Jimin.
Giliran makan siang telah berakhir sepuluh menit lalu. Aku belum terlambat.
Aku memarkir mobil dan menuju ke dalam. Aku tidak bertemu Yeorin dalam dua belas jam dan itu terlalu lama.
Aku tidak menjadwalkan dia untuk dua shift lagi. Tidak peduli seberapa keras dia memohon. Aku mendorong pintu dapur dan semua orang membeku.
Biasanya pintu masuk ku tidak mendapat banyak perhatian. Mereka terbiasa dengan aku berjalan masuk dan keluar. Hyunseok sudah keluar. Dia memelototiku dan memiringkan pinggulnya ke samping.
“Kau barusan muncul karena khawatir tentang kurangnya bantuan yang kami miliki di sekitar sini? Pergilah dan cari bantuan terbaik yang pernah ku dapatkan sejak Eunbi bekerja di sini. Maka tidak ada penjelasan untuk mu."
Mencari bantuannya?
Bantuan apa?
"Apa yang kau bicarakan?" Aku bertanya mencari-cari Yeorin.
Mungkin dia bisa menjelaskan kemarahan ratu drama.
“Aku tidak tahu Jimin. Mungkin fakta polisi muncul dan menangkap Yeorin untuk menakut-nakuti dia dan kau tidak melakukan apa-apa. Kau membiarkan mereka membawanya dan kau tidak khawatir tentang fakta bahwa dia dijadwalkan untuk bekerja dua shift hari ini.”
Aku meraih hal pertama yang bisa ku raih yaitu bagian depan kemeja Hyunseok.
“Apa katamu tentang Yeorin dan polisi? Berhenti mengoceh dan jelaskan," aku meraung.
Darah mengalir deras ke kepalaku dan berdebar-debar di pelipisku. Aku tahu ada yang tidak beres, tapi tidak ada yang dikatakan Hyunseok yang masuk akal.
“Polisi datang dan menangkap Yeorin tepat setelah dia tiba di sini pagi ini. Kau tidak tahu? Mereka mengatakan Ryu-ssi ingin dia diantar keluar dari gedung sebelum mereka memborgolnya.”
Aku melepaskan kemeja Hyunseok dan dia tersandung ke belakang. Keparat pengontrol egois telah menangkap Yeorin-ku. Dia ketakutan. Dia akan membutuhkanku dan aku tidak ada di sana.
"Brengsek," aku meraung dan menyerbu keluar dapur dan mulai berlari. Aku harus menemukannya.
"Kim Jongin yang menangkapnya," seru Hyunseok di belakangku.
Aku akan mengejarnya dulu. Aku pergi ke kantor polisi dengan Jongin dan itu bukan pertama kalinya aku mengalahkannya. Namun itu akan menjadi pertama kalinya aku dituduh menyerang seorang petugas.
"Jika kau mendengar sesuatu, hubungi aku," jawab ku dan membuka pintu untuk pergi ke kantor polisi dan polisi keledai di kota ini yang bisa dibeli.
Aku akan pergi menemui ayahku yang terakhir. Dia tidak akan mudah diancam.
Aku tidak check-in di meja depan ketika aku sampai di kantor polisi.
"Anda harus memeriksanya di rumah Tuan Ryu," seru petugas di resepsionis saat aku berjalan melewatinya tanpa sepatah kata pun.
Deputy Sheriff Kim Jongin berada di kantornya ketika aku mencapainya dan aku masuk tanpa mengetuk dan membanting pintu hingga tertutup di belakang ku.
Aku menguncinya kalau-kalau aku perlu waktu untuk membunuhnya. Aku berpaling untuk memelototi pria yang kukenal telah dibayar untuk melakukan perintah ayahku.
"Lebih baik kau mulai bicara padamu bajingan, atau hal terakhir yang ku lakukan sebelum mereka mengurungku adalah meledakkan kepalamu," aku menggeram.
Jongin melompat dari mejanya, matanya berputar-putar karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Perfection
Romance(completed) Kehidupan di luar rumahnya adalah pengalaman baru bagi Kim Yeorin. Rahasia gelap masa lalunya bukanlah sesuatu yang ingin dia bagi dengan siapa pun. Mereka tidak akan pernah mengerti. Tidak ada yang akan pernah cukup dekat untuk mencar...