[ Chapter 2 ]

3.9K 344 12
                                    

POV

Sekarang, ruangan CCTV sedang dalam kendali Off Jumpol dan Tay Tawan, kedua kakak beradik ini sedang mengeledah semua CCTV yang menunjukkan keberadaan anak nya saat ini. Anak tersebut telah hilang dalam sekejap oleh adik nya sendiri. Sungguh seharusnya ia tidak menitipkan anak nya kepada Tay yang sangat ceroboh dan bodoh ini.

"Tay, aku akan mengeluarkanmu dari kampus ini jika sampai anakku hilang," geretak Off dengan wajah yang tidak sedikitpun menoleh dari layar TV yang menunjukkan letak setiap CCTV.

Tay hanya meringis mendengar ucapan dari Off. Dia bisa-bisa akan diusir ke Inggris oleh ayahnya jika sampai diusir dari kampus yang telah didirikan oleh Off ini.

"Peng, tenanglah. Aku yakin Chimon akan baik-baik saja," Off langsung berdiri saat menemukan tiga orang remaja laki-laki yang membawa anaknya ke dalam klub melukis, dengan anaknya yang digendong oleh remaja pendek berbaju besar itu.

Off pun tanpa basa-basi langsung keluar dari ruangan CCTV, mengabaikan Tay. Off pun berjalan dengan cepat. Tay yang melihat Off keluar dengan terburu-buru dari ruangan CCTV itu pun mengekorinya dari belakang. Tidak tahu menuju ke mana, dia hanya mengikuti gerakan Off saat ini.

"Peng, peng, kau mau ke mana?" ucap Tay sambil mengejar ketertinggalan jarak antara dia dan Off.

Tay hanya merapalkan doa semoga Chimon dapat ditemukan dan dirinya selamat dari bahaya yang menakutkan.

"Diam, Tay. Jika tidak, jangan mengikuti aku," Tay kini mengunci mulutnya, diam sesuai perintah Off.

Meskipun sejak tadi banyak mahasiswa yang memberi salam pada Off, sepertinya pikirannya hanya tertuju pada anaknya hingga tak satupun dari mereka yang ia sapa kembali.

•••

"Hey, Krist, kenapa banyak sekali susu di sini? Aku bingung anak itu harus minum yang mana?" tanya New. Dia bingung dengan susu mana yang harus diambil, karena di sini bukan hanya satu merek, tapi banyak. Lagi pula, mengapa setiap bulannya susu bayi berbeda?

Krist mencari dengan pandangannya ke setiap penjuru, mencari orang yang bisa membantu mereka memilih susu yang tepat untuk bayi itu. Dan, pas sekali, ternyata ada seorang ibu dengan anak yang tertidur di dalam troli.

"Hmm, permisi. Boleh kami meminta bantuan Anda sebentar?" ucap Krist pada ibu itu.

"Tentu, apa yang bisa dibantu?" tanya ibu tersebut dengan ramah. New tersenyum, bangga memiliki sahabat dengan otak yang bisa diandalkan dalam situasi seperti ini. Bukan hanya cerdas dalam sex saja, ternyata.

"Ah, ini kita sedang mencari susu untuk bayi yang masih kecil, tapi kita bingung dengan semua susu yang ada di sini," ucap Krist. Ibu tadi pun langsung memilih susu yang pas.

"Anak kalian umur berapa, kira-kira?" mata New dan Krist membulat. Hey, kenapa ini jadi seperti mereka yang baru saja memiliki anak? Apakah ibu ini tidak melihat bagian mana dari mereka yang terlihat seperti seorang pasangan?

Mereka menggeleng bersamaan dengan senyum yang sedikit kikuk untuk dilihat.

"Bukan kami, tapi untuk anak teman kami yang baru saja melahirkan," kini New yang berbicara agar ibu itu tidak salah paham pada mereka berdua.

Namun, kenapa ibu itu hanya senyum-senyum melihat mereka berdua, seolah-olah mereka adalah sesuatu yang sangat menarik dan lucu? New dan Krist pun saling melirik. Ini menyeramkan sekali.

"Ahh, kalian tidak usah malu seperti itu. Aku adalah seorang fujoshi rahasia. Kalian aman di tangan ku. Cepat beritahu berapa umur anak kalian," sekuat apapun mereka berdebat, pendapat ibu ini tidak akan berubah dalam sekejap. Jadi, mari kita mainkan saja alurnya.

"Anak kami mungkin baru beberapa bulan karena dia masih sangat imut dan kecil."

"Kyaaaaa, kalian memang pasangan kan?" Mereka langsung panik saat ibu-ibu ini berteriak begitu kencang. Hilang sudah wajah mereka sekarang.

New dan Krist hanya menundukkan kepalanya. Mereka merasa ini sangat memalukan, apalagi dengan tatapan aneh dari mata orang-orang seakan menelanjangi tubuh mereka.

"Jadi, susu yang mana yang dapat kita beli?" lirih New, agar tidak terlalu terdengar oleh yang lain.

"Oh, yang ini. Kalian bisa beli susu ini, dan jangan lupa beli botolnya untuk susunya. Jangan terlalu panas untuk bayi yang masih kecil. Berikan susu dengan suhu hangat. Semoga bayi kalian sehat ya. Baiklah, aku akan pergi. Anakku sudah tertidur lelap." Krist dan New memberi salam dan berterima kasih, lalu cepat mengambil apa saja yang mereka butuhkan dan membayarnya. Kemudian, mereka pergi dari sana.
•••

My Dear LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang