POV
"Maaf tadi saya menggendongmu secara tiba-tiba, Gun," ucap Off yang baru saja menurunkan Gun dari gendongannya.
Sekarang mereka berdua berdiri di dalam kamar Off, saling menatap tanpa tahu harus mengeluarkan kata apa dari mulut mereka agar tidak terlihat canggung.
Gun menatap Off. Mungkin dia tidak masalah dengan ciuman tadi, tapi jantungnya berdetak begitu cepat sekarang. Bahkan dia tidak tahu bagaimana cara membuatnya berhenti berdetak kencang.
"A-h, itu tidak masalah, Khun Off," ucap Gun. Matanya berusaha menghindari tatapan Off, dan bicaranya sedikit tergagap. Sulit untuk menyembunyikan rona merah dan detak jantungnya yang cepat ini.
"Aww, sepertinya kau harus merubah sebutan itu, karena terlalu formal saat didengar," ucap Off sambil berjalan menuju lemari. Sepertinya dia mengambil pakaian untuk mandi."Kau bilang itu terlalu formal, sedangkan kau berbicara dengan bahasa yang formal padaku. Apa itu adil?" Off menyembulkan kepalanya dari balik lemari, terkekeh mendengar ucapan Gun yang terdengar seperti merajuk.
Off bangun dengan memegang pakaian dan celana pendek di kedua tangannya, lalu berjalan ke arah Gun.
"Baiklah, mari kita ubah cara berbicara kita seperti yang kau mau. Menginaplah di sini, ini pakaianmu. Aku akan membersihkan tubuhku sebelum tidur." Gun menerimanya, bahkan dia belum mengiyakannya, tapi kenapa dia sudah memberikan pakaiannya pada dirinya.
Setelah memberikannya, Off pun langsung masuk ke kamar mandinya. Gun menyimpan bajunya di kasur Off, lalu dia berjalan keluar menuju lantai bawah. Dia lupa tidak membawa tasnya di ruang tamu tadi.Setelah dia mengambil tasnya, dia pun ingin beranjak kembali ke kamar Off. Tapi tiba-tiba Mook muncul dari dapur. Sepertinya dia habis membuat kopi karena dia memegang cangkir di tangannya.
"Oh, halo, bitch. Uhh, apakah kau ingin menjadi pembantu di rumah ini? Karena kulihat dirimu hanya mengasuh Chimon, lalu setelah itu pergi. Dan ingat, sebagai pembantu, kau harus tahu batasan dan tempatmu. Jangan berani-beraninya kau menyentuh suamiku," ucap Mook. Dia mencengkram pipi Gun, namun Gun masih diam mendengarkan ocehan Mook.
Dan tiba-tiba, kopi yang ada di tangannya dia siram ke arah Gun dengan cepat. Saat Gun melihatnya, dia menggeserkan tubuhnya. Namun, sayangnya, pundaknya terkena kopi panas itu. Gun sedikit meringis.Mook tersenyum puas, walaupun dia tidak bisa mengenai wajah Gun, namun dia senang karena membuat pundaknya tersiram kopi panas.
"Aku hanya menghargaimu sebagai wanita di sini. Bahkan, aku mencoba untuk mengabaikan kata-kata kotormu. Tapi ingatlah bahwa dirimu juga seorang jalang yang tidur dengan sembarang pria," bisik Gun pada akhir kalimatnya. Lalu, dia segera naik ke atas.
Sedangkan Mook mengeratkan genggamannya pada gelas, lalu dia membantingnya ke lantai. Gun menghiraukan Mook dan tidak peduli seberapa marah Mook padanya. Gun masih menghormati seorang wanita untuk tidak menampar atau memukulnya.
Namun, sepertinya dengan kata-kata Gun tadi, Mook bisa merenungkan dirinya sendiri. Bahkan, jika Gun ingin menyombongkan dirinya, mungkin dia akan lebih baik dari segala apa yang pernah dia lakukan untuk Chimon dan Off.Saat pintu terbuka, dan pas sekali Off baru saja keluar dari kamar mandinya. Lalu, Gun menyimpan tasnya, mengambil beberapa peralatan di dalamnya. Dia pun mengambil pakaiannya, lalu bergegas pergi ke kamar mandi.
Setelah Gun selesai mandi, dia meletakkan handuk di kepalanya. Lalu, dia mengambil handphone. Dia lupa belum memberi tahu Singto bahwa dia menginap di rumah Off.
"Gun, biar kukeringkan rambutmu. Duduklah di depanku, jika tidak, kau akan sakit nantinya," ucap Off yang sedang duduk di sofa balkon dengan laptop di pangkuannya. Dia tidak sengaja melihat Gun berdiri dengan handuk di kepala, sedangkan dia sibuk dengan handphonenya.
"Apakah itu tidak dikenai biaya?" tanya Gun sambil berjalan mendekat ke arah Off. Lalu, dia duduk membelakangi Off.
"Tentu tidak. Anggaplah aku berbaik hati padamu," ucap Off, terkekeh. Lalu, dia mulai mengeringkan rambut basah milik Gun. Sedangkan Gun sekarang sibuk menelepon dengan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Lecturer
Fanfiction[ Completed ] [ B×B ] [ 21+++ ] Gun Atthapan Punsawat, seorang mahasiswa semester 2, tanpa sengaja terlibat dalam kehidupan seorang bayi yang dititipkan padanya oleh seorang mahasiswa asing yang tak dikenal. Dalam perjalanan merawat bayi tersebut, G...