PART 8 : BAD RELATIONSHIP

1.3K 185 24
                                    


Tadi itu menyenangkan. Fikir Jisoo dalam perjalanan pulang setelah menonton film dan makan malam bersama Kim Seokjin. Dia bahkan kini berada di mobil pria itu karena Seokjin memaksa untuk mengantarnya pulang. Dan bukannya menolak, Jisoo mengizinkannya.

Tapi moodnya berubah ketika hujan turun dengan deras saat baru beberapa menit mobil berjalan.

"Pak Kim, bisakah kita menepi?" Tanyanya murung.

"Kenapa? Anda sakit?" Tanya Seokjin, melirik melihat wajah Jisoo.

"Tidak. Hanya, menepi saja Pak Kim."

Seokjin menurut, mencari tempat untuk menepi.

"Anda berubah pikiran? Tidak mau saya antar?" Tanya Seokjin setelah mobilnya berhenti.

"Bukan seperti itu, saya hanya ... tidak nyaman melakukan perjalanan di tengah hujan." Jawab Jisoo pelan.

Seokjin terdiam, lekat menatap Jisoo.

"Saya akan turun disini saja, menunggu hujan reda. Anda bisa melanjutkan perjalanan anda." Jisoo bergerak hampir melepas seatbeltnya.

Seokjin menggenggam tangan Jisoo, menahannya, "jika anda tidak keberatan, saya akan menunggu bersama anda."

"Tidak perlu seperti ini Pak Kim, anda akan membuang waktu anda." Jisoo menatap pada tangan besar Seokjin yang menggenggam tangannya.

"Saya sudah membuang waktu lebih banyak daripada yang bisa anda bayangkan Bu Kim. Dan bersama anda bukan termasuk di dalamnya."

Mata Jisoo bertemu dengan mata Seokjin, dan akhirnya Jisoo berpaling, merasa jengah, "jika mau anda begitu."

Seokjin tersenyum. Menyalakan pemanas.

Jisoo mengangkat tangannya yang bertaut dengan milik Seokjin, "tidak ingin melepasnya?"

"Tidak." Sahut Seokjin, "saya menyukainya. Anda keberatan?"

Tidak. Tentu saja tidak. Tapi Jisoo tidak menjawabnya. Membiarkan Seokjin terus menggenggam tangannya.

"Akan saya anggap anda setuju kalau begitu." Sahut Seokjin puas. Membuat Jisoo tersenyum simpul.



Suara hujan yang mengenai mobil mengisi kesunyian di antara mereka.

"Apakah anda memang terbiasa menonton film sendirian?" Tanya Seokjin.

"Ya. Saya menikmatinya."

"Jadi apakah saya mengganggu anda malam ini?"

Anehnya, tidak. Jisoo sudah terbiasa sendiri sejak tunangannya meninggal. Hal hal yang biasa ia lakukan bersama Woojin menjadi ia lakukan sendiri. Bahkan ketika Heechul atau Sandara menawarkan untuk menemani, Jisoo selalu menolak mereka. Rasanya ia nyaman dengan kesendiriannya. Tetapi dengan Seokjin, berbeda. Ia seperti tidak keberatan dengan lelaki itu, yang tiba tiba menerobos pertahanannya.

"Anda diam sekali sekarang." Gumam Seokjin.

"Apa yang terjadi dengan anda tadi?" Tanya Jisoo tiba tiba.

Seokjin menimbang nimbang dahulu sebelum memutuskan untuk menjawab pertanyaan Jisoo, "dia membatalkan janjinya. Seperti biasa. Saya sudah tidak terkejut lagi." Ucapnya datar.

Jisoo menoleh dan mendapati Seokjin menatap lurus ke depan.

"Hubungan saya memang seperti ini Bu Kim, saya sudah bilang kalau ini bukan karena anda. Jika ada yang harus di salahkan itu adalah saya dan kekasih saya sendiri. Mungkin kami memang sudah tidak saling mempunyai perasaan satu sama lain lagi. Hanya saja, saya bertemu anda di saat seperti ini sehingga anda berasumsi bahwa anda penyebabnya, padahal tidak seperti itu."

BELAHAN JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang