10

92 17 19
                                    

Yeorin.

Jika ada cara yang mungkin aku bisa keluar dari ini tanpa berhenti, aku akan melakukannya. 

Aku telah bernyanyi sepanjang hidup ku, di rumah ku. Tapi itu adalah cara ku melarikan diri dari ibuku dan kenyataan.

Tidak di depan orang. 

Aku suka menyanyi di depan cermin saat menyisir rambut, hampir sepanjang hidup ku sementara aku menyanyi untuk penonton yang pura-pura. 

Itu tadi fantasi.

Aku tidak pernah yakin nyanyian ku layak. Ibu ku senang mendengar aku bernyanyi tetapi dia tidak pernah menjadi penilai yang baik untuk apa pun.

Aku telah membuka mulut untuk menjelaskan hal ini kepada pria yang telah memperkenalkan dirinya sebagai 'Kang Jun, koordinator acara RJ Hotel' tetapi dia tidak membiarkan ku banyak bicara. 

Sebaliknya, dia memberi tahu dapur bahwa aku sedang digunakan di tempat lain dan mulai menyeret ku ke belakangnya.

Aku sudah mengira Jimin akan menghentikan kegilaan ini ketika dia melihat kami tapi ternyata tidak. Dia tampak bingung seperti yang ku rasakan, tetapi dia tidak menghentikan ini.

Aku melihat ke bawah pada gaun perak pendek, lengket, yang sekarang kupakai. Bagian belakangnya tidak ada dan garis lehernya turun rendah di depan. Aku merasa telanjang. Dalam lebih dari satu cara.

“Mereka tidak akan sering melihatmu. Mereka terlalu sibuk dengan kawanan elitis kecil mereka. Kau hanya bernyanyi agar mereka memiliki musik dan bisa menari jika mereka mau,” Kang-ssi memberitahu ku saat dia mendorong ku menaiki tangga menuju anggota band yang skeptis. 

Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku menyalahkan mereka.

"Kau penggantinya?" salah satu bertanya dengan desisan kesal dalam suaranya.

"Setidaknya mereka akan melihat tubuhnya dan tidak akan mendengar seberapa buruk suaranya," gerutu lainnya dan menarik tali gitar di atas kepalanya.

“Apa yang bisa kau nyanyikan?” seorang pria yang lebih dewasa bertanya.

Aku tidak ingin berada di sini. Aku tidak meminta ini. Aku bertemu dengan setiap tatapan marah dan kesal mereka dengan tatapan ku sendiri. Aku telah mendengar mereka sebelumnya. Mereka tidak sebagus itu. 

Menurut mereka, siapa yang mereka perlakukan seperti aku di sini untuk mengacaukan hidup mereka dengan sengaja? 

Jika penyanyi utama mereka memperhatikan alerginya, ini tidak akan terjadi.

Aku berjalan melewati mereka masing-masing sebelum berbalik untuk melihat orang yang dengan merendahkan bertanya kepada ku apa yang bisa ku nyanyikan. 

"Aku bisa menyanyikan apa pun yang kau lemparkan padaku," jawabku lalu berjalan ke atas panggung seperti diva yang bukan aku.

Lagu Lee Hi 'Breathe' mulai dimainkan dan aku lega karena aku tahu kata-katanya dan mual karena popularitas lagu itu menarik perhatian para tamu. Aku berharap untuk diabaikan.

Aku bergabung dengan piano dengan lirik melankolis pertama.

Alih-alih melihat ke ballroom, aku malah mengunci mata dengan pemain piano di grup. Persetujuan di matanya bersinar dengan kegembiraan dan kelegaan saat aku menyanyikan setiap baris.

Sama seperti saat aku tumbuh di kamar, aku memblokir semua hal lain di sekitar dan aku tersesat dalam lirik dan musik. Inilah cara ku mengatasi kegilaan hidup. Aku menggunakannya sekarang untuk menghadapi kenyataan hidupku.

Kami pindah ke 'fine' oleh Taeyeon. Itu mendapat ruang untuk membangunkan beberapa dengan lagu yang menyenangkan.

Sejauh ini aku berhasil tidak melakukan kontak mata dengan Jimin meskipun aku tahu persis di mana dia berdiri. Aku bisa merasakan matanya tertuju padaku.

Twisted PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang