45-NADI

40.4K 4.7K 863
                                    

JANGAN LANGSUNG DI SCROLL, BACA DULU NOTESNYA!!!

Sekalian nitip, info tersisa satu novel lagi!!!

Selalu, aku masih sangat-sangat kurang dalam mengakhiri sebuah kisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selalu, aku masih sangat-sangat kurang dalam mengakhiri sebuah kisah.

Mungkin endingnya gak bakal terlalu bagus, tapi aku harap kalian masih mau baca ya.

Extra part itu pasti bakal ada, entah flashback atau kehidupan mereka sebagai orang tua dengan anak-anak mereka.

Kenapa aku pilih tamat? Karena tanggung jawab cerita on going itu besar. Walau sebenarnya terserah penulis mau update apa enggak, tapi aku gak bisa.

Aku merasa punya tanggung jawab untuk kalian para readers, jadi kalau aku lanjutkan dan akhirnya malah terlantar atau terabaikan artinya aku lepas tanggung jawab buat kalian senang.

Disini kita mutualisme, kalian senang dengan tulisan aku dan aku selalu senang bacain komentar kalian. Ketawa ngakak:" muuv hyunk

AAA POKOKNYA LUV KALIAN SEMUA❤❤❤

🍟byebyekentanggoreng🍟

Bulan kedelapan, masih kedelapan saat perut Rena merasakan yang namanya kontraksi. Rena meringis, saat ini dia sendirian di rumah. Tapi kata dokter hal ini bisa saja kontraksi palsu.

Rena mengambil ponselnya dan berjalan perlahan menuju sofa. Dia duduk dan mencoba menghubungi Dion tapi tidak diangkat.

Sakit di perutnya mereda, Rena mengusap perutnya sayang. "Jangan sekarang ya nak, belum waktunya."

Rena kembali membuka paket yang berisi perlengkapan bayi. Dia sengaja membelinya via online karena merasa lebih praktis.

"Lucu banget." Ujar Rena melihat pakaian yang sengaja dia beli berwarna putih karena belum mengetahui jenis kelamin anaknya. Bayangkan, bayinya berhasil menutupi gendernya selama empat bulan terakhir.

"Aah..." Rena kembali meringis, perutnya kembali sakit tapi kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Kembali dia mencoba menghubungi Dion tapi tidak diangkat.

"Mas..." ringis Rena sudah hampir menangis.

Rena segera mencoba menghubungi nomor kantor milik Dion. Pertama tidak diangkat, kedua juga sama. Rena hampir putus asa jika saja yang ketiga kali juga tidak diangkat.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu." Ah ya saat ini jam makan siang, sudah pasti resto sedang ramai-ramainya.

"Mas Dion... panggilkan Mas Dion..." Ujar Rena mulai terbata.

"Maaf ibu, tapi bapak Dion sedang sibuk dan tidak bisa diganggu."

"Saya istrinya, tolong segera, sampaikan jika saya sedang kesakitan di rumah." Rena segera mematikan sambungan dan mencoba untuk menelfon bundanya.

NADI [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang