21. BabyShop

38.9K 5.6K 1.3K
                                    

AKU MAU BUAT PERJANJIAN.

Gini deh, sebelum kalian ketemu konflik yang aku sendiri gatau nanti jalannya kayak apa. Nah gimana kalau aku buat perjanjian.

Seandainya nanti aku dapat ide konflik berat, ada pihak luarnya. Aku bakal nuntasin itu semua dalam satu atau dua minggu (klimaksnya ya) dengan total paling banyak 3 chapter.

Tapi, kalau masalahnya internal hanya antara Rena dan Dion, paling sekitar 4-5 chapter. Updatenya tetap sebisa aku hehe.

Oke ya? Karena jujur aja, NADI ini walaupun perkembangan readersnya lebih lama dari KIASA. Tapi readersnya itu setia banget, kalian vote cerita ini, juga komentar, dalam dua jam setelah update aku lihat viewnya bisa 2ribuan, votenya seribuan. Kayak hal yang sangat membanggakan gitu, kalian readers dari semua karya aku selalu bisa membuat aku merasa disanjung, diapresiasi dan selalu didukung. Terimakasih banyak semuanya...

 Terimakasih banyak semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

"Yon, hari ini pulang cepet ya. Beli lemari bayi untuk Kiana."

"Iya, kamu mau dibawain apa?" Dion menghentikan pekerjaannya sejenak. Meminta salah satu asistennya menggantikan dirinya yang sedang mengolah fettucini.

"Nggak ada. Beli nanti aja."

Dion mengangguk, padahal Rena tidak dapat melihatnya. Setelah mengucapkan salam, sambungan terputus.

"Cie Pak Bos, udah tiga bulan masih berasa manten baru. Udah gih Pak, pulang. Biar saya yang handle." Goda salah satu karyawannya ketika dia kembali bekerja. Ya, tidak terasa usia pernikahan Rena dan Dion sudah memasuki bulan ketiga.

Dion hari ini berada di restoran miliknya sehingga dia dapat pulang lebih cepat dari biasanya.

"Memang masih baru kan?" Dion tertawa menanggapinya. Rena memang terhitung sering menghubunginya saat sedang bekerja. Alasannya hanya meminta Dion membelikan ini dan itu sekalian pulang nantinya.

"Udah Pak, saya aja. Kasihan Bu Rena nungguin." Ujar asistennya yang tadi menggantikan.

"Saya selesaikan dulu, baru pulang. Kamu kerjakan yang lain sana." Dion kembali di hadapan wajan yang berisi saus carbonara. Dion yakin yang memesan carbonara pasti tipe anak yang manis.

Ketika semuanya selesai, barulah Dion bergegas mengganti bajunya dan keluar dari ruangannya.

"Dion." Saat ia melangkah keluar. Seseorang memanggilnya, Dion menoleh ke sumber suara.

"Aku nungguin kamu daritadi." Langkah kaki yang ringan menghampirinya. Satu tangannya yang bebas langsung dipegang erat.

"Ngapain kamu disini?" Geram Dion pada sosok di depannya.

"Kamu udah jarang nemui aku, bahkan gak pernah lagi." Ujarnya.

"Aku sudah menikah, Sheila!" Sentak Dion dan melepas lengan wanita yang bernama Sheila itu.

NADI [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang