[ Chapter 11 ]

3.5K 239 7
                                    

POV

Suara bising sangat terdengar di pagi hari, hingga membuat Gun terbangun dari tidurnya. Angin pagi masuk langsung lewat pintu balkon, menyentuh kulitnya yang sama sekali tidak nyaman.

"Ahkkkk shtttt, pinggang dan bokongku kenapa sakit," ringgis Gun yang merasakan pinggang dan bokongnya sangat sakit untuk duduk. Akhirnya, dia menidurkan dirinya lagi. Namun, Gun merasa angin sangat terasa di kulitnya, hingga dia menyadari bahwa dia tidak memakai sehelai baju pun di tubuhnya.

Gun langsung melihat ke samping saat merasa tangan seseorang melingkar di pinggang polosnya. Muka Gun tiba-tiba langsung memanas saat mengingat apa yang mereka lakukan semalam.

"Kau sudah bangun, Gun?" tanya Off dengan suara berat khas orang bangun tidur. Tapi Off malah memeluk Gun kembali dalam dekapannya.

Gun ingin meronta, tapi seluruh tubuhnya terasa remuk saat ini. Mungkin karena ini adalah pengalaman pertamanya melakukan hal seperti ini. Dan terdengar lagi suara bising dari luar kamar. Gun samar-samar mendengar suara Chimon menangis.

"P'Off, bangun. Tolong cek di luar ada apa dengan Chimon. Sepertinya aku mendengar Chimon menangis. Aku takut dia pup di pagi hari lagi," ucap Gun sambil menepuk-nepuk dada Off agar dia cepat bangun. Gun merasa di luar seperti ramai sekali.

Off mengeliat lalu sedikit demi sedikit membuka matanya. Langsung terdapat wajah Gun saat dia bangun. Dia tersenyum saat melihat leher dan dada Gun dipenuhi dengan kiss mark yang dibuat semalam, ditambah bibir merah yang kini membengkak karena perbuatannya.

Gun yang melihat Off hanya senyum-senyum, menatap dirinya. Lalu mendorong wajah Off menjauh dari dirinya.

"Heyyy, kenapa kau mendorong wajah tampanku?" dia langsung menindih tubuh Gun, lalu mengecup seluruh wajah Gun tanpa ampun. Gun terkekeh karena geli dengan ciuman bertubi-tubi yang diberikan oleh Off. Badannya.

Tapi pendengaran Off sekarang mendengar gaduh dari luar kamarnya. Off melirik Gun, menaikkan alisnya.

"Dari itu, aku menyuruhmu untuk mengeceknya ke luar, Phi. Kau tahu tubuhku remuk, pinggang dan bokongku sakit, dan lihat sekarang kau menindih tubuhku. Sangat kejam," Off tersenyum tanpa dosa, lalu dia mengucup bibir Gun sekilas. Dia pun turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya.

"Tunggu di sini sebentar. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu. Setelah itu, aku akan mengecek keluar," Off langsung masuk ke kamar mandi dan menyiapkan semua kebutuhan mandi untuk Gun.

"Ayo, kekasihku. Air hangat sudah siap," ucap Off, yang mendapat lemparan bantal dari Gun. Sungguh, Off terlihat aneh.

Off menyibak selimut yang menutupi tubuh Gun, lalu mengangkat Gun menuju ke kamar mandi. Gun meronta karena selimut yang menutupi tubuhnya. Off singkirkan.

"P'Off, aku malu. Kenapa kau lepaskan selimut nyaaaaa," ronta Gun. Off hanya terkekeh.

"Aku akan melihat keluar dulu. Jika kau butuh bantuan, teriak saja. Bila terdengar, itupun hehehe," Gun melempar Off dengan air yang ada di bathtubnya. Off memilih kabur dan mengecek keluar.

Dia pun turun, namun Off melihat Tay yang sudah mengendong Chimon, dan Mook yang berusaha ingin mengambil Chimon dari gendongan Tay. Off buru-buru turun dari tangga, menghampiri mereka.

Oe......Oe.......Oe.......Oe....

"Apa yang terjadi? Kenapa Chimon menangis? Tay, berikan Chimon padaku, dan kalian jelaskan apa yang sampai membuat anakku menangis," Tay dengan cepat menyerahkan Chimon pada Off. Sekarang mereka harus menjelaskan apa yang terjadi.

"Tadinya aku mau meminta sarapan, jadi aku datang ke rumahmu, Peng. Tapi saat aku datang, dia sudah mengendong keponakanku, dan dia terus menangis di gendongannya, dengan Mook yang terus membentak Chimon. Jelas aku tidak mau Chimon menangis terus menerus, tapi dia tidak mau menyerahkannya, dan sampai pada akhirnya aku mendapatkan Chimon, tapi dia terus mengejarku," ucap Tay panjang lebar dengan emosi di wajahnya yang tergambar jelas.

My Dear LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang