Tentang Ujian
.
.
.
.
.Day 1
Pagi-pagi Beomgyu sudah diributkan dengan kelengkapan ujian. Semua sudah siap, dari Ayah Jaehyun, Bunda Taeyong, Kak Mark, Bang Jeno. Hanya Beomgyu yang masih berada dikamar dengan raut muka keteteran.
"Dek! Ayo sarapan, nanti telat ke sekolah loh. Katanya ujian"
Mendengar sebuah suara memasuki kamarnya, Beomgyu menoleh dengan segera. Ia segera menghampiri seseorang disana dan menggeretnya masuk kedalam.
"Kak bantuin adek, kartu ujian adek nyungsep gatau kemanaaa"
Mark yang dimintai tolong juga segera membantu. Tanpa banyak bertanya, ia cari kartu ujian milik Beomgyu di sela buku dan meja belajar adiknya.
Sampai 5 menit kemudian, datang lagi seseorang ke kamar Beomgyu. Sepertinya utusan langsung dari Bundanya di bawah.
"Woi! Lama amat sih kak nyuruh adek turun makan. Pada ngapain sih?"
"Abang! Bantuin adek cari kartu ujian juga hueee"
Sama seperti kejadian Mark beberapa waktu lalu, Jeno juga digeret untuk masuk kedalam kamar si bungsu. Ikut mencari keberadaan kartu ujian adiknya.
"Emang adek taruh mana sih? Di tas kali"
"Gaada loh kak, nih liat sendiri"
"Yaudah sih dek gausah kartu ujian, emang buat apa sih kartu ujian?"
"Ih ngawur! Penting tau abang! Gaboleh ujian kalo gaada kartu"
"Haish! Begayaan betul nih sekolah lama-lama. Perasaan gue dulu ujian tinggal masuk ga pake kartu"
Mereka bertiga bergelud di kamar Beomgyu kesana kemari untuk mencari kartu ujian meresahkan.
Brak!
"Kakak! Abang! Lama banget sih disuruh panggil si adek kebawah?! Kalian ngapain sih?!"
Sontak dobrakan tersebut membuat ketiga orang didalam kamar membeku. Mereka menghentikan kegiatan mereka dengan spontan dan menoleh kearah pintu.
Disana Taeyong sudah berkacak pinggang. Alisnya menukik menatap ketiga anaknya bergantian.
"Ngapain kalian ha? Ga turun-turun, nanti telat! Adek juga kenapa ga sarapan hm? Kamu tuh hari ini ujian loh"
"Maaf bun"
Ketiga nya dengan kompak meminta maaf sambil menundukkan kepala. Si bungsu yang ada ditengah memainkan jemarinya sembari mencicit akan sesuatu.
"K-kartu ujian adek sembunyi bun, makanya adek ga turun-turun. Kakak sama abang lama disini juga gara-gara adek suruh bantuin cari kartu ujian adek"
Bukannya menjawab, Taeyong malah terdiam sambil menajamkan matanya. Membuat ketiganya jadi makin takut dibuatnya. Apalagi langkah maju bundanya membuat mereka semakin ketar-ketir.
Tepat didepan Beomgyu, Taeyong berhenti melangkah. Menatap ketiga anaknya bergantian masih dengan wajah datar. Lalu menarik sesuatu dari Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Daisy
RandomSeperti Bunga Daisy yang memiliki makna kesetiaan, kelembutan, kesederhanaan. Cerita ini berisi keseharian suatu keluarga. Ayah, Bunda, Kakak, Abang, dan Adek yang mengalami banyak hal. . . . . . bxb Typo dimana mana Enjoy with this story!