PART 20 : MENGGALI KEBENARAN

1.2K 142 23
                                    


Seokjin menoleh ketika terdengar suara pintu depan terbuka. Tak berapa lama Jisoo muncul dengan membawa Jihoon. Yeontan berlari lari di belakang mereka.

"Paman!!!" Jihoon berlari dengan langkahnya yang kecil, menubruk kaki Seokjin yang sedang duduk menikmati kopinya.

"Aigoooo! Jagoan Paman!" Seokjin mengangkat Jihoon pada ketiaknya, membawanya ke pangkuannya.

"Ibunya sedang memasak dan ayahnya masih tidur jadi kuculik dia." Ucap Jisoo, beranjak ke dapur untuk mengambil sebotol air. Ia baru pulang jogging dan melewati rumah Jimin dan Seulgi. Mampir sebentar untuk menyapa, mendapati Jihoon sedang bermain bersama Yeontan di kaki ibunya sementara Seulgi menyiapkan sarapan, membuat Jisoo membawa Jihoon kemari.


"Mau sarapan apa?" Tanya Jisoo sambil menatap isi kulkas.

"Aku sudah minum kopi. Kau buat untukmu saja." Jawab Seokjin, "Jihoonie sudah makan?"

Bocah itu menggeleng.

"Mau makan apa? Minta bibi Jichu membuatkan."

"Eskyim."

"Itu bukan sesuatu yang bisa dimakan untuk sarapan."

"Eomma bilang boleh." Ucap Jihoon keras kepala.

"No-no." Jisoo muncul di belakang Seokjin, "Bibi dengar tadi Eomma bilang tidak makan eskrim di pagi hari."

"Puhweeaaase."

Seokjin dan Jisoo tertawa.

"Ini pasti Jimin yang mengajari." Ucap Seokjin.

"Atau Jungkook." Sahut Jisoo. Meletakkan dagunya di bahu Seokjin, menatap Jihoon, "kecil kecil kau sudah jadi manipulator ya." Ucapnya sambil menggelitiki Jihoon. Membuat bocah itu menggeliat dan tertawa di pangkuan Seokjin.

Seokjin menoleh pada Jisoo. Menatapnya lama sampai Jisoo membalas tatapan Seokjin bingung, "kenapa?"

"Tidak." Seokjin masih menatap Jisoo dalam. Dan Jisoo juga tidak berpaling. Bertanya tanya kenapa suaminya menatapnya intens begini.


"Aku akan melaporkannya pada Seulgi."


Seokjin dan Jisoo menoleh, mendapati Namjoon muncul dari pintu samping, menyeringai menatap mereka. Jihoon berseru memanggil Namjoon dan berlari padanya.

Jisoo menegakkan tubuhnya.

"Aku akan bilang Seulgi kalau kalian bermesraan di hadapan Jihoon."

"Tidak ada yang bermesraan, jangan ngaco kau!" Tukas Seokjin, bangkit dari duduknya, membawa cangkir kopinya yang sudah kosong ke dapur.

Jisoo menatap punggung Seokjin. Merasa aneh dengan sikap suaminya akhir akhir ini.

Namjoon menurunkan Jihoon yang langsung berlarian mengejar Yeontan ke halaman samping, "Habis jogging?" Tanyanya, melihat pakaian Jisoo.

Jisoo mengangguk.

"Tumben sabtu pagi sudah keluar kamar." Sindir Namjoon, menatap pada kakaknya yang mengikuti langkah kecil Jihoon, "padahal aku tidak mengganggu kalian loh."

"Daripada kau ngomong ngaco terus dari tadi, ayo bantu aku menggunting rumput!" Seru Seokjin kesal.

"Wah, maaf Hyung, aku masih ada pekerjaan."

"Alasan saja!"


Jisoo menatap kedua saudara yang sedang berdebat itu. Mau tak mau, ucapan Namjoon bercokol di pikirannya karena itu memang benar. Tadinya mereka melakukannya hampir setiap hari. Bercinta. Tapi sekarang sudah hampir seminggu sejak terakhir kali Seokjin menyentuhnya. Jisoo berfikir mungkin Seokjin kelelahan karena pekerjaannya akhir akhir ini. Tapi sejak pertama kali ia dan Seokjin melakukannya, tidak peduli pria itu pulang larut, mereka pasti melakukannya.

BELAHAN JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang