Yeorin.
"Ssst, bayi kecil, jangan bicara sepatah kata pun, eomma akan membelikanmu burung tiruan." Suara Eomma terdengar nyaring dan tidak tepat saat aku berdiri di luar pintu kamar tidurnya dan mengintip ke dalam.
Dia berada di kursi goyang di kamarnya dengan boneka bayi yang tidak boleh ku sentuh yang dibungkus erat dengan selimut. Dia bernyanyi untuk boneka bayi saat dia sedih.
"Ya, dia anak yang baik, tidurlah untuk eomma. Dia tidur seperti yang seharusnya." Dia membujuk boneka itu dan menyentuh wajah plastiknya dengan lembut, seolah itu asli.
Untuk waktu yang lama ku pikir boneka bayi itu nyata. Tapi itu tidak pernah menimbulkan suara apapun dan dia meninggalkannya terlupakan di tempat tidurnya di kamarnya selama berhari-hari. Akhirnya aku menyadari itu hanya boneka bayi.
Kemudian aku membuat kesalahan dengan mengambil dan mengayunkannya juga. Eomma sangat kesal dengan ku. Aku telah tiga hari tanpa makanan, terkunci di kamar ku.
"Bayi kecil yang manis, eomma senang. Aku akan membelikanmu mainan baru." Dia menyanyikan kata-kata yang dibuat-buat.
Dia selalu mengarang kata-kata untuk lagu ini. Aku tidak yakin apakah dia tidak tahu kata-kata yang sebenarnya atau apakah dia hanya suka menyanyi tentang apa yang dia lakukan.
Kemudian dia melempar boneka bayi itu ke seberang ruangan dan berteriak, "Anak iblis!" berulang kali saat dia menginjak kakinya.
Aku berlari kembali ke kamarku secepat mungkin dan berdoa agar dia tidak mengejarku.
"Yeorin?" Suara Jimin masuk ke dalam mimpiku dan mataku terbuka.
Aku melihat ke wajah khawatirnya.
"Kau baik-baik saja? Kau terengah-engah."
Itu saja?
Aku tersenyum.
Aku baik-baik saja. Aku bisa hidup dengan kenangan. Jika teror tidak datang bersama mereka.
"Aku baik-baik saja," aku meyakinkannya, dan berpelukan di sisinya. "Itu hanya mimpi, kenangan."
Jimin mengusap jari-jarinya ke atas dan ke bawah lenganku.
"Apakah kau ingin membicarakannya? Mungkin jika kau memberitahuku, kau akan berhenti memimpikannya sama sekali."
Aku mulai mengatakan tidak dan berhenti. Aku telah mengatakan kepada siapa pun tidak selama bertahun-tahun karena hal itu mengirim ku ke dalam kegelapan ketika aku membiarkan diriku memikirkannya. Tapi aku lebih baik sekarang. Bagaimana jika aku memberitahunya mimpiku. . . bagaimana jika itu benar-benar bisa membantu?
"Oke," kataku, tidak menatapnya.
Aku terus menatap dadanya. Aku tidak takut dengan kenangan itu sekarang. Aku hanya tidak yakin bagaimana aku akan membuka diriku sepenuhnya padanya. Itu akan membuat ku merasa lebih rentan daripada yang pernah ku rasakan. Dia akan tahu kengerian ku. Tidak ada yang benar-benar mengenal mereka.
Sudah waktunya.
Jimin mengencangkan cengkeramannya pada ku dan aku fokus pada kehangatan lengannya. Aku aman. Memberitahu dia aman.
"Dia sedang mengayunkan boneka bayi. Dia selalu mengayunkan boneka bayi ketika dia berada di salah satu masa kelamnya. Dia bernyanyi untuk boneka itu dan mengarang kata-kata untuk lagu pengantar tidur. Aku tahu, bahkan pada usia lima tahun, bahwa dia bernyanyi dengan plastik boneka salah. Ada yang salah. Jadi, aku akan mengawasinya. Dia tidak pernah mengguncang ku. Melihat boneka itu membuatku bingung. Mengapa dia mengayunkan boneka bayi plastik? Bayi itu laki-laki. Dia tidak pernah menyebutnya dengan nama. Hanya 'bayi manis' dan 'bayi laki-laki.' Itu juga aneh, karena anak laki-laki yang mereka adopsi sebelum aku tidak pernah menjadi bayi ketika mereka melahirkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Perfection
Romance(completed) Kehidupan di luar rumahnya adalah pengalaman baru bagi Kim Yeorin. Rahasia gelap masa lalunya bukanlah sesuatu yang ingin dia bagi dengan siapa pun. Mereka tidak akan pernah mengerti. Tidak ada yang akan pernah cukup dekat untuk mencar...