Chapter 19.0

847 83 13
                                    

Sasaran Empuk Fans Bar-Bar
.
.
.
.
.

"Adek ayo berangkat"

"Gamau!"

"Loh kok gamau sih?"

Jeno jelas bingung melihat Beomgyu yang tak ingin diajak pergi sekolah. Padahal ia sudah siap dengan seragam barunya.

Jeno hampiri adiknya yang tengah duduk dengan menonton kartun. Terlihat santai dan tak mempedulikan ucapannya. Jadi ia cubit pipi Beomgyu agar menoleh padanya.

"Heh kicik! Ditanya abang kok ga jawab?"

"Aaaaa!! Sakit!"

"Ya kamu ditanya kok ga jawab. Kicik udah mulai nakal"

Dengan tatapan sengit, Beomgyu pukul tangan Jeno. Lalu mengusap pipinya yang memerah.

"Adek gamau berangkat sama abang. Adek nanti berangkat dijemput Jeje"

Tumben sekali pikir Jeno. Padahal dia sudah berusaha bersiap pagi-pagi sekali. Agar Beomgyu nanti tak akan terlambat dihari pertamanya sekolah. Biasanya kan dia sengaja berangkat mepet agar bisa bolos makan dikantin. Apalagi mengingat hari ini mpls adiknya, sudah dipastika ia akan jamkos.

"Padahal abang sengaja bangun pagi biar bisa nganter adek"

"Adek cuman gamau nanggung malu punya abang kelakuan macem monyet lepas di SMA nanti"

"Yaudah deh, abang jemput nana aja kalo gitu. Adek ati-ati berangkatnya sama Jeje. Udah dijalan belum anaknya?"

"Udah kok, bentar lagi juga sampe"

"Abang duluan. Bilangin bunda"

"Iyaaa... Ati-ati abang!"

Beomgyu melambaikan tangan pada Jeno. Sambil memberikan flying kiss untuk Jeno.

Selepas Jeno pergi, tak lama sebuah mobil berhenti didepan rumah. Beomgyu yang hafal itu milik siapa, langsung masuk mengambil tas dan berpamitan pada Taeyong.

Didepan mobil sudah terlihat Jeongin yang membuka jendela. Ia melambai kearah Beomgyu dan Bunda Taeyong yang mengantar Beomgyu ke depan.

"Adek berangkat ya bun"

"Iya, hati-hati. Jeje makasih ya mau jemput Beomgyu"

"IYAA SAMA-SAMA BUNDA TAE~"

Seruan Jeongin barusan menjadi obrolan terakhir sebelum berangkat. Selama diperjalanan tak henti-hentinya mereka membicarakan tentang perasaan senang, lega, dan bangga karena berhasil masuk ke sekolah favorit impian mereka.

Hingga mereka sudah sampai didepan sekolah. Mereka turun dan saling berpandang. Sebelum akhirnya masuk kedalam bersama.

"Udah ketemu namamu ada di gugus mana?"

"Udah, aku di gugus Cendrawasih. Kamu Je?"

"Oke! Kita di gugus yang sama. Ayo bareng lagi kalo gitu"

Like a DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang