7. Pertemuan Keluarga

30.7K 4.7K 494
                                    

Sorry ya menghilang, lagi sakit soalnya.

🍩🍩🍩

Dion sudah mengabari Papanya bahwa nanti malam akan diadakan pertemuan keluarga di rumah Rena. Untuk pertama kalinya, malam ini semuanya akan membahas tanggal pertunangan serta pernikahan.

Rena kini sedang membantu Bundanya memasak. Bundanya lebih memilih memasak sendiri hidangan malam ini ketimbang dari restoran Papanya. Katanya, masakan Bunda rasanya jauh lebih enak.

Iyain aja.

"Ren, hidupin baranya diluar. Habis itu bakar ayamnya." Rena menaikkan lengan bajunya, seolah ingin memperlihatkan otot lengannya yang tidak ada sama sekali. Lalu dia keluar mengelurkan sekarung kecil bara dan memberinya sedikit minyak tanah.

Setelah berhasil, dia kini merasa dirinya adalah avatar yang bisa mengendalikan api.

"Awas tangan kamu kebakar." Ingat Bunda saat melihat anak gadisnya malah bermain api.

Rena terkekeh malu, lalu saat apinya mulai padam dia meletakkan bara dalam panggangan dengan skop kecil.

Setelahnya Rena menata ayam di atas panggangan dan mengoles bumbunya.

"Kalau gue yang masak, dijamin enak." Monolog Rena.

Setelah ayamnya matang sempurna, Rena menyusunnya di atas piring lalu meletakkannya ke dalam rumah.

Lalu keluar lagi dengan seember air dan menyiram bara yang masih menyala.

"Udah, sekarang kamu mandi, dandan yang cantik." Titah Bunda padanya.

"Gini juga udah cantik, Bun." Rena membuat jari jempol dan telunjuknya seperti logo nike dan meletakkannya tepat dibawah dagu.

"Cantik darimana, muka item kena arang gitu." Bunda berdecih. Rena tersadar segera masuk ke kamar mandi dan berkaca. Dia tertawa sendiri melihat wajahnya.

Entah kenapa hari ini dia tidak lagi misuh-misuh dengan hal yang berkaitan dengan Dion.

Rena dengan santainya mengambil handuk dan masuk kamar mandi. Bahkan dia bersenandung ria.

🍩🍩🍩

Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Rena sudah siap dengan dress santai berwarna peach miliknya. Rambutnya yang panjang diikat rapi menampilkan leher putihnya yang jenjang.

Aroma vanilla dari parfum yang dia pakai menguar saat tubuhnya bergerak. Dia kini sedang duduk manis di ruang keluarga bersama Papa dan Bundanya. Satria, Kiana dan Gia tidak bisa hadir karena sedang ke Bogor mengunjungi orang tua Kiana. Memang rencana malam ini sedikit dadakan.

Suara bel berbunyi, Rena bergegas membuka pintu rumahnya.

"Mama..." Serunya girang. Rena memang sudah mulai akrab dengan calon Mama mertuanya setelah acara makan malam sebelumnya.

"Cantik banget anak Mama." Ujar Bu Dila pada setelah memandang Rena.

"Selalu dong." Bangga Rena.

Dion hanya tersenyum senang karena Rena tidak lagi kaku dengan Mamanya. Dia juga senang karena Mamanya terlihat lebih bahagia setelah mengenal Rena.

Meskipun Rena juga masih tidak terlalu mempedulikan Dion.

"Masuk, Bu Dila. Nak Dion." Ujar Bunda heboh. Mereka bergabung di ruang keluarga sambil menunggu Papa Dion.

"Gimana usaha kamu? Lancar?" Papa Rena mengajak Dion berbincang.

"Sejauh ini lancar, Om." Dion membahas pekerjaannya bersama Papa Rena.

NADI [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang