41 (PIL PAHIT)

90 30 57
                                    

Terima kasih sudah terus membaca cerita ini
Vote, komen, dan Kritik adalah semangat saya
Update setiap Rabu& Sabtu.
Di ending Chapter Mei 2021 akan ada give away

Di ending Chapter Mei 2021 akan ada give away

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Aku sadar, kenapa aku selalu kecewa. Karena aku selalu berharap."

FLASHBACK

"Salman!" Seru gadis dengan terbirit menghampiri Salman yang Terlihat dari pandangan sedari sepuluh meter di belakangnya.

Salman menggeleng dan terus berjalan pada koridor Mall yang sedang ramai oleh hiruk-piruk orang-orang yang sedang menghabiskan waktu sore mereka. Begitupun Salman dan Nada yang memilih menghabiskan waktu mereka di Mall.

Berlari dengan gesit membuat gadis itu akhirnya mendapati Salman yang sedari tadi terus selonong tanpa memperdulikan Nada yang terus meneriaki dirinya. "Salman! Ih jahat banget, Ninggalin mulu," ringih Nada seraya meruncingkan bibirnya. Bete.

"Kamu lelet banget, lagi sih dari tadi sudah hampir lima kali kamu buang air terus. Beser apa gimana si," ujar Salman, rada sebal dengan Nada.

"Masa? Banyak banget?" tanya Nada seolah tak mempercayai ucapan Salman barusan.

"Mau di perinci?" Salman menantang. Alisnya naik.

"Apa?"

"Pertama, pas masih di sekolah, sebelumnya kamu ijin ke saya untuk ke toilet dulu sebelum ke sini. Kedua, pas mau masuk ke Bioskop, alesannya biar nanti gak bolak-balik toilet. Ketiga, pas di pertengahan film, kamu ngerengek kayak bocah, mau pipis tapi takut ketinggalan isi filmnya, mana pas di adegan klimaks lagi. Dan terakhir, tadi, pas kita selesai nonton."

"Ya maaf! Namanya juga cewek memang begitu."

"Kenapa emangnya?" tanya Salman.

"Rucika," Sahut Nada.

Matanya melebar, alisnya naik wajahnya datar, "Mengalir sampai jauh."

Agak creepy, namun perlahan setelah memahami maksud dari Salman, perlahan tawa pun mulai keluar dari diri Nada. Menautkan alisnya, "Lu... cu... ya." Nada mengangguk dengan canggung.

"Lapar gak?" tanya Salman.

Nada menggeleng, "Katanya mau ke toko buku? Jadi?"

"Jadi dong!"

Mereka berjalan mencari toko buku di dalam mall itu, berjalan beriringan dengan tangan tak saling memegang seperti tidak memperlihatkan hubungannya. Seragam sekolah masih mereka kenakan dan hanya dilapisi jaket saja. Niat Salman ingin ke toko buku adalah karena, ingin membeli buku latihan khusus akhir semester untuk kelas sepuluh.

Toko buku terlihat dari pandangan mereka berdua, langsung saja mereka masuk dan kemudian berpisah. Salman mencari rak khusus buku-buku latihan, sedangkan Nada memilih buku-buku novel.

PAMIT (SEKUEL HE IS SALMAN) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang