Suara detakan jam terdengar begitu keras. Jisoo masih mendengarnya di kepalanya. Mengalahkan dengkuran halus Seokjin di lehernya.
Jisoo bergerak, menggunakan gaya tolak untuk menyingkirkan tubuh Seokjin dari atas tubuhnya. Membuat tubuh Seokjin menggelimpang ke sebelahnya. Lelaki itu mengerang sedikit lalu melanjutkan dengkurannya.
Terengah engah, Jisoo menatap wajah damai suaminya.
"Brengsek!" Desisnya sepenuh hati. Mengatai suaminya untuk kali pertama sepanjang pernikahan mereka yang baru berlangsung selama beberapa bulan.
Kesal sekali rasanya. Sudah dibuat nyaris semaput dengan serangan Seokjin dan tiba tiba lelaki itu ambruk tepat setelah berhasil membuat desahan yang sekuat tenaga ia tahan tahan terlolos dari bibirnya.
Jisoo menghela nafas panjang. Berusaha menenangkan diri. Masih menatap kesal suaminya, "Awas saja kau kalau minum minum lagi!" Ucapnya dongkol, "tak akan kuurusi lagi!"
Tapi beberapa detik kemudian, Jisoo menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Seokjin. Menepuk nepuk lelaki itu untuk mengantarkannya ke tidur yang lebih nyenyak.
*
Seokjin mengintip ke arah dapur. Menyaksikan Jisoo tengah membereskan bekasnya memasak. Seokjin dapat melihat ketika Jisoo memalingkan wajahnya sedikit ke samping, bibirnya terlihat dalam satu garis lurus yang bisa Seokjin artikan sebagai kekesalan.
Ini menakutkan. Dia mabuk semalam. Mereka sudah lama tidak minum bersama sejak Yoongi menjadi biksu dan berpuasa minum. Lelaki brengsek itu menderita karena tidak minum sebagai salah satu usahanya untuk mendapatkan anak, dan atas nama solidaritas dia juga melarang saudara saudaranya minum untuk ikut menderita dengannya. Sehingga semalam hampir seperti perayaan bebas penjara.
Sekarang ia mengerti kenapa Jimin, Taehyung dan Yoongi selalu berfikir panjang dulu sebelum minum. Bahkan mencari celah untuk mengakali istri mereka. Memikirkan kambing hitam bahkan dari sebelum rencana untuk minum terlaksana. Seokjin sebelumnya meremehkan mereka. Mengatakan bahwa lelaki sejati tidak akan takut dengan omelan istri.
"Aku ini bukan lelaki sejati." Gumam Seokjin.
Jadi sekarang ia takut akan kemarahan Jisoo. Tengah malam ia sempat bangun dengan kondisi mual dan pusing berat. Bingung sendiri ia ada dimana dengan hanya memakai jeans nya tanpa atasan sampai ia menyadari istrinya yang cantik tidur memunggunginya.
Seokjin pergi ke kamar mandi, muntah sedikit untuk meredakan mualnya dan minum obat penghilang pengar yang ada di samping tempat tidur. Pasti Jisoo yang menyiapkannya. Seokjin kembali ke tempat tidur dan memeluk Jisoo, menyingkirkan boneka pikachu yang di peluk oleh Jisoo dan menarik tangan Jisoo untuk melingkari pinggangnya dan melanjutkan tidurnya.
Dan pagi ini, ia tidak tau apa yang akan dia hadapi sekarang. Jisoo belum pernah marah padanya. Ia penasaran sekaligus tidak ingin mengalaminya.
Tiba tiba Jisoo berbalik dan menangkapnya basah.
Seokjin berdiri tegak. Menyengir pada Jisoo.
"Duduk!"
Seokjin menurut. Melangkah dan duduk di meja makan. Jisoo menghidangkan sup penghilang mabuk di hadapannya. Seokjin memakannya tanpa bicara setelah menggumamkan terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAHAN JIWA
FanficDunia Kim Seokjin tiba tiba terbalik. Dia terpaksa keluar dari kehidupan nyamannya. Dan karena itu ia bertemu dengan Kim Jisoo. Seokjin pun mulai mengenal Jisoo dan mulai tertarik padanya. Padahal, seseorang sudah ada di sisinya selama ini. Bisakah...