PART 23 : UNTUK KEBAIKAN YANG LEBIH BESAR

1.2K 139 22
                                    


Hari pertama setelah pertengkaran itu...


Seokjin menghentikan mobilnya di depan Kyunggi. Jisoo melepas seatbeltnya. Menggumamkan terimakasih lalu turun dari mobil. Seokjin tidak menyahut apa apa, hanya mengemudikan mobilnya pergi dari situ.

Setelah mobil Seokjin tidak terlihat lagi, Jisoo berjalan ke arah yang berlawanan dari Sekolah. 





"Wah, wah, tak kusangka akan melihat pemandangan ini."

Jisoo menengok sebentar, lalu kembali pada layar di hadapannya. Ia melipat bibir penuh konsentrasi, memindai sasarannya hati hati lalu menembak.

"Yes!!" Desisnya puas, ketika sasarannya hancur dan nilai sempurna untuknya. Jisoo menoleh, tersenyum manis pada kakak kandungnya.

"Kau harusnya malu. Kau memarahi murid muridmu karena membolos untuk bermain di arcade, kau juga melakukan hal yang sama." Cemooh Kim Jung Hoon.

"Mereka beralasan menghilangkan stress. Kuakui mereka benar."

Jung Hoon meneliti wajah adiknya dan langsung dapat melihat perbedaannya, "kau kenapa? Bertengkar dengan Seokjin?"

Jisoo menghela nafas. Dan belum belum, air mata menggenangi matanya.

Jung Hoon meraih tangan adiknya, "ayo bicara."




Jisoo menceritakan semuanya. Dari mulai bagaimana ia dan Seokjin berhubungan, pernikahan mereka yang tiba tiba, permasalahan dengan Lee Hana, Ny. Park yang menamparnya, pembicaraannya dengan Park Jinyoung, dan akhirnya pertengkaran hebat semalam.


"Dia menuduhku menganggapnya sebagai Woojin." Ucap Jisoo tersendat, "membawa Woojin kemana mana."

Jung Hoon diam saja. Ia membiarkan Jisoo melampiaskan semua emosinya dulu. Sambil menelaah akar permasalahannya.

Jisoo membersit hidungnya, Jung Hoon mendorong gelas es cokelat yang dia pesan untuk Jisoo. Jisoo meminumnya lalu mengrenyit, "tidak enak."

Jung Hoon mencobanya, "enak kok."

"Tidak enak." Jisoo menggeleng, "terlalu manis. Aku jadi mual. Kemarin aku kan sakit."

Jung Hoon memesan minuman lain untuk Jisoo. Ia lalu menatap adiknya lekat lekat, "kau sendiri bagaimana? Apa kau merasa selama ini memang tidak bisa melupakan Woojin? Aku bisa mengerti perasaan Seokjin. Kau sendiri merasa panas dengan mantannya, begitupun Seokjin. Apalagi, dia tidak bisa langsung menghadapi mantanmu. Dan dia tau, kau mencintai mantanmu itu."

"Aku tidak mengerti apa yang kalian inginkan. Dengan setuju menikah dengan Seokjin, aku sudah berusaha untuk melupakan Woojin. Kenapa kalian tidak melihat dari sudut pandang itu?"

Jung Hoon menghela nafas, "tidak cukup hanya dengan itu Soo-yaa. Tidak ada orang ketiga dalam sebuah pernikahan. Entah itu mantan pacar menyebalkan, ataupun mendiang tunangan yang masih kau ingat."

"Lalu aku harus bagaimana? Aku sudah berusaha melepaskannya. Aku bahkan tidak memimpikannya lagi. Aku tidak mengerti kenapa dia bilang aku mendesahkan namanya sewaktu tidur karena aku benar benar tidak menyadarinya." Jisoo mengaduk jus nya dengan kesal, "aku melihatnya sebagai Seokjin! Demi Tuhan! Tidak pernah aku melihat wajah Woojin padanya!"

BELAHAN JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang