POV
Sudah beberapa hari ini off selalu menghindar dari gun dia tidak bisa terlalu dekat dengan gun karna jika dia berada di dekat gun rasa bersalah nya akan semakin besar pada gun dia tidak kuat saat melihat gun meneteskan air mata nya apalagi secara diam diam tanpa sepengetahuan nya
Off kini mengusak rambutnya memejamkan kedua matanya lalu dia menyandarkan punggungnya pada kursi kerja nya
"Ada apa dengan mu kawan,kau terlihat seperti orang yang sedang prustasi."ucap arm yang baru saja masuk kedalam ruangan off dan melihat sahabatnya ini dengan keadaan kusut
Arm pun memberikan secangkir coffe kepada off siapa tau bisa membuat nya lebih rileks dan tenang setelah meminum nya
"Terimakasih arm, bagaimana apakah sudah kau membereskan pekerjaan mu?."tanya off, kemudian arm duduk di hadapan off dan memberikan laptop nya pada off dia membukakan nya dan menunjukkan hasil kerja nya
Off mulai melihat dan meneliti nya dia tidak ingin sampai ada kesalahan sekecil apapun dalam pengerjaan nya,dia juga tidak main main dari itu off menugaskan arm untuk masalah ini,arm adalah sahabat dan sekaligus kepercayaan nya dalam bekerja
"Kerja bagus ini sudah hampir selesai, terimakasih kau dan Alice bisa menanganinya dengan cepat."arm menepuk bahu off memberikan semangat kepada nya
"Tidak perlu berterimakasih aku dan Alice akan senang jika dapat membantu mu."off tersenyum lalu mereka berdua mengobrol beberapa yang harus di urus sedikit lagi
Tapi tiba tiba pintu terbuka membuat off dan arm menengok dari pintu menampilkan tay yang tersenyum cerah lalu berjalan menuju meja off,off lupa jika dia juga memanggil tay ke ruangannya
"Hallo peng,p'arm tay Tawan sudah datang dengan senyuman yang semanis gula."ucap tay dengan PD nya di hadapan off dan arm sipat berlebihan milik tay tidak bisa hilang dengan bertambahnya umur biarlah adiknya memang berbeda dari yang lain
"Duduklah jangan terus memamerkan senyuman mu itu,tidak akan laku pada kami berdua."ucap off, membuat tay menatap nya sinis off memang tidak bisa sedikit saja memujinya dengan kata kata manis
Tay langsung menarik kursi yang berada di samping arm lalu dia duduk dengan tenang menaruh laptopnya di atas meja off
Tapi Handphone arm tiba tiba berbunyi dia mendapatkan notifikasi dari Alice untuk segera menemui nya Alice tidak bisa datang bersama arm karna dia masih mengurusi beberapa masalah kecil
"Off,tay aku sepertinya tidak bisa berlama-lama disini aku akan menemui Alice utuk pengaturan beberapa urusan."ucap arm dia bangkit dari duduk nya
"Ah baiklah hati hati berikan ucapan terimakasih ku untuk Alice juga."ucap off dia juga ikut bangkit dari duduk nya lalu mereka berpelukan sebelum arm pergi
"Sampai jumpa p'arm."arm mengacungkan jempolnya pada tay lalu dia berjalan menuju keluar ruangan off
"Tay kau sudah menyiapkan penerbangan nya bukan aku tidak mau jika ada pengunduran waktu jam terbang nya."
"Sudah semua,sudah ku siapkan aku menyiapkan penerbangan paling cepat dengan pesawat pribadi milik mu,tapi kenapa tidak memakai mobil saja peng itu juga tidak memakan waktu."ucap tay, sebenarnya bisa jika off menggunakan mobil tapi itu akan sangat tidak nyaman untuk digunakan
Off menyarankan tay menggunakan pesawat pribadi nya jadi dia akan lebih mudah dan nyaman untuk di pakai dari pada menggunakan mobil ,dan tujuan nya menyuruh tay menyiapkan pesawat karna akan lebih tertutup sehingga lebih aman
"Tidak itu sudah keputusan ku dan tay bisakah kau menyuruh new atau setidaknya Krist untuk menemani gun."
"Apakah kau masih menghindari nya peng?."off menganggukan kepalanya,dia juga binggung harus bagaimana sekarang dan tidak mungkin off mengakhiri nya juga
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Lecturer
Fanfiction[ Completed ] [ B×B ] [ 21+++ ] Gun Atthapan Punsawat, seorang mahasiswa semester 2, tanpa sengaja terlibat dalam kehidupan seorang bayi yang dititipkan padanya oleh seorang mahasiswa asing yang tak dikenal. Dalam perjalanan merawat bayi tersebut, G...