33 (MAAF KESEKIAN KALINYA)

99 37 28
                                    

Hi! Bantu saya untuk bahagia dengan Vote dan Komen untuk cerita ini ya :,)

Update Setiap Hari Rabu itu kalo lagi mood. Kalau gak mood random sih haha.

"Aku yang dibesarkan oleh ketulusan dan kemandirian seutuhnya."

Mentari fajar mulai menyinari gerbong kereta yang sedang melaju dengan cepatnya. udara sejuk nan dingin mulai menyerbu masuk ke dalam lapisan besi gerbong kereta itu. sinar indah itu juga yang membangunkan tidur wanita di gerbong eksekutif kereta. Berada hampir delapan jam di perjalanan, akhirnya kurang lebih tiga puluhan menit lagi akan sampai pada tujuannya.

Memantapkan hati walau bukan seharusnya dia yang datang untuk meminta maaf. Ya tapi mau bagaimana lagi. Oh iya sekali lagi dijelaskan, bahwa hubungan antara Nada dan Salman bukanlah suatu hubungan ikatan seperti pacar, mereka hanya dua orang yang saling jujur tentang perasaannya tanpa ikatan tersebut.

"Jalanin saja." Kata-kata itu yang sebetulnya mengganjal di benak Nada.

Bagaimana tidak? Sejak pertemuan mereka di Bandara kala Nada ingin pindah ke Australia, mereka hanya menjalani saja hubungan yang tidak terikat itu. karena yakin akan kesetiaannya, Nada tetap berusaha kuat menjalani hari-hari LDR nya. Dengan bermodalkan percaya.

"Nad!" Sapa pria yang terduduk di samping Nada persis dengan mata yang masih sayu karena baru saja terbangun akibat pantulan sinar mentari yang menyorot ke wajahnya.

Wanita itu tetap menyandarkan kepalanya kepada jendela kereta seraya melihat Jalan Raya yang masih sepi nan asri untuk dipandang.

"Nad! Kok sedih?" tanya Arya yang merasa kasihan melihat wanita yang belum lama dirinya cinta itu bersedih menangisi lelaki itu.

Arya menghela napas halus dan bersandar miring menatap tubuh wanita yang memalingkan wajahnya itu. "Nad! Aku kira kamu bakal senang loh bisa ketemu lagi dengan dia?!." Perkataan Arya masih tidak perempuan itu hiraukan.

Sekali lagi dia menghela napas. "Nad, Aku minta maaf ya, semuanya terjadi karena aku. Aku yang sudah buat semuanya berantakan, karena sebuah keegoisan dalam diri aku yang mana aku sendiri pun gak bisa mengendalikannya." Kata Arya dengan tulus dan lemah lembutnya mengingat depan, kiri, belakang juga ramai akan penumpang, takut jika suaranya terlalu keras akan mengganggu kenyamanan yang lain.

Seruan dari pramugara kereta sudah menggema di setiap gerbong, menandakan bahwa kereta tujuan Stasiun Lempuyungan Yogjakarta akan segera sampai. Nada dan Arya bergegas merapikan dan menyiapkan barangnya.

"Nad! Aku mohon, jangan ada pembicaraan yang keras, lantang dan marah, aku mohon jangan ya, apalagi di rumahnya!" pertegas Arya sekaligus mengingatkannya.

Dahi wanita itu mengerut bingung dengan maksud Arya kepada dirinya. Lalu menatap wajah pria itu dan menghembus napas halus kemudian mengangguk memberi tanda mengerti. Walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak memahaminya.
Kereta memelankan laju pacunya dan tidak lama kemudian mulai berhenti, pintu mulai terbuka, orang-orang mulai bergegas keluar gerbong itu dengan urut dan teratur.

Sekali lagi. Ini Stasiun. tempat di mana semua orang merayakan datangnya pertemuan maupun perpisahan, yang diinginkan ataupun yang sama sekali tidak diinginkannya.

Oh iya, alasan mengapa mereka berdua tidak menggunakan kendaraan mobil pribadi adalah semua mutlak permintaan Nada. Katanya kangen dengan situasi Indonesia, dengan kesederhanaan milik orang Indonesia yang dia rindukan selama menempuh kuliah di Australia saat itu.
Kedua orang itu keluar dari gerbong dan menghembus napas lega, akhirnya bisa menginjakkan kaki di kota yang penuh dengan Kesopanan ini.

PAMIT (SEKUEL HE IS SALMAN) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang