergi sendiri. Ia harus mencari yang lain untuk menemaninya.

"Oit din"

Dino yang merasa terpanggil pun menoleh dan memberi sinyal 'apa' pada Dejun.

"Anterin kencing dong, gaberani gue"

Diluar dugaan Dejun, Dino yang tadi terlihat paling santai menonton horror malah menjadi sumringah mendengar ajakan Dejun.

"Ayo njing! Ga daritadi lo, gue udah ngempet dari kapan tau dah"

Dejun yang mendengar pun tertawa, Dino berdiri dan melangkah kearah Dejun untuk segera pergi ke kamar mandi.

"Gue udah nahan kencing daritadi. Gue takut juga ke kamar mandi sendiri, masih kebayang muka si valak"

"Lah sama njir, gue kira lo ga takut. Muka lo pas nonton tadi biasa aja soalnya"

"Biasa aja apanya, lo kalo sampingan sama gue bakal tau sepucet apa muka gue tadi"

"anjir lah! Ahaahaha"

Mereka masih berjalan menuju kamar mandi dekat dapur. Saat melewati tangga terlihat siluet seseorang tengah berjalan perlahan sambil menunduk. Lantas mereka berdua berhenti sejenak dan menoleh kearah masing masing.

Like a DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang