34 (TERUNGKAP AKAN STATUS)

80 31 43
                                    

Jangan lupa buat hati seseorang bahagia dengan Vote, Comment, kritik, dan share.

Update setiap Malam Minggu.

**********

"Ini permasalahan yang sangat rumit, lebih rumit dari keberadaan yang ketiga."

Matahari yang mulai terbenam di langit bagian barat laut memberikan kesan perpisahan yang indah, cahayanya merekah menyatu antara merah dan ungu membuat gradiasi yang membuat orang saat melihatnya selalu kagum.

Selepas menyelesaikan masalah mereka, kini Salman mengantarkan Arya dan Nada ke sebuah hotel penginapan yang berada tepat tidak jauh dari Tugu Jogja yang sangat fenomenal. Mereka menuju ke sana menggunakan mobil ojek online.

Tak lama mereka sampai dan Arya langsung melakukan reservasi. Dan jika ada yang bertanya kenapa mereka tidak menginap di rumah Salman saja? Jawabannya adalah karena tidak mau menganggu kondisi kesehatan Ibunda Salman. Ya pada akhirnya inilah pilihannya, menginap di sebuah hotel bukanlah hal yang harus di permasalahkan.

"Nih kunci kamu, Nad!" Ujar Arya seraya memberikan kunci kamar bernomor 24 kepada Nada.

"Makasih," balas Nada seraya mengambil kunci tersebut dari tangan Arya.

"Nad." Kata Salman sambil menghela napas.

"Iya?" tanya Nada kembali seraya menautkan satu alis miliknya. "Kenapa?"

"Capek gak?" tanya Salman dengan intonasi sangat lembut dan halus.

"Enggak! Kan tadi sudah istirahat juga di rumah kamu." Balas Nada.

Perkataan Nada menjadi halus, Lo atau Gue kini berubah menjadi Aku dan Kamu. Apa artinya itu?

Artinya, bahwa kini Nada sudah benar-benar mengerti dan memaafkan Salman, walau belum seutuhnya memaafkan. Tapi, dia tetap mencoba berbesar hati untuk menerimanya kembali.

"Kamu mau nggak temani saya jalan-jalan, sebentar saja," kata Salman.

Tanpa ragu Nada langsung mengiyakan ajakan Salman, tak peduli seberapa lelah tubuhnya, asalkan dengan laki-laki itu, Nada akan berusaha untuk tetap terlihat kuat dan baik-baik saja.

Arya yang dari tadi hanya menyaksikan perbincangan tersebut kini berpura-pura batuk. "Jadinya mau rapi-rapi dulu atau mau langsung?"

"Emm! Langsung saja, gue titip tas gue ya, dan ini kuncinya! Tolong yang, Arya!" ucap Nada mantap menjawab pertanyaan Arya dan langsung memberikan lagi kunci yang sudah diambil dari tangan Arya tadi.

Arya hanya bisa mengatupkan bibirnya dan mengangguk pertanda mengerti. Membiarkan mereka berdua berjalan berdua menjauh dari lobi hotel menuju ke luar untuk menikmati malam di Kota Pelajar ini.

Ramai sekali suasana malam hari di daerah Malioboro. Tugu Jogja yang sepertinya tak pernah terasa sepi, berjalan melirik kanan kiri selalu saja terlihat sebuah angkringan sederhana nan murah pastinya untuk dinikmati. Banyak juga musisi-musisi jalanan yang mulai memainkan jari-jemarinya untuk memetik senar gitar miliknya.

"Man! kita sedari tadi sudah jalan terus loh, mau kamu apa sih?" tanya Nada yang mulai letih dan gelisah karena tak tahu tujuan Salman itu apa sebenarnya.

"Kamu capek?" tanya Salman seraya menatap kedua bola mata nan indah milik nada.

Nada hanya menautkan kedua bahunya dan memasang wajah lesu. Jelas capek bukan main rasanya diajak berjalan keliling Malioboro tanpa ada jeda untuk berhenti, bahkan sekedar beli minum pun tidak pernah. "Ya Mas-nya pikir saja, masa dari tadi jalan terus gak berhenti-berhenti."

PAMIT (SEKUEL HE IS SALMAN) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang