Ini pemandangan yang sulit untuk di lupakan. Sudah pasti akan menjadi kenangan bagi Jisoo. Entah itu kenangan baik atau buruk. Seokjin tidak ingin memikirkannya. Matanya fokus pada kekacauan di hadapannya.
Jungkook terduduk di lantai, tangannya meraih Namjoon, berusaha menarik Namjoon sebagai perisainya. Sementara Taehyung menduduki kaki Jungkook, menahan pergerakannya. Satu tangannya memegang bagian depan baju Jungkook, tangan sebelahnya di pegangi Yerim yang bergelayut di punggungnya, menahan Taehyung. Namjoon sendiri berada diantara Jungkook dan Taehyung, sebelah tangannya menjambak rambut Jungkook sementara tangan lainnya menarik hoodie Yerim agar turun dari punggung Taehyung.
Para pemandu sorak berada di pinggir. Yoongi, Seungwan, Joohyun dan Seulgi sontak menoleh ketika Seokjin muncul. Mereka menyengir bersalah pada Seokjin, tapi lalu pandangannya bertanya tanya ketika melihat bahwa sang Kim tertua itu menggenggam tangan seorang wanita bersamanya.
"Namjoon?" Tanya Seokjin, meminta penjelasan. Meskipun Yoongi dan Joohyun adalah yang tertua setelahnya, tapi Seokjin tidak memercayai mereka untuk mengurus kumpulan babon ini.
Yerim turun dari punggung Taehyung, menolong Jungkook berdiri. Taehyung dan Namjoon pun memisahkan diri.
Jihoon turun dari gendongan Sooyoung dan menuju ibunya. Diikuti oleh Jimin, "bawa Jihoon pergi." Bisik Jimin. Sudah menebak akan terjadi huru hara disini.
"Tidak ada apa apa Hyung." Ucap Jungkook buru buru. Terdengar gugup.
Pandangan Seokjin tajam kepada si maknae.
Seulgi mulai melangkah bersama Jihoon keluar dari pintu samping menuju beranda. Joohyun mulai ikut melangkah tetapi suara Seokjin menahannya, "jangan ada yang pergi kecuali Seulgi." Tegasnya.
Joohyun memutar bola mata, lalu menghempaskan tubuhnya dengan kesal ke sofa.
"Namjoon. Ada apa ini?" Ulang Seokjin.
Jisoo menatap satu persatu orang yang hadir disitu. Lalu kembali menatap Seokjin di sampingnya. Kondisi ini baginya sama saja seperti jika ia, Oppa dan Unnienya berkelahi memperebutkan makanan atau mainan saat mereka kecil. Bedanya memang disini lebih banyak orang jadi perkelahiannya lebih seru dan mereka bukan anak anak lagi. Tapi Jisoo tidak melihat itu sebagai masalah besar. Begitulah saudara. Ia jadi heran kenapa Lee Hana begitu mempermasalahkannya.
Masa bodoh. Kerugian untuk Hana, keuntungan bagi Jisoo.
Selain itu, mendapati Seokjin bersikap tegas seperti ini merupakan hal baru yang belum pernah dilihatnya. Dan Jisoo mendapati dirinya ... makin tertarik. Progressnya semakin bertambah.
Bola mata Namjoon bergerak gerak gelisah. Ia menatap Jungkook. Sepertinya tidak tega pada Jungkook jika ia membeberkan masalahnya pada Seokjin. Seokjin mengangkat alis, sudah paham gerak gerik Namjoon.
"Aku semakin tua Namjoon-aah." Sindirnya, "cepat katakan sebelum aku menggunakan caraku sendiri untuk mencari tau!"
"Yerim memberi tahu kami semua kalau penis Jungkook tidak pendek." Celetuk Joohyun.
"YA! NOONIM!" Seru Jungkook pada Joohyun.
"YA! Berani sekali kau meneriaki istriku!!" Teriak Taehyung. Hendak menerjang Jungkook lagi tapi bagian belakang bajunya di tarik oleh Yoongi sehingga dia terjatuh di dekat kaki Yoongi.
"Cukup!" Geram Seokjin, "Tae! Jungkook! Kalian buka mulut sebelum ku suruh, kuhajar kalian!" Seokjin mendelik pada Yoongi. Seolah olah berkata, "kau baru bertindak sekarang?"
![](https://img.wattpad.com/cover/262932303-288-k537059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAHAN JIWA
FanfictionDunia Kim Seokjin tiba tiba terbalik. Dia terpaksa keluar dari kehidupan nyamannya. Dan karena itu ia bertemu dengan Kim Jisoo. Seokjin pun mulai mengenal Jisoo dan mulai tertarik padanya. Padahal, seseorang sudah ada di sisinya selama ini. Bisakah...