Kenapa Rena lebih milih membuka diri dengan Dion yang notabenenya tidak dia sukai?
🍩🍩🍩
"Rena, kenapa kamu terima saya jadi suami kamu?"
"Disuruh."
"Kenapa kamu pasrah saja ketika dijodohkan?"
"Gak bisa nolak."
"Kenapa kamu bersikap layaknya seorang istri yang baik?"
"Kemauan sendiri."
"Lebih rinci?"
"Mungkin kelihatannya gue gak serius. Gue slengek'an gak peduli dan seperti membenci. Tapi sebenarnya gue juga gak mau ketemu yang namanya gagal, terutama di pernikahan yang gak pernah gue bayangkan bakal terjadi. Jadi biar gue belajar menjadi istri yang baik untuk lo."
"Sini saya cium."
"Ogah!"
🍩🍩🍩
"Yon, bangun. Alarm lo berisik!" Dion menggeliat lalu berusaha membuka matanya. Wajah molor Rena menjadi objek pertama yang dia lihat.
"Kamu gak bangun juga?"
"Males. Ntaran aja." Rena mempertahankan posisinya.
"Ayo bangun, buatin saya sarapan." Dion duduk menarik lengan Rena. Rena menggeliat malas dan terpaksa menuruti kemauan Dion.
Inget, Ren. Dia suami lo. Gak baik nolak perintah suami.
Rapalnya dalam hati. Dion tersenyum melihat Rena yang mulai penurut meskipun nada ngegasnya tidak juga menghilang.
Dion mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Rena turun ke bawah dengan mulut yang terbuka lebar, dia sedang menguap.
Roti bakar menu tersimpel dan tercepat saat ini, begitu pikirnya. Dia membakar roti di atas teflon dengan olesan mentega. Lalu mengambil coklat dan keju, memarutnya diatas roti.
Satu jenis lainnya dia pilih untuk mendadar telor dan mengoleskan saus diatas roti lalu menghidangkannya dengan satu slice keju.
"Manis atau asin?" Tanya Rena merasakan keberadaan seseorang di dekatnya. Hanya ada dia dan Dion di rumah. Jadi tidak mungkin orang lain.
"Asin." Dion duduk di meja makan, memandang dua piring roti bakar dan segelas susu yang disiapkan Rena.
"Wah kalori yang sangat tinggi." Komentar Dion tapi tetap memakannya.
"Yang penting enak." Sahut Rena malas sambil terus mengunyah makanan miliknya. Diteguknya susu uht rasa vanilla yang menemani sarapan pagi mereka. Lalu setelahnya bersendawa senang karena perutnya sudah kenyang.
"Tidak ada aturan." Tata krama di meja makan maksud dari kalimat Dion. Rena benar-benar tidak menjaga sikapnya di depan Dion.
Dion mengeluarkan dompetnya dan memberikan satu kartu yang berlogo salah satu bank swasta di negeri ini.
"Untuk belanja kamu." Rena mengangguk saja dan menerima kartu yang Dion serahkan. Dia sendiri tidak yakin akan memakainya atau tidak. Mungkin menabung adalah pilihan yang tepat, lagian uang jajan dari Papanya masih cukup untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI [SUDAH DITERBITKAN]
ChickLitSpin Off KIASA. Start: 10 Juli 2020 End: 13 Maret 2021 Rena dan Dion. Hampir setiap hari Rena menggerutu kesal karena melihat temannya yang terlalu uwu sampai kalimat bodoh keluar dari mulutnya. "Mau nikah." Dia mengatakan hal itu pada Bunda-nya tan...