Extra Chapter 1

36K 5.1K 886
                                    

Terimakasih banyak buat yang udah ikut pre order KIASA. Buat yang belum kebagian tungguin di toko buku atau bisa ke shopee galaxy.media ya, masih bisa dipesan kok.

Luvgeng❤❤❤

Selalu ada tempat untuk pulang~~

🍟🍟🍟

"Papi pulang." Dion melangkah dengan gembira karena bisa pulang cepat hari ini.

Dia menyapa Milo dkk sekilas, lalu bergegas menuju ke kamar hendak bertemu anak dan istrinya.

Milo menatap Papinya sengit, dasar lelaki setelah punya yang baru anak bulu dilupakan.

Dion berhenti di anak tangga ketiga seolah baru saja mendengar julitan anak berbulunya. Dia turun kembali menuju kandang, mengusap enam anak bulu yang menatapnya senang. "Jangan nakal dulu ya, Mami masih susah ngurusin dedek Nadi sendirian." Dion mengisi mangkuk masing-masing kucingnya dengan makanan lalu kembali ke atas.

"Misi selesai, Milo. Selamat makan."

Dion kembali bergegas ke kamar, membuka pintu kamar dan menyaksikan Rena yang sepertinya baru selesai memandikan Nadira.

"Hai, anak Papi baru mandi. Wangi banget." Dion hendak mendekat tapi segera dilarang oleh Rena.

"Mandi dulu sana. Nanti baru main sama anaknya."

"Cium dikit, Yang." Bujuk Dion.

"Yang yang pala lo peyang. Mandi dulu, Mas. Kamu dari luar, banyak kuman. Emang mau kalau anaknya kenapa-napa?" Dion yang menyadari mode emak-emak Rena sedang on memilih menurut. Dia masuk ke kamar mandi, dan segera membersihkan diri.

"Oke, anak Mami udah cantik, wangi dan dijamin bisa buat anak tetangga naksir." Rena memangku Nadira dengan telaten, lalu memberinya asi.

"Jangan bobok dulu ya sayang, main sama Papi dulu. Kasihan Papi kalau kamu tinggal bobok." Seolah mengerti, bayi perempuan ini tersenyum menanggapi permintaan Maminya.

"Nah pinter, siapa dulu Maminya." Rena terus saja berbicara sendiri, membanggakan dirinya di depan anaknya. Seolah Nadira dapat memahami apa yang dia katakan.

Sederhana, tapi membahagiakan.

Suara kamar mandi terbuka saat Rena masih memberi asi pada Nadira. "Stoppp! Diem disana dulu." Ujar Rena tidak ingin Dion melihat area pribadinya.

Terkadang dia serius, terkadang juga hanya bercanda.

"Mas masih handukan, Ren. Dingin." Ujar Dion jujur karena kulitnya langsung disambut dengan dinginnya AC.

"Bentar lagi juga anaknya berhenti." Dion mengabaikan karena merasa Rena hanya sedang mempermainkannya.

Dion berjalan melewati Rena, dan sempat-sempatnya menoel pipi anaknya yang jelas-jelas posisinya sangat dekat dengan area pribadi Rena. Rena membelalakkan mata dan spontan saja menepuk tangan Dion kuat.

"Sakit, Rena."

"Nanti salah pegang, kamunya khilaf. Ingat ya Mas, akunya belum mau punya anak lagi. Kasihan Dira kalau jaraknya deket banget." Omel Rena membuat Dion speechless.

Dion bahkan tidak kepikiran sampai kesana.

Untuk hari ini.

Beda lagi besok atau kemarin, Dion memang menginginkan bayi lagi.

NADI [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang