39 STASIUN GAMBIR

64 28 36
                                    

Vote, Komen, dan Kritik adalah semangat saya.
Terima kasih telah membantu.
Update setiap Rabu & Sabtu.

*****

"Menunggu di setiap pertemuan, menghargai di setiap waktunya. Indah bukan? Tapi sayang, hanya di awal saja."

"Memangnya dia bilang mau datang jam berapa?" tanya Mita, dengan mata yang terfokus pada jalan raya. Karena dirinya yang mengendarai mobil.

"Jam tujuh ini." Jawab Nada, kedua ibu jarinya sedari tadi terus menari-nari saling membalas pesan pada seseorang yang akan dia temui nanti.

Jika bertanya mengapa Mita bisa bersama dengan Nada. Jawabannya adalah karena Nada menyuruhnya menginap semalaman di rumahnya untuk meminta saran dari sahabatnya itu. Mita baginya adalah seseorang yang paling rela berbagi waktu untuknya. Padahal hari ini Mita juga sedang dikejar waktu untuk mengisi guide tour ke Malaysia. Dan jam sembilan dia harus menuju meeting pointnya, yaitu Bandara Soekarno Hatta.

"Nanti gak kenapa-kenapa kan kalau gue tinggal? Gue takut gak keburu kalau harus nunggu Salman dulu?" tanya Mita.

Nada menghela napas dan melirik ke arah sahabatnya itu. "Gak apa-apa. Mit! Justru gue yang harusnya terima kasih sama lo. Udah mau ada disaat gue butuh banget saran dari seseorang."

"Kalau masalah itu mah, Tenang aja! Gue pastiin gue siap buat dengerin apapun keluh kesah lo! Apalagi kalau masalahnya Salman. Seneng banget gue." Mita berbicara begitu seolah ingin meledek Nada, mengetahui bahwa dulu Nada dan Mita juga pernah menyukai orang yang sama, yang mengakibatkan hancurnya sebuah persahabatan mereka. Tapi akhirnya semua terselesaikan pada waktu itu, sesaat sebelum pindahnya Nada ke Australia di akhir kelas sepuluh, untuk melanjutkan sekolah dan kuliah di sana.

"Kok lo begitu sih ngomongnya? Gue curiga nih!" Nada mengernyit menatap Mita dengan tatapan curiga dan sedikit rasa sebal.

Mita tertawa melihatnya. "Nad! Lo tuh ya! Bisa-bisanya masih cemburu sama gue."

"Ya lagian! Gue kan takut!"

"Takut kenapa?" tanya Mita.

Seperti biasa, Nada menggigit ibu jarinya di kala resah dan takut. "Ya takut aja! Karena di saat-saat begini tuh bener-bener harus hati-hati menjaga hati."

"M-maksudnya?" Mita kebingungan dengan pernyataan Nada barusan.

"Ya! Disaat suatu hubungan menuju keseriusan tuh. Biasanya, banyak pengganggu-pengganggu yang mulai berdatangan." Perjelas Nada.

Mita tertawa lagi seusai mendengar ucapan Nada barusan. "Bukannya dari dulu juga hubungan lo sama dia tuh selalu ada aja masalahnya?" tanya Mita kemudian melanjutkan tawanya, sengaja.

"Ya, namanya juga hubungan. Pasti ada aja berantemnya," Nada tetap bersikukuh. Tak mau kalah.

"Hubungan?" Mita menautkan alisnya! "Hubungan apaan! Pacar? Emang statusnya pacar?" lanjut Mita. Tak mau kalah adu argumen.

Kali ini Nada dibuat diam tak bersuara. Memang, jika ditanya tentang hubungan. Nada hanya menjalin sebuah hubungan tanpa status, sudah begitu ditambah harus LDR. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya terombang-ambing dalam ketidakjelasan sebuah hubungan.

"Y-ya..." Nada memberanikan membalas perkataan Mita tadi. "G-gue mah gak kenapa-kenapa! Justru di situ tantangannya. Kalau gue bisa sampai ke tahap serius, tandanya gue kuat."

Monas sudah terlihat, menandakan sudah sedikit lagi mereka akan sampai pada tujuannya ke Stasiun Gambir untuk menjemput Salman yang hari ini sedang di perjalanan menuju Jakarta, untuk memberikan sebuah status dan mengikat perempuannya pada acara pertunangan mereka. sepakat akan diadakan tiga hari lagi. Dari pihak keluarga Nada, acara akan diadakan malam hari.

PAMIT (SEKUEL HE IS SALMAN) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang