Seokjin tiba di kubikalnya di ruang guru, ia menaruh buku buku di atas meja dan menatap Jisoo yang tengah sibuk di depan komputernya, dengan earphone berada di kedua telinganya. Sesekali bibirnya bergerak tanpa suara, sepertinya mengikuti nada nada yang di dengarnya.
Seokjin tersenyum, membuka buku dan mempelajarinya, mengalihkan pandangannya dari Kim Jisoo. Benar. Melihat Jisoo membuatnya senang. Entah apa alasannya. Jisoo jelas cantik. Siapapun pasti akan suka menatap wajahnya. Tetapi Seokjin merasakan bahwa ia bukan hanya senang menatap wajah Jisoo. Ini lebih dari itu. Dia seperti ... menemukan kebahagiaanya jika melihat Jisoo. Sungguh aneh dan tidak dapat diterima akal sehat.
"Pak Kim?"
Seokjin mendongak dan mendapati Jisoo tengah menatap padanya, earphone sudah terlepas dari telinganya, "Ya, Bu Kim?"
"Sudah dengar tentang karya wisata untuk kelas senior?"
"Ya sudah. Saya ditawari untuk mendampingi kelas 3-3 menggantikan Bu Ahn yang sakit."
"Lalu, bagaimana keputusan anda?"
"Saya masih memikirkannya. Saya diberi waktu sampai besok untuk memutuskan." Jawab Seokjin, "bagaimana menurut anda?"
Seokjin sudah tau kalau Jisoo juga turut serta. Ia ingin mendengar pendapat wanita itu.
Wanita itu mengangkat bahu, "jika anda sedang tidak sibuk ikut saja. Pasti itu akan menyenangkan. Karya wisata diadakan bukan hanya untuk para murid, tapi kesempatan untuk para guru menghirup udara segar juga."
Seokjin mengangguk angguk, "terimakasih Bu Kim. Itu menjadi alasan lain untuk di pertimbangkan."
Alasan yang paling kuat adalah anda sendiri Kim Jisoo. Batin Seokjin. Kelihatannya saya akan mengikuti kemanapun anda akan pergi. Seperti anda menjadi alasan saya datang kesini.
"Mereka belum datang?" Jisoo menatap kubikal kubikal di sekelilingnya yang masih belum berpenghuni. Sementara hanya tinggal beberapa guru saja yang masih ada di ruang guru. Hari sudah semakin sore. Mereka yang tinggal pun tengah bersiap siap untuk pulang sementara Jisoo dan Seokjin menunggu rekan tim mereka karena tim perencanaan universitas akan mengadakan rapat sore ini.
"Sepertinya masih tertahan di kelas tambahan masing masing. Milik saya sendiri baru selesai."
"Hmm, tidak. Bu Momo ada di kafetaria. Sebentar saya akan melihatnya." Jisoo bangkit dari kursinya.
Seokjin melanjutkan membaca bukunya dan baru mengangkat kepalanya ketika ponselnya bergetar. Dari Park Sooyoung.
"Hm?"
"Oppa! Turunlah ke bawah!"
"Kenapa? Mau ikut menebeng pulang? Hoba tidak menjemput?"
Sooyoung berdecak, "ayoo kesini, aku ada di bawah."
Seokjin berdiri melangkah menuju pintu, "aku lembur hari ini Sooyoung-aah. Pulanglah duluan."
"Aku tau Oppa. Ah, sudahlah, cepat temui aku di bawah ya!"
Seokjin menemui Sooyoung di halaman depan. Wanita itu tersenyum melambai padanya, mengacungkan wadah berisi enam buah kopi di kedua tangannya.
"Apa ini?"
"Oppa bilang akan lembur di Sekolah jadi Taehyung mengirimkan ini untuk rekan tim mu. Kebetulan aku dan Hobi Oppa ada di cafe jadi kami menawarkan diri untuk mengantarkannya kesini." Sooyoung tersenyum lebar, "aku baik kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAHAN JIWA
FanfictionDunia Kim Seokjin tiba tiba terbalik. Dia terpaksa keluar dari kehidupan nyamannya. Dan karena itu ia bertemu dengan Kim Jisoo. Seokjin pun mulai mengenal Jisoo dan mulai tertarik padanya. Padahal, seseorang sudah ada di sisinya selama ini. Bisakah...