Empat bulan yang lalu
Yeorin.
Ketika Senjoo memberi ku mobil lamanya dan menyuruh ku keluar dan melihat dunia, tidak satu pun dari kami yang memikirkan tentang fakta bahwa aku tidak tahu bagaimana cara mengisinya dengan bensin.
Aku hanya memiliki SIM tiga bulan lalu. Dan aku hanya punya mobil untuk dikendarai selama lima jam. Mengisi bensin bukanlah sesuatu yang perlu ku ketahui sampai sekarang.
Aku merogoh tas dan mengeluarkan ponselku. Aku akan menelepon Seonjoo dan melihat apakah dia bisa memandu ku lewat telpon.
Dia sedang berbulan madu dan aku benci untuk mengganggunya. Saat dia memasukkan kuncinya ke tanganku hari ini dan memberitahuku bahwa dia ingin aku, Pergi menjelajah. Menemukan hidupku.
Aku begitu terperangkap dalam sikapnya yang luar biasa sehingga aku tidak berpikir untuk menanyakan hal lain. Aku hanya memeluknya dan menyaksikan dia lari dengan suami barunya, Jung Jaehyun, dan merangkak ke belakang limusin.
Fakta bahwa aku tidak bisa mengisi bensin tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Sampai sekarang.
Tangki ku sangat kosong sehingga aku meluncur ke pom bensin kecil ini di suatu kota, di antah berantah.
Menertawakan diri sendiri, aku mendengarkan suara Seonjoo berkata, "Aku sibuk. Jika kau ingin menghubungi ku, aku sarankan kau menutup telepon dan mengirimi ku pesan.”
Pesan suaranya.
Dia mungkin berada di pesawat. Aku harus memikirkan yang satu ini sendiri.
Aku keluar dari mobil merah kecil yang sudah pudar. Untungnya aku berhenti di tangki bensin di sisi yang benar. Ada pintu kecil yang aku tahu untuk masuknya nosel. Aku telah melihat Seonjoo melakukan ini sebelumnya. Aku bisa melakukan ini.
Mungkin.
Masalah pertama ku adalah aku tidak tahu bagaimana membuka pintu ajaib kecil ini.
Itu ada disana.
Aku bisa melihatnya tetapi tidak ada pegangannya. Aku menatapnya sejenak lalu melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang di dekatku yang tidak terlihat menakutkan.
Aku butuh bantuan.
Butuh tujuh tahun konseling yang intens untuk membuat ku berbicara dengan orang asing. Sekarang aku sering melakukannya. Seonjoo benar-benar terlibat lebih banyak dengan itu daripada psikolog yang terpaksa ku temui setiap minggu. Dia mendorong ku keluar ke dunia dan mengajari ku cara hidup.
Aku mendapat kutipan, Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri, oleh Franklin D. Roosevelt, ditempel di cermin kamar mandi.
Aku membacanya setiap hari atau setidaknya sudah, selama tiga tahun terakhir. Aku diam-diam mengutip itu di kepala ku dan tubuh ku rileks. Aku tidak takut. Aku bukan ibuku. Aku adalah Kim Yeorin dan aku sedang dalam perjalanan untuk menemukan diriku sendiri.
"Kau baik-baik saja? Butuh pertolongan?"
Aksen halus yang dalam mengejutkanku dan aku menyentakkan kepalaku untuk melihat seorang pria tersenyum padaku dari sisi lain pompa bensin.
Mata gelapnya tampak berbinar dengan tawa saat dia balas menatapku. Aku tidak punya banyak pengalaman dengan laki-laki tapi aku punya beberapa. Cukup untuk mengetahui bahwa meskipun mereka tampan, seperti yang satu ini, itu tidak membuat mereka menjadi orang yang baik.
Aku telah kehilangan keperawananku karena seorang pria yang lancar berbicara dengan senyuman yang membuat celana dalam jatuh di mana-mana. Itu adalah pengalaman terburuk dalam hidupku. Tapi yang ini mungkin bisa membantu. Dia tidak menawarkan seks. Dia menawarkan untuk membantu ku. Setidaknya ku pikir dia begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Perfection
Romance(completed) Kehidupan di luar rumahnya adalah pengalaman baru bagi Kim Yeorin. Rahasia gelap masa lalunya bukanlah sesuatu yang ingin dia bagi dengan siapa pun. Mereka tidak akan pernah mengerti. Tidak ada yang akan pernah cukup dekat untuk mencar...