PART 3 : DEBARAN YANG MUNCUL KEMBALI

1.3K 183 36
                                    


"Bagaimana Pak Kim? Kau betah disini?" Tanya Heechul saat mereka menghadapi makan siang masing masing.

Seokjin tersenyum, "saya banyak dibantu. Terimakasih. Mohon bantuannya juga untuk ke depannya."

"Sudah kenal anggota Tim Perencanaan universitas lainnya kan? Pak Shim Changmin, ketua kita. Sepertinya masih rapat dengan wakil kepala sekolah."

Seokjin mengangguk, "saya sudah bertemu beliau ketika diminta untuk masuk ke tim ini."

"Ini Bu Momo Hirai. Guru Bahasa Jepang yang di impor langsung dari sana." Heechul menunjuk wanita di hadapannya, "dia sudah bertahun tahun tinggal disini jadi Bahasa Korea nya sangat bagus bahkan sampai ke makiannya."

"Akan ku anggap itu pujian." Jawab Momo santai, "kami biasanya meninggalkan formalitas diantara kami saja Pak Kim. Mohon dimaklumi jika kami terdengar santai sekali. Tapi kami tau batasan jika di Sekolah." Jelas Momo.

Seokjin tersenyum lagi. Belum saja mereka tau dia terbiasa menangani sekumpulan babon di luar Sekolah.

"Anda membuatnya terdengar buruk sekali Sensei." Sindir Heechul, berubah sangat formal, dia menatap Jisoo yang sedari tadi asyik dengan makanannya, "dan Guru BK kita Kim Jisoo."

Jisoo menunduk sedikit, masih belum menatap ke depan.

"Kurasa kalian satu line." Heechul berbisik pada Seokjin, "aku melihat berkasmu sedikit saat Pak Shim memberitahuku kau akan masuk Tim Perencanaan Universitas."

"Tidak apa apa Ssaem." Jawab Seokjin, "saya harap kita bisa akur ke depannya." Ia melirik Jisoo sedikit.

"Anda sudah pernah mengajar dimana saja?" Tanya Momo.

Seokjin menyebutkan beberapa Sekolah tempat ia mengajar sebelum meraih gelar Professornya dan mengajar di Universitas. Dia belum ingin membongkar hal itu. Wakil kepala Sekolah dan beberapa petinggi sudah tau sebenarnya. Ia menceritakan hal itu sebelum memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan disini. Membalikkan keputusan pada pihak Kyunggi akan melanjutkan menghire nya tidak. Dan ternyata mereka melanjutkannya sehingga ia resmi mengajar disini seminggu yang lalu. Bahkan sekarang ia masuk ke dalam Tim Perencanaan Universitas karena mereka menganggap pengalamannya tentu akan sangat berguna.

"Wah, lumayan juga." Sahut Heechul.

"Tapi saya belum pernah mengajar di kelas Senior. Jadi mohon bantuannya." Ucap Seokjin, "selain itu, terakhir kali saya mengajar di highscool sudah lama sekali."

"Apa kegiatan anda akhir akhir ini?" Tanya Momo lagi.

"Membantu usaha cafe adik saya." Jawab Seokjin. Itu bukan kebohongan. Baru baru ini kan memang itu kegiatannya.

"Kau punya adik?" Tanya Heechul.

"Sunbae! Apa ini interogasi?" Protes Jisoo.

"Kenapa kau yang keberatan? Pak Kim saja diam saja." Tukas Heechul.

Benar juga. Entahlah. Jisoo hanya merasa tidak nyaman Kim Seokjin menjadi pusat perhatian. Itu membuatnya ingin melihat pada lelaki itu padahal ia tidak mau.

"Tidak masalah Bu Kim. Saya senang karena Pak Kim menaruh perhatian kepada saya."

Jisoo membelalak, menahan diri untuk memelototi Seokjin. Apa pria itu baru saja menyindirnya?

"Saya punya dua adik lelaki. Dan banyak sekali saudara. Saya yang paling tertua diantara mereka semua." Seokjin tidak bisa tidak menyebut kelompok orang sinting sebagai saudaranya.

"Wah, saya membayangkan pasti sangat ramai sekali ya Pak Kim." Ucap Heechul.

Wajah Seokjin bercahaya ketika mengingat saudara saudaranya, "anda tidak akan bisa membayangkannya." Senyumnya lebih cerah, menyiratkan bahwa ia begitu menyayangi mereka.

BELAHAN JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang